Teknik Pertanian (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item Analisis Penambahan Pupuk Organik Cair Hasil Fermentasi Urine Kambing Dengan AB Mix Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica rapa subs. chinensis) Pada Sistem Hidroponik(2022-07-08) ANINDITA DYAH KIRANA; Boy Macklin Pareira Prawiranegara; Dwi Rustam KendartoPenggunaan POC urine kambing merupakan teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui peran POC urine kambing untuk memenuhi kandungan hara nutrisi pertumbuhan tanaman pakcoy (Brassica rapa subs. chinensis) dan mengetahui perlakuan konsentrasi terbaik bagi pertumbuhan tanaman. Parameter yang diuji adalah kandungan unsur hara serta pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang akar, dan bobot basah. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 ulangan yaitu P0 sebagai kontrol dengan AB mix, P1 = AB mix 10 mL/L + POC 40 mL/L, P2 = AB mix 5 mL/L + POC 40 mL/L, dan P3 = POC 60 mL/L. POC hasil fermentasi urine kambing memiliki kandungan C-organik 9,8%, N 0,31, P 0,33%, dan K 0,50%. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf signifikansi 5%. Pada 25 hari setelah tanam (HST) diperoleh parameter tinggi tanaman, lebar daun, dan bobot basah P1 dan P3 berbeda nyata, sementara P0 dan P2 tidak berbeda nyata. Pengukuran jumlah daun diperoleh P0, P2, dan P3 tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan P1. Pengukuran panjang akar diperoleh P0, P1, P2 tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan P3. Hasil terbaik dan yang berpengaruh nyata dari seluruh parameter yang diukur yakni pada P1 dengan rerata tinggi tanaman 23,59 cm, jumlah daun 13, lebar daun 10,07 cm, panjang akar 49,64 cm, dan bobot basah 51,51 gram.Item Analisis Tingkat Kerawanan Longsor di Sub Daerah Aliran Sungai Citarik, DAS Citarum Hulu menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)(2022-05-25) SHAFA RIZKY NOVIANTIKA; Muhammad Amir Solihin; Dwi Rustam KendartoTanah Longsor merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia yang menimbulkan kerugian yang cukup besar, bahkan dapat memakan korban jiwa dan rusaknya fasilitas umum yang akan berdampak untuk kondisi sosial dan ekonomi. Bencana tanah longsor ini sering terjadi pada wilayah yang memiliki curah hujan yang tinggi dan kemiringan lereng yang curam dan kurang stabil. Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Citarik karena memiliki kerawanan longsor yang tinggi sebesar 13.046,01 Ha atau 57,1 %, kerawanan longsor yang sedang sebesar 6.952,21 Ha atau 30,4 % dan kerawanan longsor yang rendah sebesar 2.826,47 Ha atau 12,3 %, selain itu belum banyaknya penelitian di wilayah ini yang memberikan penjelasan secara spasial mengenai persebaran wilayah yang memiliki tingkat kerawanan longsor dengan berbagai macam parameter dan klasifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari Sub DAS Citarik dan mengetahui persebaran tingkat kerawanan longsor di Sub DAS Citarik. Penelitian ini menggunakan metode overlay atau tumpang tindih menggunakan Aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis) menggunakan 5 parameter diantaranya Kemiringan Lereng, Curah Hujan, Jenis Tanah, Jenis Batuan dan Penggunaan Lahan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan memberikan skor dengan metode skoring dan diberi bobot pada setiap parameter. Hasil dari penelitian ini berupa Peta Tingkat Kerawanan Longsor Sub DAS Citarik dengan sebaran setiap kecamatannya. Peta tersebut berfungsi untuk mengetahui persebaran tingkat kerawanan longsor di Sub DAS Citarik guna dapat menanggulangi bencana longsor dan meminimalisir kerugian bagi masyarakat yang berada disekitaran Sub DAS Citarik.Item Pengaruh Penambahan Variasi Konsentrasi Ekstrak Delima Merah terhadap Mutu Handbody Lotion(2021-07-13) NUNUNG NURHAIJAH HUDAIRIAH; S. Rosalinda; Asri WidyasantiHandbody lotion merupakan kosmetik berbentuk emulsi tipe minyak dalam air yang digunakan pada kulit bagian tangan dan tubuh. Salah satu bahan aktif alami yang dapat ditambahkan ke dalam handbody lotion adalah ekstrak delima merah dengan kandungan vitamin C sebagai antioksidan. Ekstrak delima merah dalam penelitian ini memiliki kadar vitamin C sebesar 35,91 mg/100 g. