INTEROPERABILITAS ANTARLEMBAGA DALAM KEAMANAN PERBATASAN LAUT INDONESIA DI SELAT MALAKA : STUDI TENTANG KEAMANAN MARITIM DI INDONESIA

Abstract

Permasalahan kawasan perbatasan nasional merupakan persoalan politik pertahanan negara yang disebabkan adanya berbagai kepentingan negara di perbatasan. Permasalahan yang tejadi di perbatasan, terutama perbatasan laut, di antaranya mekanisme koordinasi dan sistem komunikasi antarlembaga, alutsista patroli pengamanan maritim dan perbatasan, tata kelola sistem penegakan hukum di wilayah perbatasan, ketersediaan piranti lunak, serta teknologi informasi yang mengintegrasikan persoalan tersebut, menjadi prioritas yang harus segera dibenahi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis interoperabilitas antarlembaga keamanan perbatasan maritim di Indonesia dalam keamanan perbatasan laut Indonesia di Selat Malaka. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif bersifat deskriptif yang menggambarkan mengenai interoperabilitas antarlembaga keamanan perbatasan Selat Malaka dan memberikan solusi alternatif bagi pemecahan permasalahan yang terjadi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara korespondensi, wawancara, observasi, literasi, studi pustaka, dokumentasi dan diskusi. Dari hasil wawancara dan diskusi dengan informan, diharapkan akan diperoleh keterangan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interoperabilitas antarlembaga keamanan perbatasan maritim di Indonesia dalam keamanan perbatasan laut Indonesia di Selat Malaka berdasarkan model LISI (Level of Information System Interoperability) di Asops Kas Kohanudnas (sekarang Koopsudnas) dan Kasubbid Informasi Zona Maritim Barat masih termasuk dalam antara lain level 0 (isolated) untuk aspek data, level 1 (connected) untuk aspek prosedur, level 2 untuk aspek aplikasi dan level 4 untuk aspek infrastruktur. Sedangkan interoperabilitas kematangan organisasi diukur menggunakan model Organisational Interoperability Maturity Model (OIMM) disimpulkan berada pada Level 3 (combined). Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan keamanan perbatasan di Selat Malaka memiliki doktrin satuan dan pengalaman dilibatkan, terjalin komunikasi dan pengetahuan, satu rantai dan interaksi dengan organisasi dan memiliki sikap nilai bersama yang berasal dari pengaruh organisasi.

Description

Keywords

Interoperabilitas, Keamanan Perbatasan, LISI

Citation