KONSTRUKSI REFLEKSIF BAHASA JERMAN: SATU KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS

dc.contributor.advisorDian Indira
dc.contributor.advisorCece Sobarna
dc.contributor.authorEDY HIDAYAT
dc.date.accessioned2024-05-22T04:48:59Z
dc.date.available2024-05-22T04:48:59Z
dc.date.issued2018-07-30
dc.description.abstractABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengkaji dan mendeskripsikan konstruksi refleksif bahasa Jerman, jenis-jenis verba yang hadir bersama pronomina refleksif, dan peran semantis pronomina refleksif bahasa Jerman secara sintaktis dan semantis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Häussermann (1992), Helbig-Buscha (2005), Schulte (2004), dan Engels & Vikner (2006). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode kajian padan dan kajian distribusional. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut. (I) (a). Konstruksi refleksif bahasa Jerman dimarkahi oleh pronomina refleksif. Pronomina refleksif hadir karena tuntutan verbanya, baik verba transitif maupun verba intransitif. (b) Berdasarkan sifat kehadiran pronomina refleksifnya, verba dibedakan menjadi dua, yaitu verba yang harus selalu hadir dengan pronimina refleksif (obligatoris) dan verba yang tidak selalu muncul dengan pronomina refleksif (opsional). (c) Subjek pada konstruksi refleksif dapat berwujud noninsani dan sebagian besar memiliki makna pasif meskipun strukturnya aktif. (d) Konstruksi verba lassen + PR + infinitif dapat membangun konstruksi refleksif dengan makna pasif. (II) (a) Verba refleksif dapat mengisi ketiga jenis verba berdasarkan kriteria semantis, yaitu verba aktivitas, verba proses, dan verba keadaan. Jumlah verba refleksif yang paling banyak ditemukan adalah pada kelompok verba aktivitas. Selanjutnya diikuti oleh verba proses, dan verba keadaan dengan jumlah yang lebih sedikit. (b) Berdasarkan kesamaan makna leksikal dan konseptual verbanya ditemukan hasil sebagai berikut. Label semantis yang ditemukan verba refleksif secara berurutan adalah verba (1) manner of motion, (2) insistence, (3) emotion dan verba perception, (4) communication dan position, (5) quantum change dan existence, (6) support, (7) Propositional attitude, moaning, dan elimination, (8) observation, description, speculation, (9) statement, presentation, production, renovation dan consumption, dan (10) desire, manner of articulation, basic, inference, result dan opening. (III) Pronomina Refleksif dapat mengisi fungsi pelengkap, bersama verba mengisi fungsi predikat, dan keterangan. (IV) Peran semantis yang disandang PR adalah (a) peran patiens, sebagian besar verba ini merupakan verba teilreflexiv. (2) peran benefaktif dengan verba reinreflexiv (obligatoris) dan ada teilreflexiv (opsional). (3) Pronomina refleksif yang tidak memiliki peran semantis ditemukan pada verba-verba reinreflexiv dengan label semantis verba emosi.
dc.identifier.urihttps://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/180130140016
dc.subjectkonstruksi
dc.subjectrefleksif
dc.subjectverba
dc.titleKONSTRUKSI REFLEKSIF BAHASA JERMAN: SATU KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS

Files

Original bundle
Now showing 1 - 5 of 9
No Thumbnail Available
Name:
S3-2018-180130140016-Cover.pdf
Size:
41.03 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2018-180130140016-Abstrak.pdf
Size:
15.41 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2018-180130140016-DaftarIsi.pdf
Size:
175.89 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2018-180130140016-Bab1.pdf
Size:
364.37 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2018-180130140016-Bab2.pdf
Size:
586.86 KB
Format:
Adobe Portable Document Format

Collections