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi konsentrasi ekstrak delima merah terhadap mutu handbody lotion. Mutu handbody lotion meliputi parameter utama (kadar vitamin C, kapasitas antioksidan), parameter SNI 16-4399-1996 (penampakan, pH, viskositas, bobot jenis, dan angka lempeng total), dan parameter pendukung (rendemen, daya sebar, uji hedonik, uji iritasi dan pemisahan fase). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini memiliki 4 perlakuan penambahan variasi konsentrasi ekstrak delima merah, yaitu perlakuan A 0% (b/b), perlakuan B 1,5% (b/b), perlakuan C 2,5% (b/b), dan perlakuan D 3,5% (b/b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak delima merah meningkatkan kadar vitamin C dalam handbody lotion. Perlakuan dengan kadar vitamin C tertinggi adalah perlakuan D, yaitu 5,133 mg/100 g dan memiliki kapasitas antioksidan 15,63 mg ekuivalen vitamin C/100 g. Semua perlakuan memenuhi SNI 16-4399-1996 dan parameter pendukung. Penambahan ekstrak delima merah mempengaruhi pH, viskositas, bobot jenis, daya sebar, dan hedonik. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan variasi konsentrasi ekstrak delima merah dapat mempengaruhi mutu handbody lotion.Item KAJIAN TAHAPAN PROSES PRODUKSI DAN KARAKTERISASI BIOPLASTIK DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG(2021-10-05) RISKA SUMIRAT; S. Rosalinda; Efri MardawatiPlastik merupakan kemasan yang terbuat dari minyak bumi sehingga berpotensi merusak lingkungan. Perlu dilakukan sintesis bahan baku pembuatan plastik yang terdegradasi oleh mikroorganisme yaitu bioplastik. Bioplastik merupakan kemasan yang disintesis dari bahan baku alami sehingga dapat terdegradasi di lingkungan. Bahan baku yang digunakan adalah tongkol jagung karena jumlahnya melimpah dan manfaatnya belum maksimal. Dibutuhkan penelitian untuk mengkaji tahapan proses produksi dan karakterisasi bioplastik dari limbah tongkol jagung. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan analisis secara deskriptif. Produksi bioplastik terdiri dari tahapan pembuatan selulosa, selulosa asetat dan bioplastik dengan menggunakan metode solution casting. Tahapan isolasi selulosa meliputi hidrolisis, delignifikasi, pulping dan bleaching yang menunjukkan terjadi peningkatan kandungan selulosa dari 32,14% menjadi 79,36%. Selulosa diasetilasi menjadi selulosa asetat dan memiliki kadar asetil sebesar 11,70 ± 0,40% dengan rendemen 121,16 ± 0,98%. Produksi bioplastik menggunakan komposisi selulosa asetat dan kitosan berturut-turut 50%:50% (b/b). Bioplastik yang dihasilkan memiliki ketebalan 0,345 ± 0,024 mm, densitas 0,83 ± 0,03 g/cm3, kadar air sebesar 13,13%, Nilai biodegradasi 95,19% dan daya tahan terhadap air sebesar 205,57% serta warna transparan. Sifat sifat mekanik bioplastik meliputi kuat tarik 22,3 N/m, elongasi 21,11% dan modulus elastisitas 0,307 Mpa.Item Kajian Status Daya Dukung dan Indeks Kekritisan Air Sub DAS Cisokan Hulu(2022-01-13) AUDI PUTRA CAHYABHUANA; Dwi Rustam Kendarto; Edy SuryadiSub DAS Cisokan Hulu merupakan ekosistem alami penyedia sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat. Laju penduduk dan kebutuhan sektoral pada suatu wilayah Sub DAS diperkirakan mempengaruhi kesetimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Status Daya Dukung dan Indeks Kekritisan Air yang diperoleh melalui metode penelitian deskriptif dengan analisis neraca air. Ketersediaan air (Wn) diperoleh berdasarkan analisis debit andalan Q80% Metode Weibull, pendugaan cadangan air tanah, mata air dan sumur, serta suplai air baku melalui PDAM. Kebutuhan air (qp(t)) diduga berdasarkan jumlah penduduk dalam wilayah sub DAS, data sektor industri, data luasan areal pertanian, data produksi ternak dan data luasan areal perikanan beserta proyeksi seluruh sektoral untuk 10 tahun mendatang. Status daya dukung sumberdaya air (Cw) Sub DAS Cisokan Hulu tahun 2020 secara umum sangat mengkhawatirkan dengan nilai 1,66 (Kritis) dan Indeks kekritisan air dengan nilai 60% (Agak Kritis). Berbeda dengan kondisi tahun 2020, proyeksi status daya dukung air (Cw) tahun 2030 secara umum bernilai 10,02 (Sedang) dan IKA jauh lebih baik dengan nilai 10% (Belum Kritis). Untuk mengantisipasi krisis air, sebaiknya kebutuhan air dialokasikan secara efisien sesuai dengan ketersediaannya. Sehingga ekosistem Sub DAS Cisokan Hulu mampu berkelanjutan memberikan jasa ekosistem penyediaan sumberdaya air kepada masyarakat.Item Pemetaan Tingkat Kerawanan Longsor Di Sub Daerah Aliran Sungai Cisangkuy, Citarum Hulu Kabupaten Bandung Menggunakan Sistem Informasi