KONSTRUKSI PEMBERITAAN BENCANA LONGSOR DI DESA CIHANJUANG, KECAMATAN CIMANGGUNG, KABUPATEN SUMEDANG PADA MEDIA DARING JAWA BARAT (Analisis Bingkai Robert M. Entman pada Berita Bencana Longsor Sumeda
No Thumbnail Available
Date
2021-10-05
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Sabrina Mulia Rhamadanty 210610170055, 2021. Skripsi ini berjudul Konstruksi Pemberitaan Bencana Longsor Di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang Pada Media Daring Jawa Barat. Pembimbing utama Dr. Herlina Agustin, S.Sos., M.T dan dosen pembimbing pendamping Andika Vinianto Adiputra, S.Sos., MA. Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sisi pembingkaian (framing) terhadap pemberitaan bencana Longsor Cimanggung Sumedang di media dalam jaringan Pikiranrakyat.com dan Tribunjabar.id periode 9 Januari – 4 Februari 2021. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model analisis framing oleh Robert M. Entman, menggunakan teori Hirarki Pengaruh oleh Pamela J. Shoemaker-Stephen D. Reese dan Teori Konstruksi Realitas Sosial oleh P.Berger dan T.Luckmann serta teknik pengambilan data berdasarkan dokumentasi dan wawancara mendalam.
Hasil analisis 14 berita menunjukkan Pikiranrakyat.com dan Tribunjabar.id mengonstruksi berita bencana longsor di Cimanggung, Sumedang sebagai tragedi dan musibah. Kedua media mendefinisikan penyebab masalah longsor akibat curah hujan meskipun diakhir massa pemberitaan Pikiranrakyat.com mengubah penyebab masalah karena kelalaian manusia. Konstruksi Pikiranrakyat.com menonjolkan pembingkaian dengan sudut pandang makro, terlihat dari pemilihan narasumber bencana longsor yang berfokus pada lembaga bantuan bencana. Sementara, Tribunjabar.id menonjolkan pembingkaian mikro dengan mengangkat pengalaman traumatik korban.
Perbedaan ini disebabkan rutinitas media yang mempengaruhi identifikasi masalah, diagnosa kasus, penilaian moral, hingga solusi yang ditawarkan. Meski begitu, kedua media masih memberikan porsi lebih banyak kepada pihak pemerintah sebagai narasumber dibandingkan dengan warga korban longsor. Peneliti menyarankan agar media memberikan porsi yang sama kepada semua aspek yang terlibat sehingga media lebih kritis dalam melakukan tugasnya sebagai kontrol sosial.
Description
Keywords
Bencana Longsor, Jurnalisme Bencana, Konstruksi Pemberitaan