PENENTUAN KAWASAN PERTAMBANGAN BERBASIS SEKTOR UNGGULAN KOMODITI SUMBER DAYA NIKEL, KABUPATEN KONAWE DAN KABUPATEN KONAWE UTARA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Abstract
ABSTRAK
Pulau Sulawesi merupakan salah satu wilayah penghasil logam nikel laterit di Indonesia. Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki potensi komoditi unggulan mineral logam yang cukup melimpah, seperti: Nikel, Besi Laterit dan emas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional kedua kabupaten tersebut, merupakan bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Soroako dan sekitarnya, yang dicanangkan sebagai sektor komoditi unggulan pertambangan nikel di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi keekonomian potensi sumberdaya nikel dan analisis karakteristik kewilayahan pada Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara, untuk menentukan skala prioritas pengembangan kawasan pertambangan berbasis sektor komoditas unggulan sumberdaya nikel dengan pendekatan Satuan genetika Wilayah (SGW) dan memanfaatkan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Metoda analisis dalam penentuan kawasan pertambangan ini dilakukan dengan valuasi matriks holistik SGW.
Berdasarkan hasil analisis spasial, maka Satuan Genetika Wilayah daerah penelitian dapat dibagi atas 4 SGW, yang mengacu pada klasifikasi litho-tectono-morpho, yakni: SGW Pedataran Batuan Ultramafik, SGW Pedataran Patahan Batuan Ultramafik, SGW Perbukitan Batuan Ultramafik dan SGW Perbukitan Patahan Batuan Ultramafik. Sesuai valuasi matrik holistik, maka diperoleh adanya keterkaitan nilai potensi dan kendala wilayah terhadap total nilai valuasi SGW.
Total nilai valuasi SGW dipengaruhi terutama oleh faktor keekonomian potensi bahan tambang dan keekonomian wilayah tataruang.
Hasil valuasi matrik holistik SGW, menunjukkan adanya 204 nilai valuasi SGW kabupaten Konawe dan 248 nilai valuasi SGW Kabupaten Konawe Utara. Dan sesuai Peta Spasial Hasil Valuasi SGW dan nilai valuasi SGW tersebut, diperoleh 12 wilayah yang berpotensi tinggi (nilai valuasi SGW > 200) yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pertambangan nikel, yakni: Kabupaten Konawe: Routa, Routa-Liasa, Routa Wiwirano, Routa-Sampala dan Pondidaha; Kabupaten Konawe Utara: Molawe, Andowia, Molawe-Andowia, Wiwirano, Molawe-Topogoya, Asera-Oheo dan Langkimia.
Hasil analisis valuasi Satuan Genetika Wilayah dan evaluasi keekonomian potensi bahan tambang nikel dari kedua daerah penelitian, maka dapat direkomendasikan bahwa Satuan Genetika Wilayah Pedataran Patahan Batuan Ultramafik daerah Langikima, Wiwirano dan SGW Pedataran Batuan Ultramafik daerah Asera, Andowia, Molawe dan Wiwirano sebagai Kawasan Andalan Pertambangan Nikel. Kawasan andalan pertambangan tersebut, memiliki total sumberdaya 1,24 Milyar Ton, status IUP operasi-produksi, status hutan APL,HPK, HP, infrastruktur jalan memadai dan pelabuhan tersediai, zona gerakan tanah rendah – menengah, dengan nilai valuasi skenario dikembangkan/ditambang berkisar 248– 298.
ABSTRAK
Pulau Sulawesi merupakan salah satu wilayah penghasil logam nikel laterit di Indonesia. Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki potensi komoditi unggulan mineral logam yang cukup melimpah, seperti: Nikel, Besi Laterit dan emas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional kedua kabupaten tersebut, merupakan bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Soroako dan sekitarnya, yang dicanangkan sebagai sektor komoditi unggulan pertambangan nikel di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi keekonomian potensi sumberdaya nikel dan analisis karakteristik kewilayahan pada Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara, untuk menentukan skala prioritas pengembangan kawasan pertambangan berbasis sektor komoditas unggulan sumberdaya nikel dengan pendekatan Satuan genetika Wilayah (SGW) dan memanfaatkan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG). Metoda analisis dalam penentuan kawasan pertambangan ini dilakukan dengan valuasi matriks holistik SGW.
Berdasarkan hasil analisis spasial, maka Satuan Genetika Wilayah daerah penelitian dapat dibagi atas 4 SGW, yang mengacu pada klasifikasi litho-tectono-morpho, yakni: SGW Pedataran Batuan Ultramafik, SGW Pedataran Patahan Batuan Ultramafik, SGW Perbukitan Batuan Ultramafik dan SGW Perbukitan Patahan Batuan Ultramafik. Sesuai valuasi matrik holistik, maka diperoleh adanya keterkaitan nilai potensi dan kendala wilayah terhadap total nilai valuasi SGW.
Total nilai valuasi SGW dipengaruhi terutama oleh faktor keekonomian potensi bahan tambang dan keekonomian wilayah tataruang.
Hasil valuasi matrik holistik SGW, menunjukkan adanya 204 nilai valuasi SGW kabupaten Konawe dan 248 nilai valuasi SGW Kabupaten Konawe Utara. Dan sesuai Peta Spasial Hasil Valuasi SGW dan nilai valuasi SGW tersebut, diperoleh 12 wilayah yang berpotensi tinggi (nilai valuasi SGW > 200) yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pertambangan nikel, yakni: Kabupaten Konawe: Routa, Routa-Liasa, Routa Wiwirano, Routa-Sampala dan Pondidaha; Kabupaten Konawe Utara: Molawe, Andowia, Molawe-Andowia, Wiwirano, Molawe-Topogoya, Asera-Oheo dan Langkimia.
Hasil analisis valuasi Satuan Genetika Wilayah dan evaluasi keekonomian potensi bahan tambang nikel dari kedua daerah penelitian, maka dapat direkomendasikan bahwa Satuan Genetika Wilayah Pedataran Patahan Batuan Ultramafik daerah Langikima, Wiwirano dan SGW Pedataran Batuan Ultramafik daerah Asera, Andowia, Molawe dan Wiwirano sebagai Kawasan Andalan Pertambangan Nikel. Kawasan andalan pertambangan tersebut, memiliki total sumberdaya 1,24 Milyar Ton, status IUP operasi-produksi, status hutan APL,HPK, HP, infrastruktur jalan memadai dan pelabuhan tersediai, zona gerakan tanah rendah – menengah, dengan nilai valuasi skenario dikembangkan/ditambang berkisar 248– 298.
Description
Keywords
Pertambangan, Unggulan, Nikel