RANCANG BANGUN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI BALI DI KABUPATEN BELU DAN MALAKA, NUSA TENGGARA TIMUR

dc.contributor.advisorDadi Suryadi
dc.contributor.advisorRochadi Tawaf
dc.contributor.authorMARIA KROVA
dc.date.accessioned2024-05-17T02:18:20Z
dc.date.available2024-05-17T02:18:20Z
dc.date.issued2015-08-12
dc.description.abstractSapi Bali merupakan salah satu komoditi unggulan yang diusahakan oleh sebagian besar peternak di Kabupaten Belu dan Malaka, Provinsi NTT. Hingga saat ini telah banyak model pengembangan yang diterapkan namun hasilnya belum optimal. Kini Bank Indonesia telah menginisiasi model klaster untuk pengembangan berbagai komoditi dan salah satunya adalah sapi Bali. Secara konseptual, klaster bermakna mengkonsentrasikan secara geografis semua kegiatan atau subsistem-subsistem yang terkait dalam rantai pasok sistem agribisnis sapi Bali suatu wilayah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: memahami interaksi antar pelaku yang terlibat di dalam kelompok, mengkaji komponen pembentuknya, memahami kemampuan klaster untuk mengembangkan agribisnis sapi Bali, masukan bagi rancangan kebijakan yang dibutuhkan untuk merekayasa kelompok menjadi klaster, dan rancang ulang model kelompok bakal klaster yang mampu mengembangkan agribisnis sapi Bali. Metodologi dinamika sistem telah digunakan sebagai suatu pendekatan pemodelan dengan dasar berpikir sistemik. Pemodelan ini didasarkan pada kompleksitas hubungan sebab akibat antara komponen dalam klaster.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok bakal klaster untuk pengembangan agribisnis sapi Bali belum melibatkan multi-stakeholder sehingga layanan stakeholder belum optimal. Selain itu, terdapat tujuh komponen penting dalam klaster untuk pengembangan agribisnis sapi Bali, yaitu: pasar, keuangan, konsentrasi geografis, pembelajaran inovasi dan teknologi, peternak anggota klaster baru, input produksi serta kelembagaan klaster. Kelompok bakal klaster juga belum mampu mengembangkan agribisnis sapi Bali karena permasalahan dalam subsistem budidaya, yaitu: masih rendahnya calf crop dan masih tingginya risiko produksi telah berdampak pada rendahnya produktivitas. Permasalahan lainnya adalah rendahnya dukungan kelembagaan terkait untuk pembelajaran inovasi dan teknologi. Oleh karena itu, skenario kebijakan untuk meningkatkan calf crop, menekan kematian melalui teknologi suplementasi pakan, serta inovasi kelembagaan koperasi dimodelkan untuk mengetahui perilakunya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kebijakan yang diusulkan dapat meningkatkan populasi, baik karena meningkatnya calf crop maupun menurunnya tingkat kematian. Sedangkan kebijakan inovasi kelembagaan koperasi mampu meningkatkan keuntungan peternak. Dengan demikian, rekayasa model kelompok bakal klaster untuk pengembangan agribisnis sapi Bali di Kabupaten Belu dan Malaka dapat dilakukan melalui inovasi teknologi dan kelembagaan.KATA KUNCI: kelompok, klaster, sapi, sistem, agribisnis
dc.identifier.urihttps://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150130110002
dc.subjectkelompok
dc.subjectklaster
dc.subjectsapi
dc.titleRANCANG BANGUN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI BALI DI KABUPATEN BELU DAN MALAKA, NUSA TENGGARA TIMUR

Files

Original bundle
Now showing 1 - 5 of 10
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130110002-Cover.pdf
Size:
116.05 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130110002-Abstrak.pdf
Size:
116.05 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130110002-DaftarIsi.pdf
Size:
154.43 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130110002-Bab1.pdf
Size:
208.12 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130110002-Bab2.pdf
Size:
511.5 KB
Format:
Adobe Portable Document Format