Pengaruh BAP dan IAA Terhadap Pertumbuhan Eksplan Meristem Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Media Gresshoff and Doy Secara In Vitro

Abstract

Kebutuhan benih bawang merah di Indonesia cukup tinggi, dapat di lihat dari data luas panen yang semakin meluas. Bawang merah umumnya diperbanyak secara konvensional menggunakan umbi. Perbanyakan secara konvensional memiliki kelemahan yaitu membutuhkan bahan tanam yang banyak. Tanaman hasil pembiakan konvensional cenderung rentan terhadap virus. Kultur meristem merupakan salah satu teknik kultur jaringan yang menggunakan jaringan meristematik sebagai eksplannya untuk mengeliminasi virus dari suatu tanaman. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Percobaan dilaksanakan pada bulan Juli hingga November 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 12 perlakuan dan 3 ulangan. Media yang digunakan adalah Gresshoff and Doy (GD) dengan penambahan BAP (0,0 mg L-1 ; 0,5 mg L-1 ; 1,0 mg L-1; 1,5 mg L-1) dan IAA (0,0 mg L-1; 1,0 mg L-1; 2,0 mg L-1). Hasil percobaan menunjukan bahwa konsentrasi BAP dan IAA tidak berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan eksplan meristem bawang merah secara in vitro, dan perlakuan terbaik 1,0 mg L-1 BAP + 2,0 mg L-1 IAA dapat merangsang pembentukan tunas dan daun lebih banyak, sedangkan perlakuan 0,5 mg L-1 BAP menghasilkan rata-rata tinggi tunas yang relatif tinggi

Description

Keywords

Bawang Merah, Eksplan Meristem, BAP

Citation