Geografis(2022-06-28) SITI JULAEHA; Muhammad Amir Solihin; Dwi Rustam KendartoSub DAS Cisangkuy memiliki bentuk lahan berupa perbukitan hingga pegunungan, didominasi oleh kemiringan lereng agak curam dan curam. Karakteristik wilayah tersebut menyebabkan Sub DAS Cisangkuy termasuk daerah yang rawan terjadi bencana longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik wilayah melalui parameter kerawanan longsor dan memetakan sebaran tingkat kerawanan longsor di Sub DAS Cisangkuy menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode tumpang susun atau overlay, skoring dan pembobotan. Model yang digunakan dalam pemetaan mengacu pada pendugaan Puslittanak (2004) dengan parameter diantaranya curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, jenis batuan penyusun (geologi), dan penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sub DAS Cisangkuy didominasi oleh macam tanah andosol eutrik, jenis batuan vulkanik, kemiringan lereng 16-25%, penggunaan lahan hutan, dan intensitas curah hujan rata-rata tahunan 2001-2500 mm/tahun. Sub DAS Cisangkuy memiliki 3 tingkat kerawanan longsor, yaitu kerawanan rendah seluas 1293,91 ha (4,54%), kerawanan sedang seluas 6698,59 ha (23,48%), dan kerawanan tinggi seluas 20537,5 ha (71,99%).Item Karakteristik Konsumsi Energi Air dan Nutrisi Pada Budidaya Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L.) Menggunakan Sistem Fertigasi Deep Flow Technique(2022-04-04) KHANISA DILLA KHABILAH; Nurpilihan Bafdal; Sophia Dwiratna Nur PerwitasariBayam merupakan sayuran yang digemari masyarakat karena memiliki nutrisi yang tinggi. Tingginya permintaan bayam hijau tidak sebanding dengan jumlah produksi karena menyempitnya lahan pertanian. Salah satu upaya untuk masalah tersebut adalah dengan budidaya bayam secara hidroponik. Sistem hidroponik yang umum digunakan adalah Deep Flow Technique (DFT). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti terkait karakteristik konsumsi energi, air, dan nutrisi pada budidaya bayam hijau dan kinerja sistem fertigasi DFT. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konsumsi energi yang digunakan sebesar 51,86 kWh selama satu kali masa tanam atau biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan listrik sebesar Rp. 75.089,01. Konsumsi air dan konsumsi nutrisi yang digunakan selama masa tanam secara berturut-turut untuk 184 netpot yaitu 112,13 liter atau 0,6 liter/netpot dan 1,228 liter atau 0,007 liter/netpot. Kinerja sistem ditinjau dari keseragaman yang termasuk kategori baik dengan hasil rata-rata tinggi tanaman 93%, bobot tanaman bersih 81,75% dan panjang akar 80,05%, dengan waktu panen yang lebih cepat jika dibandingkan dengan budidaya konvensional yaitu 22 hari. Efisiensi penggunaan air yang dihasilkan dari penelitian ini yaituItem PENYERAPAN PENGGUNAAN TRAKTOR BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN CIAMIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS(2023-01-13) ELDIN AZHAR IBRAHIM; Rizky Mulya Sampurno; Dwi Rustam KendartoPada beberapa tahun terakhir pemerintah mendorong peningkatan mekanisasi pertanian khususnya pada pertanian padi sawah. Namun pada pelaksanaanya belum ada sinkronisasi antara kesesuaian lahan sawah, dan penyerapan penggunaan traktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui area lahan sawah mana saja yang dapat diolah dengan traktor dengan menggunakan analisis spasial dan memperkirakan jumlah traktor yang dibutuhkan berdasarkan area yang teridentifikasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis spasial data-data keruangan yang berkaitan dengan kesesuain lahan dan penggunaan alsintan menggunakan teknologi sistem informasi geografis (SIG). Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu kajian literatur, pengumpulan data, analisis spasial kesesuaian lokasi penggunaan traktor, perhitungan kebutuhan traktor per kecamatan dan pembuatan layout peta. Total luas lahan yang dapat diolah dengan traktor 46182,57 ha, yang bisa diolah traktor roda empat 19952,65 ha, untuk traktor roda dua yang bisa diolah 26229,92 ha. Kabupaten Ciamis kekurangan traktor roda empat 292 unit dan traktor dua 310 unit sedangkan yang tersedia hanya 66 traktor. Kata kunci: Kesesuaian lahan; penyerapan traktor; GIS; CiamisItem Modifikasi dan Uji Kinerja Unit Pengupas Pada Mesin Pengupas dan Pemipil Jagung Terintegrasi(2022-02-15) ADIT DJATI PERMANA; Wahyu Kristian