KOMUNIKASI PARTISIPATIF DALAM PENGEMBANGAN KEAKSARAAN (Studi Kasus pada Pengembangan Keaksaraan di Dyatame Kelompok Belajar Anak Sumba)

Abstract

Fenomena sosial keaksaraan dimulai dengan berkembangnya salah satu TBM mandiri di sebuah desa bernama Dyatame Kelompok Belajar Anak Sumba, NTT. Dyatame tergolong aktif menggiatkan keaksaraan bersama, pendampingan belajar di rumah warga, lingkaran keaksaraan menggunakan fasilitas publik dan menyediakan buku bacaan bagi anggotanya. Aktivitas ini diinisiasi oleh warga Desa Mareda Kalada, Wewewa Timur, Sumba Barat Daya. Dalam satu tahun masa operasionalnya, Dyatame berhasil melibatkan 120 anak-anak usia sekolah berpartisipasi dengan suka rela, mengambil peran dalam mengelola aktivitas pengembangan keaksaraan. Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi mengapa komunikasi partisipatif digunakan sebagai basis pengembangan keaksaraan, mengeksplorasi bagaimana proses komunikasi partisipatif dalam aktivitas keaksaraan dan menggali prinsip-prinsip komunikasi partisipatif yang menjadi kekhasan dalam pengembangan keaksaraan di Dyatame. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang dilakukan selama dua pekan di Desa Mareda Kalada. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan dokumentasi, penelitian ini menunjukkan adanya perkembangan dalam partisipasi anak-anak sebagai anggota, yang berasal dari dua desa di sekitar Dyatame. Studi kasus ini menyimpulkan bahwa, komunikasi partisipatif menjadi basis dalam pengembangan keaksaraan karena berperan menciptakan gerakan sosial. Komunikasi partisipatif terjadi di setiap tahapan dalam aktivitas pengembangan keaksaraan. Prinsip pengulangan dalam dialog keaksaraan, promosi dan tindakan kolektif, merupakan tiga prinsip komunikasi partisipatif yang menjadi kekhasan dalam pengembangan keaksaraan. Komunikasi partisipatif dalam pengembangan keaksaraan Dyatame membuktikan bahwa partisipasi adalah mungkin jika fasilitator, agen perubahan dan anggota masyarakat termotivasi dan bersedia untuk terus berubah dan beradaptasi dengan pengembangan keaksaraan untuk perubahan sosial positif. Pengembangan keaksaraan di Dyatame mewakili aktivitas keaksaraan sebagai budaya alternatif baru, dan menggarisbawahi pentingnya partisipasi untuk pembangunan berkelanjutan.

Description

Keywords

Komunikasi Partisipatif, Pengembangan Keaksaraan, Kelompok Belajar

Citation