Analisis Kinerja Keuangan Daerah pada Pemerintah Kota Bandung

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandung, tepatnya pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset (BPKA) Kota Bandung. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penerimaan pendapatan Kota Bandung yang masih didominasi oleh dana dari transfer pemerintah pusat dan provinsi serta indikator kesejahteraan masyarakat yang berfluktuasi setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa capaian kinerja keuangan pada pemerintah kota bandung belum maksimal dalam mewujudkan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kinerja keuangan daerah pada Pemerintah Kota Bandung yang datanya diolah dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintah Kota Bandung tahun anggaran 2018 – 2020. Metode yang digunakan ialah mix methods dengan pendekatan explanatory sequential (two-phase design). Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori Kinerja Keuangan Daerah (Syamsi,1986) dengan melibatkan aspek keuangan menggunakan perhitungan rasio keuangan dan aspek kemampuan pengelola keuangan daerah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan capaian kinerja keuangan pemerintah kota Bandung tahun anggaran 2018 – 2020 masih kurang maksimal rata-rata selisih pendapatan sebesar 88,46%, rata-rata DDF sebesar 39,93% dengan kategori kemampuan keuangan sedang, rata-rata Kemandirian Keuangan Daerah sebesar 69,72% dengan pola hubungan partisipatif, rata-rata ketergantungan keuangan daerah cukup bergantung dengan rasio sebesar 57,40%, Rata-rata efektivitas PAD kurang efektif dengan rasio 81,72%, rata-rata selisih belanja sebesar 83,57%, rata-rata belanja operasi sebesar 70,25%, rata-rata belanja modal sebesar 12,97%. Efisiensi belanja dengan rata-rata 84,28% dengan kategori “efisien”. Rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 0,18% dan rata-rata belanja sebesar -9,06%. Kemampuan struktural organisasi, Kemampuan Aparatur pengelola, dan Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat sudah berkinerja baik dalam mendukung pemakismalan capaian kinerja keuangan. Capaian kinerja keuangan yang belum maksimal secara keseluruhan disebabkan oleh kemampuan pengelola keuangan daerah yang belum mampu melakukan pengembangan diversifikasi sumber PAD, serta kemampuan pengelola keuangan dalam memberikan sosialisasi dan edukasi perpajakan kepada masyarakat masih dilakukan dengan intensitas yang rendah.

Description

Keywords

Kinerja keuangan daerah, analisis selisih pendapatan dan belanja, analisis pertumbuhan.

Citation