Sugandi; Asep YusufPengupasan kelobot jagung secara manual kurang efektif dan efisien karena membutuhkan waktu yang lama dan berpotensi menciderai otot, sehingga diperlukan teknologi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Laboratorium Alat dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran telah mengembangkan Mesin Pengupas Kelobot Jagung 01-2021. Berdasarkan uji kinerja, memiliki kelemahan dan kekurangan yaitu persentase pengupasan utuh rendah 72% , tingkat kebisingan yang tinggi 86,4 dB, serta kualitas output yang dihasilkan kurang baik. Maka diperlukan modifikasi pada mesin untuk meningkatkan persentase pengupasan utuh dan rendemen yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu rekayasa, merupakan kegiatan perancangan tidak rutin dimana dalam proses maupun produk yang dihasilkan terdapat kontruksi yang baru. Berdasarkan hasil penelitian dirumuskan kriteria perancangan mesin dengan kapasitas sebesar 180 kg/jam, persentase pengupasan utuh 85% dan rendemen yang dihasilkan 95%. Hasil modifikasi mesin yaitu merubah dimensi dan posisi hopper, mengganti 2 buah rol besi menjadi 4 buah rol karet, penambahan pelat pengumpul, pelat pembatas dan sekat pembatas. Hasil kinerja Mesin Pengupas Kelobot Jagung 02 – 2021 mampu meningkatkan persentase pengupasan utuh dari 72% menjadi 90,60%, rendemen meningkat dari 68,82% menjadi 97,20%, tingkat kebisingan menurun dari 86,4 dB menjadi 85,78 dB, kapasitas aktual 133 kg/jam, efisiensi mesin 74%, daya 0,462 kW, dan kecepatan putar rol 762,46 RPM.Item Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Limpasan Permukaan Tahun 2010, 2015, dan 2020 di Sub DAS Cimanuk Hulu Menggunakan Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT)(2022-10-11) AJI TRIRAHADI; Nurpilihan Bafdal; Kharistya AmaruPerubahan tata guna lahan di suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat menjadi salah satu faktor utama terhadap limpasan permukaan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah limpasan permukaan akibat perubahan tata guna lahan dengan menggunakan Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) di Sub DAS Cimanuk Hulu dengan luas sebesar 140,341 Ha. Klafisikasi penggunaan lahan menggunakan citra satelit Landsat 7 tahun 2010 dan Landsat 8 tahun 2015 dan tahun 2020 dengan path/row 121/065 di Sub DAS Cimanuk Hulu menghasilkan 8 kelas penggunaan lahan berdasarkan masukkan model SWAT dengan nilai akurasi Kappa Index 96.43% pada tahun 2015 dan 97.86% pada tahun 2020. Luas tata guna lahan yang mengalami perubahan pada periode 2010-2015 sebesar 34,845.05 ha atau 24.86% dari luas DAS dan periode 2015 – 2020 sebesar 61,016.21 ha atau 43.53% dari luas DAS. Hasil ini memenuhi kriteria dalam proses simulasi model SWAT. Simulasi model SWAT dilakukan pada tahun 2010-2020. Model divalidasi dengan melakukan kalibrasi dan verifikasi uji statistik koefisien determinasi (R2) dengan nilai 0.71 dan Nash Sutcliffe Efficiency (NSE) dengan nilai 0.68. Hasil tersebut menunjukkan kriteria baik sehingga dapat digunakan pada analisis perubahan tata guna lahan terhadap limpasan permukaan. Perubahan tata guna lahan berdampak terhadap peningkatan nilai surface runoff yaitu pada tahun 2010, 2015, dan 2020 sebesar 831.81 mm/tahun, 879.57 mm/tahun, dan 1000.45 mm/tahun. Perubahan tata guna lahan dari tahun 2010 hingga tahun 2020 berdampak terhadap peningkatan limpasan permukaan di sub DAS Cimanuk hulu.Item Penerapan Spatial Multi Criteria Evaluation untuk Analisis Kesesuaian Lokasi Urban Farming Sebagai Ruang Terbuka Hijau di Kota Tasikmalaya(2022-01-13) ANDIKA DWIPUTRA BUDITAMA; Rizky Mulya Sampurno; Dwi Rustam KendartoUrbanisasi adalah fenomena global yang umum yang berdampak pada alih fungsi lahan menjadi lingkungan terbangun yang diperuntukkan untuk kebutuhan masyarakat. Hal ini menyebabkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) semakin terbatas jumlahnya. Keberadaan RTH di kota Tasikmalaya masih sangat terbatas, yaitu 4,7% dari luas wilayah. Ruang Terbuka Hijau akan lebih optimal dengan memanfaatkan pepohonan. Namun karena tak mudah merombak lahan serta lahannya sempit maka bisa diupayakan dengan pemanfaatan urban farming. Penelitian ini berttujuan untuk melakukan analisis kesesuaian lahan urban farming sebagai RTH dengan menggunakan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) yang menggabungkan persepsi dari pemangku