BEBERAPA SIFAT KIMIA HISTOSOLS DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL KEDELAI (Glicine max L. Merr) AKIBAT APLIKASI PUPUK HAYATI INDIGENOUS DAN PEMBENAH TANAH

Abstract

Penelitian untuk mengetahui pengaruh Bradyrhizobium japonicum, Glomus sp. unggul yang diintegrasikan dengan kombinasi pembenah tanah Dolomit dengan Abu Cangkang Sawit (ACS), mempengaruhi sifat kimia tanah dan hasil tanaman kedelai telah dilakukan melalui tiga tahap percobaan dari bulan September 2013 sampai Juni 2014 pada lahan Histosol, desa Sidomulyo Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Percobaan pertama dan kedua dilakukan dalam polybag dengan Rancangan Acak Kelompok dan diulang sebanyak tiga kali. Percobaan pertama dilakukan untuk mengisolasi dan mendapatkan mikroorganisme indigenous Bradyrhizobium japonicum dan Glomus sp. unggul. Percobaan kedua untuk mendapatkan kombinasi pembenah tanah Dolomit dengan Abu Cangkang Sawit terhadap komponen pH, NPK potensial, KTK, kation dapat dipertukarkan Ca, Mg, K, Na, KB tanah, pertumbuhan, dan hasil kedelai. Percobaan ketiga dilakukan untuk mengetahui interaksi pupuk hayati Bradyrhizobium japonicum dan Glomus sp. unggul dan campuran Dolomit dan Abu Cangkang Sawit terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai, disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dan diulang tiga kali, dengan pembenah tanah Dolomit (3 t ha-1) dengan ACS (15, 20, 25 ton ha-1), sebagai faktor utama dan pupuk hayati faktor kedua. Hasil percobaan tahap pertama diperoleh mikroorganisme indigenous Bradyrhizobium japonicum dan Glomus sp. unggul, dari contoh tanah desa Sidomulyo. Percobaan kedua menunjukkan bahwa kombinasi Dolomit dan ACS dosis 3 t ha-1dan 15 ton ha-1, berpengaruh meningkatkan pH, menurunkan KTK, meningkatkan N,P, K potensial, kation Ca, Mg, K, dan Na dan KB, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bintil akar, jumlah polong, bobot biji pertanaman. Percobaan lapangan pada tahap tiga menghasilkan bahwa pemberian pupuk hayati unggul dan campuran Dolomit dan ACS meningkatkan jumlah cabang, jumlah polong dan bobot biji kering per petak, jumlah biji perpolong rata-rata 2-3 biji, berat rata-rata 100 biji adalah 11,0 gram, bobot biji kering perpetak tertinggi pada perlakuan adalah 187,72 g petak-1 (a2p3).

Description

Keywords

Histosols, kedelai, pembenah tanah

Citation