Karakteristik Impaksi Molar Ketiga Rahang Atas pada Populasi Kota Bandung

Abstract

Pendahuluan: Gigi molar ketiga (M3) adalah gigi yang paling sering mengalami impaksi karena paling terakhir erupsi sehingga seringkali tidak memperoleh tempat yang cukup untuk erupsi karena tertahan oleh gigi di depannya. Karakteristik impaksi gigi M3 dapat berbeda pada setiap orang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik impaksi M3 rahang atas berdasarkan usia, jenis kelamin, klasifikasi, tindakan, dan anestesi pada populasi Kota Bandung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan data sekunder berupa rekam medis, dan radiografi panoramik di RSGM Unpad menggunakan teknik purposive sampling. Penentuan karakteristik impaksi menggunakan klasifikasi berdasarkan Archer, Shiller, Jung dan Cho serta Killy dan Kay yang dianalisis melalui software ImageJ secara interobserver, dan intraobserver. Hasil diuji menggunakan metode perhitungan Kappa untuk reliabilitas data. Hasil: Terdapat 134 gigi impaksi dari 102 pasien kasus impaksi dengan 67 (66,34%) perempuan. Kasus impaksi gigi paling banyak terjadi pada kelompok usia 17-25 tahun (60,4%). Impaksi Kelas B, 82 kasus (60,9%); distoangular, 76 kasus (56,72%); hubungan dengan sinus maksilaris Kelas 3, 70 kasus (52,24%); dan jumlah akar satu fusi, 87 kasus (64,93%) adalah kasus impaksi yang paling banyak ditemukan. Mayoritas tindakan dilakukan melalui odontektomi 89 kasus (87,25%) dan menggunakan anestesi lokal 65 (63,73%). Simpulan: Penelitian mengenai karakteristik M3 rahang atas, baik dalam hal posisi, angulasi, dan kaitannya dengan usia serta jenis kelamin, diperlukan dalam menegakkan diagnosis sehingga rencana perawatan dan tatalaksana yang dilakukan oleh klinisi menjadi lebih tepat dan aman. Radiografi panoramik masih dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi dan diagnosis dalam menyusun rencana perawatan walaupun memiliki keterbatasan.

Description

Keywords

Karakteristik impaksi gigi, Molar ketiga rahang atas, Klasifikasi

Citation