kepentingan dengan sistem informasi geografis (SIG). Kriteria yang dipilih untuk analisis SMCE yaitu jenis tanah, kedalaman muka air, kemiringan, potensi banjir, kerapatan bangunan, tutupan lahan serta keseragaman. Hasil analisis menunjukkan kesesuaian lokasi urban farming yang berpotensi untuk dikembangkan pertanian konvensional seluas 40.069 〖km〗^2, Pertanian Organik seluas 88.578 〖km〗^2 serta urban farming yang dimanfaatkan sebagai RTH dalam kategori home garden dan vertical garden yang bila ditotal seluas 48.641 〖km〗^2 atau 27.4% dari luasan kota Tasikmalaya. Hal ini dapat membantu pemerintah setempat untuk memenuhi kebutuhan luas RTH yang direncanakan yaitu sebesar 30% dari luas kota.Item Penggunaan Sistem Olah Tanah Pot Tillage dan Mulsa dengan Pemberian Irigasi Tetes Interval 2 Hari terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Strut)(2022-09-28) AGUNG GUNAWAN; Kharistya Amaru; Nurpilihan BafdalLahan kering memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai tempat pertanian agar dapat memecahkan permasalahan ketersediaan pangan. Tanaman jagung manis merupakan salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan di lahan kering. Namun saat musim kemarau lahan kering memiliki masalah yang harus dipecahkan yaitu dalam pengelolaan sistem irigasi dan teknik konservasi tanah. Sehingga seiring berjalannya waktu produktivitas tanaman jagung manis mengalami penurunan pada 2 tahun terakhir. Meninjau hal tersebut maka dibutuhkan penerapan konservasi agrikultur berupa pembuatan pot tillage, penambahan mulsa dan bahan organik serta penerapan sistem irigasi tetes dengan pemberian interval irigasi 2 hari sebagai upaya memecahkan permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kemampuan tanah dalam menyimpan air, mengetahui pengaruh dan penggunaan kedalaman sistem olah tanah pot tillage dan ketebalan mulsa yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung manis serta mengetahui penerapan sistem irigasi tetes interval 2 hari terhadap ketersediaan dan kebutuhan air tanaman jagung manis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penambahan nilai kemampuan tanah dalam menyimpan air, adanya pengaruh penggunaan pot tillage dan mulsa terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung manis, perlakuan pot tillage dengan kedalaman 20 cm dan mulsa dengan ketebalan 5 cm memberikan hasil yang terbaik terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman jagung manis dengan hasil pertumbuhan memenuhi standar dari varietas Jagung Paragon dengan hasil produktivitas mencapai 14,6 ton/ha. Penerapan irigasi tetes dengan pemberian interval irigasi 2 hari pada lahan kering dapat mengefektifkan penggunaan air yang terbatas dan mampu memenuhi kebutuhan air tanaman jagung manis serta termasuk dalam kategori sangat baik, dengan menghasilkan nilai keseragaman tetesan sebesar 98,13%.Item Kajian Imbangan Resin Anion Kation Sebagai Ion Exchange Terhadap Perubahan Nilai pH dan TDS Air Baku Untuk Hidroponik(2023-02-27) IRFAN DWI PUTRA; Nurpilihan Bafdal; Sophia Dwiratna Nur PerwitasariNilai pH dan TDS merupakan parameter penting pada budidaya hidroponik. Parameter tersebut mempengaruhi pertumbuhan tanaman hidroponik. Penelitian ini mengamati nilai pH dan TDS pada air baku sebelum dicampurkan oleh nutrisi hidroponik. Nilai pH dan TDS pada air baku tersebut menunjukkan nilai yang tidak sesuai dengan standar air baku hidroponik. Berdasarkan permasalahan tersebut, solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan metode pertukaran ion. Metode pertukaran ion merupakan suatu proses kimia dimana resin menerima ion-ion yang bersifat positif dan negatif dari suatu larutan elektrolit yang kemudian melepaskan ion-ion yang bermuatan serupa dengan jumlah yang sama. Proses pertukaran ion menggunakan resin anion dan kation sebagai media penukar ion. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui berbagai imbangan resin anion dan kation terhadap perubahan nilai pH dan TDS air baku hidroponik. selain itu, agar dapat mengetahui tingkat kejenuhan penggunaan resin anion dan kation dalam menurunkan kadar pH dan TDS air baku hidroponik, untuk menentukan proses regenerasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Penelitian ini memiliki lima perlakuan dengan berbagai kadar imbangan resin anion dan kation yaitu antara lain; imbangan 1:0, imbangan 1:1, imbangan 1:2, imbangan 1:3 dan imbangan 2:3. