Pengaruh Ekstrak Bawang Merah sebagai Organic Priming terhadap Mutu Fisiologis Benih Kedelai (Glycine max L.) Kultivar Anjasmoro yang Mengalami Deteriorasi

Abstract

Benih kedelai merupakan benih yang memiliki kandungan protein tinggi sehingga longevitas benihnya menjadi singkat karena protein mudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan selama masa penyimpanan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi benih kedelai yang telah mengalami deteriorasi ketika ketersediaan benih terbatas adalah dengan cara invigorasi benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan organic priming terhadap mutu fisiologis benih kedelai kultivar Anjasmoro yang mengalami deteriorasi. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2022 di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan taraf konsentrasi organic priming yaitu konsentrasi 0% (A), 25% (B), 35% (C), dan 50% (D), dan empat ulangan. Setiap perlakuan dalam satu ulangan dibuat menjadi dua unit agar menghindari kehilangan data. Hasil data dianalisis menggunakan Uji Analisis Ragam pada taraf nyata 5% dan jika terdapat perbedaan yang signifikan maka analisis dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata pada karakter daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh dan tidak terdapat perbedaan pada karakter bobot kering kecambah normal. Perlakuan konsentrasi ekstrak bawang merah 35% dengan tekanan osmotik -0,08 MPa memberikan hasil mutu fisiologis benih terbaik dibandingkan ketiga perlakuan lainnya berdasarkan karakter indeks vigor (5,87), daya berkecambah (75,94%), kecepatan tumbuh (30,78%/etmal), dan keserempakan tumbuh (63,75%). Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak bawang merah dapat digunakan sebagai bahan invigorasi.

Description

Keywords

Ekstrak Bawang Merah, Kedelai, Mutu Fisiologis

Citation