Jurnalisme Pengecekan Fakta dalam Media Daring pada Masa Awal Pandemi Covid-19
No Thumbnail Available
Date
2022-03-30
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
OCTAVIANUS BIMA ARCHA WIBOWO, 210610180060, 2022. Jurnalisme Pengecekan Fakta dalam Media Daring pada Masa Awal Pandemi Covid-19. Analisis Isi Kuantitatif Kanal Cek Fakta Media Daring Liputan6.com dan Tempo.co Periode 2 Maret—31 Mei 2020. Nunik Maharani, S.Sos., M.Comn&MediaSt. sebagai pembimbing utama dan Justito Adiprasetio, S.I.Kom., MA sebagai pembimbing pendamping. Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jurnalisme pengecekan fakta pada masa awal pandemi Covid-19 (periode 2 Maret—31 Mei 2020) dalam kanal Cek Fakta media daring Liputan6.com dan Tempo.co: tema, cakupan, tipologi disinformasi, format, dan media penyebaran. Penelitian ini berangkat dari konsep kekacauan informasi oleh Wardle dan Derakhshan (2018), terdiri atas misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Selain itu, penelitian ini mengacu pada penelitian Reuters Institute for The Study Journalism (2020) dan López-García, Costa-Sánchez, serta Vizoso (2021) mengenai pengecekan fakta pada masa pandemi Covid-19.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif oleh Krippendorff (2003) untuk mendeskripsikan pengecekan fakta pada masa awal pandemi Covid-19. Penelitian ini menghimpun data dari proses kodifikasi berita berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Selanjutnya, data hasil kodifikasi diuji reliabilitasnya dengan Krippendorff’s Alpha.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengecekan fakta dengan tema penyakit, pengobatan, dan vaksin serta penggunaan sumber referensial mendominasi pemberitaan pada masa awal pandemi Covid-19 oleh kedua media yang diteliti. Akan tetapi, pengecekan fakta pada cakupan nasional mendominasi berita cek fakta media Liputan6.com, sedangkan pengecekan fakta pada cakupan internasional mendominasi berita cek fakta media Tempo.co. Sebagian besar pengecekan fakta dari kedua media yang diteliti dilakukan pada disinformasi berformat teks dan berada di media sosial Facebook.
Penelitian serupa sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi praktik dan efektivitas pengecekan fakta, khususnya di Indonesia. Saran dari penelitian kepada media yang diteliti adalah untuk meningkatkan lagi penggunaan sumber lain, seperti sumber institusional dan saintifik. Media cek fakta dapat meningkatkan edukasi sebagai langkah preventif untuk melawan penyebaran disinformasi.
Description
Keywords
disinformasi, jurnalisme pengecekan fakta, kekacauan informasi