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hasil perhitungan efektivitas berbagai imbangan resin setiap perlakuan. Perlakuan dengan efektivitas tertinggi yaitu pada imbangan 1:1 adalah 87,8% dan hasil paling tidak efektif pada imbangan 2:3 adalah 12,8%. Untuk penentuan proses regenerasi belum dapat diketahui karena nilai perubahan pH dan TDS air baku cukup kecil, sehingga tidak dapat untuk diprediksi.Item Analisis Kesesuaian Lahan Tanaman Alpukat (Persea americana) dalam Upaya Pengelolaan Lahan di Sub DAS Cimanuk Hulu(2022-04-13) ASRI NURSAIIDAH; Nurpilihan Bafdal; Kharistya AmaruSebagian dari wilayah Sub DAS Cimanuk Hulu terjadi perubahan terhadap penggunaan lahan yang menyebabkan berkurangnya vegetasi. Hal ini mengakibatkan fenomena dimana ketika musim hujan terjadi kenaikan debit air sungai sehingga menimbulkan banjir dan erosi, sedangkan terjadi kekeringan ketika musim kemarau. Berkurangnya vegetasi dan banyaknya bencana alam yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis di Sub DAS Cimanuk Hulu. Meninjau hal tersebut maka dibutuhkan pengelolaan lahan di Sub DAS Cimanuk Hulu dengan menganalisis kesesuaian lahan tanaman yang dapat mengatasi permasalahan lahan tersebut. Peraturan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.49 tahun 2016 menyebutkan bahwa dalam rehabilitasi lahan kritis dan konservasi tanah dan air menggunakan tanaman hutan dan tanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species). Tanaman alpukat termasuk kedalam tanaman MPTS yang memiliki tajuk berdaun rapat sehingga dapat melindungi permukaan tanah dari kerusakan akibat hantaman butiran hujan. Selain itu akar tunggang dapat membantu peningkatan penyerapan air ke dalam tanah dan menurunkan aliran permukaan, sehingga tanaman alpukat berpotensi untuk dibudidayakan di Sub DAS Cimanuk Hulu. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kesesuaian lahan untuk tanaman alpukat dan mengetahui potensi luas lahan untuk pengembangan alpukat di Sub DAS Cimanuk Hulu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Sistem penilaian kesesuaian lahan menggunakan sistem matching yaitu dengan mencocokkan antara karakteristik lahan dan persyaratan tumbuh tanaman alpukat. Parameter-parameter karakteristik lahan diolah secara spasial dan dibatasi pada curah hujan, suhu, kelas bahaya erosi, kemiringan, dan penggunaan lahan. Akhirnya peta kesesuaian lahan tanaman alpukat dihasilkan untuk Sub DAS Cimanuk Hulu, dan diperoleh hasil bahwa sebagian kecil kelas sangat sesuai (S1) seluas 5.714,03 Ha sedangkan sebagian besar masuk pada kelas sesuai marginal (S3) dengan luas 63.744,41 Ha. Adapun potensi luas lahan untuk pengembangan tanaman Alpukat di Sub DAS Cimanuk Hulu adalah 5.659,17 Ha. Salah satu kecamatan yang memiliki potensi terluas adalah Kecamatan Karangpawitan dengan luas 1.077,72 Ha. Sedangkan luas lahan kritis yang dapat ditanami oleh tanaman alpukat adalah seluas 176,04 Ha mencakup Kecamatan Cisurupan, Pasirwangi, Samarang, Tarogong Kaler, dan Wado.Item Penggunaan Sistem Olah Tanah Pot Tillage dan Mulsa dengan Pemberian Irigasi Tetes Interval 1 Hari Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata)(2022-10-11) CLARISSA SALSABILA HARISTIA; Kharistya Amaru; Nurpilihan BafdalJagung adalah tanaman yang bernilai ekonomi serta memiliki peluang untuk dikembangkan karena jagung termasuk sumber utama karbohidrat dan protein. Jumlah permintaan yang ada tidak sebanding dengan jumlah produksi yang menurun dari tahun 2019 ke tahun 2020 di Kabupaten Sumedang. Sebagai upaya untuk konservasi dan meningkatkan jumlah produksi maka digunakan kombinasi mulsa dan olah tanah pot tillage dengan sistem irigasi tetes interval 1 hari, dimana tujuan menggunakan irigasi tetes agar langsung membasahi daerah perakaran. Mulsa yang digunakan dengan ketebalan 5, 7 dan 9 cm dengan kedalaman pot tillage 20, 30 dan 40 cm. