PERBANDINGAN ANTARA KLASIFIKASI MARSHALL DAN ROTTERDAM TERHADAP GLASGOW OUTCOME SCALE PASIEN DENGAN CEDERA OTAK TRAUMATIK DI DEPARTEMEN BEDAH SARAF RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE TAHUN 2
No Thumbnail Available
Date
2024-01-10
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Pendahuluan: Cedera otak traumatik (COT) masih merupakan masalah kesehatan
global terkait mortalitas dan morbiditasnya. Computed tomography (CT) Scan
kepala adalah pilihan utama dalam evaluasi cedera otak traumatik pada fase akut
serta menyediakan informasi diagnostik dan rencana intervensi operasinya.
Deskripsi pada CT scan dapat dideskripsikan berdasarkan klasifikasi Marshall dan
Rotterdam dengan keunggulan dan perbedaan masing-masing. Tujuan penelitian
ini adalah untuk membandingkan antara klasifikasi Marshall dan Rotterdam dalam
menggambarkan luaran dengan menilai Glasgow Outcome Scale pasien dengan
cedera otak traumatik pada akhir perawatan di Departemen Bedah Saraf Rumah
Sakit Hasan Sadikin, Bandung.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kohort retrospektif analisis yang
dilakukan antara Agustus 2021 hingga Agustus 2022 di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Hasan Sadikin, bandung. Data demografis dasar, GCS saat masuk,
Klasifikasi CT scan berdasarkan Marshall dan Rotterdam serta GOS (favorable
dan unfavorable) dianalisis. Analisis korelatif dinilai manggunakan uji korelasi
Rank Spearman. Sedangkan analisis komparatif menggunakan Mann Whitney.
Perbandingan akurasi menggunakan analisis receiver operating characteristic
(ROC). Analisis multivariat menggunakan regresi logistik biner
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cedera kepala traumatik lebih
sering terjadi pada laki-laki (85,34%) dengan usia rata-rata 34 ± 13 tahun.
Mayoritas dari sampel penelitian memiliki lesi campuran (49.14%) dengan lesi
terbanyak adalah perdarahan subarachnoid (37.93%), kemudian contusion
(29.31%), selanjutnya perdarahan epidural (28.45%), perdarahan intraserebral
traumatik (27.59%). Dengan Mortalitas Marshall I – VI (12.5%; 15%; 40%;
37.5%; 9,7%; 37.5%) dan Mortalitas Rotterdam 1 – 6 (0%; 5.6%; 12.8%; 16.7%;
50%; 66.7%). Marshall CT Classification tidak memiliki korelasi yang signifikan
terhadap GOS (r = -0.032; p = 0.732) dengan hasil ROC yang tidak dapat
digunakan sebagai prediktor (AUC = 0.526; sensitivity 50%; specificity 56.3%),
sedangkan Rotterdam CT score memiliki korelasi negatif signifikan yang lemah
terhadap nilai GOS (r = -0.389; p < 0.0001) dengan hasil ROC yang dapat
digunakan sebagai prediktor yang lemah (AUC = 0.681; sensitivity 88.9%;
specificity 61.2%). Dari analisis bivariat yang dilanjutkan analisis multivariat
didapatkan bahwa Rotterdam CT Score berhubungan signifikan sebesar 7.650
kali, sedangkan Marshall CT Classification tidak berhubungan secara signifikan
terhadap GOS.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan antara Marshall CT Classification dan
Rotterdam CT Score dalam menggambarkan luaran pasien cedera otak traumatik,
yang dapat terlihat dari korelasi signifikat dari Rotterdam CT score terhadap nilai
GOS.
Keywords: Marshall CT Classification, Rotterdam CT Score, Traumatic Brain
Injury, Glasgow Outcome Scale
Description
Keywords
Marshall CT Classification, Rotterdam CT Score, Traumatic Brain Injury