PERANCANGAN STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH) MELALUI PENDEKATAN LANDSCAPE CONTEXTUALISM DI KABUPATEN INDRAMAYU

Abstract

Bencana dan kerusakan lingkungan yang terjadi secara global saat ini menjadi perhatian penting. Menurunnya kualitas lingkungan menyebabkan kita berfikir dan menghubungkan kejadian tersebut dengan proses pendidikan selama ini. Sedangkan pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk membagun masyarakat peduli lingkungan serta menerapkan prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan. Kurikulum merupakan salah satu perangkat pembelajaran dan bersifat dinamis, harus terus berkembang, dan wajib mengikuti perubahan – perubahan yang terjadi di lingkungan. Guna mendukung perkembangan kurikulum pendidikan lingkungan hidup mewujudkan lingkungan berkelanjutan, kurikulum harus bersinergi antara teori dan kehidupan nyata (contextualism). Penelitian ini memiliki tujuan, 1. Mengidentifikasi keadaan landscape contextualism Kabupaten Indramayu untuk memberikan input pada perancangan kurikulum pendidikan lingkungan hidup, 2. Menganalisis kurikulum pendidikan tingkat SMA yang terintegrasi materi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), dan 3. Merancang kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) pada tingkat SMA di Kabupaten Indramayu, terutama pada mata pelajaran yang terintegrasi materi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), berdasarkan pendekatan Landscape contextualism. Guna mendukung tujuan penelitian, maka pendekatan penelitian menggunakan metode mix method. Analisis kualitatif merupakan analisis deskriptif keadaan landscape contextualism Kabupaten Indramayu, menggunakan analisis kesenjangan (GAP Analisys) dan analisis SIG (Sistem Informasi Geografis). Analisis kuantitatif untuk memperkuat temuan masalah awal penelitian dengan menyebarkan angket pada peserta didik. Peneliti melakukan 7 tahapan penelitian yang dikelompokan menjadi 3 kelompok, yaitu proses (identifikasi dan pengumpulan data), analisis (pengolahan, analisis dan hasil) dan output (perancangan kurikulum dan simpulan penelitian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa landscape contextualism Kabupaten Indramayu memiliki keanekaragaman baik di pesisir maupun di daratanannya. Selanjutnya, analisis GAP antara landscape contextualism Kabupaten Indramayu dan materi pelajaran yang terintegrasi materi lingkungan, belum menunjukkan konteks kewilayahan dan mengarahkan pada materi-materi yang memberikan pemahaman mendalam dalam pengelolaan lingkungan. Sehingga simpulan hasil penelitian, 1. Landscape contextualism Kabupaten Indramayu terbagi menjadi daratan dan lautan (pesisir) dengan sistem aktivitas khas pesisir, 2. Mata pelajaran yang memiliki materi terintegrasi lingkungan, yaitu mata pelajaran biologi, fisika, kimia, geografi dan kewirausahan. 3. Perancangan kurikulum dibagi menjadi 2 (dua), 1. memberikan arahan pembelajaran dengan topik-topik sesuai materi yang ada dalam kurikulum dan silabus tetapi ditambahkan materi sesuai landscape contextualism Kabupaten Indramayu (khas pesisir). Ke-2, memberikan arahan materi yang belum ada dan perlu ditambahkan dalam pembelajaran, hal-hal berkenaan dengan keadaan landscape contextualism Kabupaten Indramayu. Sehingga kedepannya materi yang tertuang didalam kurikulum, silabus dan perangkat pembelajaran lainnya dapat dirancang dan dikembangkan sesuai hasil penelitian, yaitu menggunakan pendekatan landscape contextualism kawasan pesisir, guna mewujudkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap lingkungan, serta keberkelanjutan

Description

Keywords

Pendidikan Lingkungan Hidup, Kurikulum, Landscape

Citation