Penerapan Spatial Multi Criteria Evaluation untuk Analisis Kesesuaian Lokasi Urban Farming Sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Tasikmalaya

Abstract

Urbanisasi adalah fenomena global yang umum yang berdampak pada alih fungsi lahan menjadi lingkungan terbangun yang diperuntukkan untuk kebutuhan masyarakat. Hal ini menyebabkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin terbatas jumlahnya. Keberadaan RTH di kota Tasikmalaya masih sangat terbatas, yaitu 4,7% dari luas wilayah. Ruang Terbuka Hijau akan lebih optimal dengan memanfaatkan pepohonan. Namun karena tak mudah merombak lahan serta lahannya sempit maka bisa diupayakan dengan pemanfaatan urban farming. Penelitian ini berttujuan untuk melakukan analisis kesesuaian lahan urban farming sebagai RTH dengan menggunakan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) yang menggabungkan persepsi dari pemangku kepentingan dengan sistem informasi geografis (SIG). Kriteria yang dipilih untuk analisis SMCE yaitu jenis tanah, kedalaman muka air, kemiringan, potensi banjir, kerapatan bangunan, tutupan lahan serta keseragaman. Hasil analisis menunjukkan kesesuaian lokasi urban farming yang berpotensi untuk dikembangkan pertanian konvensional seluas 40.069 〖km〗^2, Pertanian Organik seluas 88.578 〖km〗^2 serta urban farming yang dimanfaatkan sebagai RTH dalam kategori home garden dan vertical garden yang bila ditotal seluas 48.641 〖km〗^2 atau 27.4% dari luasan kota Tasikmalaya. Hal ini dapat membantu pemerintah setempat untuk memenuhi kebutuhan luas RTH yang direncanakan yaitu sebesar 30% dari luas kota.

Description

Keywords

SMCE, RTH, Urban Farming

Citation