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan uji ANOVA. Hasil yang didapatkan rata-rata nilai pertumbuhan paling optimal dengan parameter jumlah daun pada perlakuan P20M5, tinggi tanaman pada perlakuan P30M7 dan diameter batang pada perlakuan P20M9 dan P20M7. Rata-rata nilai produktivitas tanaman jagung paling optimal terdapat pada perlakuan P30M9 sebesar 15,41 ton/ha. Penerapan irigasi tetes dapat mencukupi kebutuhan air tanaman jagung manis yang dapat dilihat dari keseragaman pertumbuhan yang cenderung seragam serta produktivitas yang baik. Kemampuan tanah dalam mengikat air mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada perlakuan kedalaman pot tillage 30 cm dan ketebalan mulsa 7 cm yang mengalami peningkatan kemampuan tanah mengikat air dibandingkan kondisi awal sebelum diterapkannya perlakuan.Item Pengaruh Penambahan Variasi Konsentrasi Ekstrak Kelopak Rosela terhadap Mutu Handbody Lotion(2021-07-13) MAYA IRMAYANTI; S. Rosalinda; Asri WidyasantiHandbody lotion merupakan pelembab yang dapat digunakan pada kulit bagian tangan dan tubuh. Salah satu bahan aktif yang dapat ditambahkan pada handbody lotion adalah ekstrak kelopak rosela yang mengandung kadar vitamin C sebagai antioksidan. Ekstrak kelopak rosela dalam penelitian ini memiliki nilai kadar vitamin C sebesar 37,3764 mg/100 g. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan variasi konsentrasi ekstrak kelopak rosela terhadap mutu handbody lotion. Mutu handbody lotion meliputi parameter utama (kadar vitamin C dan kapsitas antioksidan), parameter SNI 4399-1996 (penampakan, pH, viskositas, dan ALT), dan parameter pendukung (rendemen, uji hedonik, uji iritasi, daya sebar, dan pemisahan fase). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini memiliki 4 perlakuan variasi penambahan konsentrasi ekstrak kelopak rosela yaitu perlakuan A 0% (b/b); B 0,5% (b/b); C 1,5% (b/b); dan D 2,5% (b/b). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan ekstrak kelopak rosela dapat meningkatkan kadar vitamin C pada handbody lotion. Perlakuan dengan kadar vitamin C yang paling tinggi adalah perlakuan D yaitu 6,673 mg/100 g dan memiliki nilai kapasitas antioksidan 28,69 mg ekuivalen vitamin C/100 g bahan. Seluruh perlakuan memenuhi parameter SNI 4399-1996 dan parameter pendukung. Penambahan ekstrak kelopak rosela mempengaruhi pH, viskositas, bobot jenis, daya sebar, dan hedonik handbody lotion. Hal ini menunjukan bahwa penambahan variasi konsentrasi ekstrak kelopak rosela mempengaruhi mutu handbody lotion.Item Analisis Status Daya Dukung Air di Sub DAS Cikeruh Jawa Barat Berdasarkan Neraca Air Meteorologis Thornthwaite-Mather(2022-02-15) RIZKY AYU AALIMAH; Edy Suryadi; Sophia Dwiratna Nur PerwitasariAktivitas pertumbuhan penduduk, perkembangan wilayah dan meningkatnya pembangunan infrastruktur secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya penurunan daya dukung lingkungan khususnya daya dukung air yang sulit untuk dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status daya dukung air berdasarkan neraca air meteorologis Thornthwaite Mather. Penelitian dilakukan di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh, Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu dengan luas wilayah 19.143,21 ha. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif pendekatan kuantitatif, dengan cara menganalisis kondisi status daya dukung air yang merujuk kepada perbandingan nilai ketersediaan air dan kebutuhan air sektor domestik, non domestik, pertanian, industri, peternakan dan perikanan. Ketersediaan air dianalisis menggunakan metode neraca air meteorologis Thornthwaite Mather dan kebutuhan air dianalisis menggunakan SNI 6728.1-2015, Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 07 Tahun 2018, dan penelitian sebelumnya yang terkait. Hasil dari penelitian menunjukan status daya dukung air di wilayah penelitian pada tahun 2020 bernilai telah terlampaui (overshoot) karena nilai perbandingan <1, yaitu sebesar 0,43. Kondisi tersebut menandakan bahwa neraca air dalam kondisi defisit dengan nilai ketersediaan air dalam satu tahun mencapai 200.826.888,26 m3/tahun dan nilai kebutuhan air untuk enam sektor mencapai 462.306.728,48 m3/tahun.Item Desain Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban Tanah Berbasis Android pada Budidaya Ubi Jalar Cilembu(2022-10-06) SYAUQI HISYAM SHAFIYULLAH; Ahmad Thoriq; Lukito Hasta PratopoUbi Cilembu merupakan ubi jalar yang tumbuh di Desa Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Ubi dengan rasa manis seperti madu, legit dan bertekstur kenyal, didapat melalui pengaturan suhu tanah (17-24°C) disertai pengaturan kelembaban melalui proses pembalikan batang saat penanaman dan proses pemeraman. