Frekuensi Diagnosis Gangguan Sendi Temporomandibula pada Petinju

Abstract

Petinju berupaya memberikan pukulan tinju ke arah lawan dalam latihan maupun pertandingan termasuk area wajah. Petinju seringkali mendapat gaya mekanis yang berulang dari pukulan tinju lawan. Efek trauma dari gaya mekanis ini diserap oleh otot-otot wajah dan struktur sendi temporomandibula. Gaya mekanis yang diberikan terus menerus ini dapat menyebabkan gangguan sendi temporomandibula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi diagnosis gangguan sendi temporomandibula pada petinju. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada 30 petinju profesional maupun amatir yang aktif berlatih tinju dalam 1 tahun terakhir secara latih tanding. Pemeriksaan dan diagnosis gangguan sendi temporomandibula berdasarkan kategori pemeriksaan fisik dan algoritma DC-TMD Aksis I revisi 2014. Hasil penelitian ini pada 30 sampel petinju menunjukkan diagnosis gangguan sendi temporomandibula berdasarkan DC/TMD Aksis I yang ditemukan adalah mialgia (20%), mialgia lokal (16,6%), nyeri miofasial (3,3%), nyeri alih miofasial (3,3%), artralgia (13,3%), sakit kepala berhubungan dengan gangguan sendi temporomandibula (26,6%), pergeseran diskus dengan reduksi (36,7%), pergeseran diskus tanpa reduksi dengan keterbatasan buka mulut (3,33%), pergeseran diskus tanpa reduksi tanpa keterbatasan buka mulut (10%), dan penyakit degeneratif sendi (23,3%). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mendiagnosa gangguan sendi temporomandibula berdasarkan DC/TMD Aksis I, dapat disimpulkan bahwa 83,3% petinju di dalam penelitian ini mengalami gangguan sendi temporomandibula dengan frekuensi diagnosis gangguan sendi temporomandibula pada petinju yang paling sering adalah pergeseran diskus dengan reduksi, diikuti dengan sakit kepala berhubungan dengan gangguan sendi temporomandibula dan penyakit degeneratif sendi.

Description

Keywords

Petinju, Tinju, Gangguan Sendi Temporomandibula

Citation