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem monitoring suhu dan kelembaban tanah berbasis android serta menguji hasil rancangannya. Sistem monitoring dirancang agar petani dapat lebih mudah memantau suhu dan kelembaban saat proses penanaman. Penelitian ini menggunakan metode rekayasa teknik yaitu metode yang diawali oleh perancangan produk hingga evaluasi produk hasil rancangan. Hasil rancangan berupa alat pengukur dengan NodeMCU ESP-32, sensor suhu tanah, sensor kelembaban tanah, serta sensor suhu dan kelembaban udara yang dapat terhubung dengan aplikasi android melalui jaringan internet. Pengujian menunjukkan sistem dapat bekerja dengan baik, akurasi sensor suhu tanah yang digunakan sebesar 98,05%, akurasi sensor kelembaban tanah sebesar 90,2% serta tidak dapat membaca kelembaban tanah <20%, akurasi suhu udara sebesar 98,3%, akurasi kelembaban udara sebesar 96,88%, dan memiliki daya tahan baterai selama 10 jam 27 menit.Item Kajian Penerapan Sistem Irigasi Tetes dengan Pemberian Interval dan Sistem Olah Tanah Pot Tillage terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis (Zea Mays var. Saccharata Sturt)(2022-10-11) ADELYA TRIANA ELY; Nurpilihan Bafdal; Kharistya AmaruPermasalahan sumber daya air pada lahan kering di Kecamatan Jatinangor pada saat musim kemarau adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan air dengan ketersediaan air. Teknologi yang dapat membantu petani di musim kemarau yaitu dengan menggunakan sistem irigasi tetes untuk irigasi serta menggunakan sistem olah tanah pot tillage sebagai upaya meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas lahan kering. Interval irigasi diterapkan agar pengunaan air lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi interval irigasi dan kedalaman pot tillage yang meberikan efek paling baik untuk pertumbuhan dan produktivitas jagung manis (Zea Mays Saccharata Sturt), serta mengetahui penerapan pemberian interval irigasi dengan sistem irigasi tetes terhadap ketersediaan dan kebutuhan air tanaman jagung manis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan uji Anova. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan dengan interval irigasi 3 hari serta kedalaman pot tillage 20 cm memberikan efek terbaik terhadap pertumbuhan dan produktivitas jagung manis dengan hasil produktivitas mencapai 14,7 ton/ha. Pertumbuhan jagung pada setiap perlakuan menunjukkan nilai keseragaman yang baik dan hasil produksi jagung rata-rata sudah sesuai dan bahkan melebihi standar yang sudah ditetapkan untuk tanaman jagung manis hibrida F1 varietas paragon. Penerapan irigasi tetes dengan pemberian interval irigasi pada lahan kering dapat mengefektifkan penggunaan air yang terbatas dan mampu memenuhi kebutuhan air tanaman jagung manis serta termasuk dalam kategori sangat baik, dengan menghasilkan nilai keseragaman tetesan yang berkisar antara 97,39% - 98,35%.Item : Analisis Hubungan Torsi, Daya ,dan Rpm Mesin Pencacah Plastik Tipe Reel Terhadap Panjang Cacahan Plastik(2023-09-25) ABDUL KOHAR ASAZIDIN; Rizky Mulya Sampurno; Wahyu Kristian SugandiPenanganan sampah plastik salah satunya menggunakan alat ataupun mesin pengecil ukuran sampah atau lebih dikenal sebagai mesin pencacah plastik. Pengembangan mesin pencacah plastik sudah dilakukan di Laboratotium Alat dan Mesin Pertanian FTIP yaitu dengan adanya mesin pencacah plastik tipe reel dengan kapasitas sebesar 27,65 kg/jam, namun dalam upaya mengefisienkan penggunaan mesin belum ada kajian dan uji kinerjalebih lanjut terkait mesin pencacah plastik. Analisis terhadap torsi, daya dan rpm pada mesin dapat digunakan sebagai salah satu faktor pengefisienan penggunaan mesin. Selain daripada itu analisis torsi, daya dan rpm dapat mengetahui pengaturan seperti apa yang harus digunakan untuk mendapatkan hasil cacahan dengan kualitas baik dan sesuai dengan SNI yaitu dibawah dari 5 cm. Metode pada penelitian ini adalah analisis deskriptif analitik dan juga menggunakan metode perbandingan eksponensial yang mana nantinya kedua metode ini digunakan untuk menentukan hubungan dan memilih pengaturan mesin terbaik sehingga mengefisienkan penggunaan mesin. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengaturan terbaik berada pada rpm 600 dengan nilai torsi 28,7 Nm dan nilai daya sebesar 1856,7 Watt. Hasil perhitungan menggunakan MPE pada rpm 600 mendapatkan skor tertinggi sebesar 70,65 dengan kriteria kebutuhan bahan bakar, persentase panjang cacahan, kapasitas output, dan rendemen sebesar 1,62 liter/jam ; 98,58 % ; 31,16 kg/jam ; dan 91,13 %