KEANEKARAGAMAN SERANGGA PENYERBUK DAN STRATEGI PELESTARIANNYA PADA SISTEM AGROFORESTRI BERBASIS KOPI PERUNTUKAN KOPI LUWAK LIAR(Studi Kasus:Perkebunan Kopi Kawasan Perhutani RPH Jayagiri,BKPH Lembang)

Abstract

Salah satu layanan ekosistem adalah penyerbukan oleh serangga penyerbuk. Serangga penyerbuk mempengaruhi produksi komoditas pertanian misalnya saja kopi. Agroforestri berbasis kopi merupakan salah satu manajemen lahan yang mendukung pelestarian serangga penyerbuk dan keanekaragaman hayati lainnya yaitu luwak yang berpotensi menghasilkan kopi luwak. Penelitian ini dilakukan di Perkebunan Kopi di Kawasan Perhutani RPH Jayagiri, BKPH Lembang dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keanekaragaman serangga penyerbuk dan strategi pelestariannya yang berkaitan dengan manajemen lahan secara agroforestri oleh unit KTH Mukti Tani. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran eksplanatori sekuensial dimana menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif secara berurutan. Metode kualitatif lebih mengeksplorasi tentang bagaimana strategi pelestarian serangga penyerbuk. Metode kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data ekologis berupa kondisi serangga penyerbuk dan informasi mengenai pengetahuan dan pendapat masyarakat mengenai serangga penyerbuk. Sedangkan strategi pelestarian dirumuskan dan mengacu pada IBSAP (Indonesia Biodiversity and Action Plan) 2015-2020 dan IPBES (Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services). Hasil penelitian menunjukan bahwa Indeks Shanon-Wiener (H’) serangga penyerbuk sebesar 2,46 (keanekaragaman sedang), kelimpahan (evenness) sebesar 0,78, (kelimpahan individu antar spesies tidak ada dominansi), berasal dari ordo himenoptera, diptera dan lepidoptera. Terdapat potensi penyerbukan sebagai sumber nektar selain tanaman kopi. Keberadaan serangga penyerbuk tergantung pada waktu foraging activity. Strategi pelestarian yang diusulkan adalah : a) Perlindungan habitat serangga penyerbuk dan kehati lainnya (khususnya luwak), b) Mendukung praktek-praktek tradisional dalam mengelola habitat, c) Memberikan pendidikan dan pertukaran pengetahuan di kalangan petani, ilmuwan, industri, masyarakat, dan masyarakat umum, d) Menurunkan penggunaan pestisida, e) Meningkatkan hasil peternakan lebah yang komersial, f) Mendorong petani untuk mengembangkan manfaat ekonomi dari kehati (misalnya kopi luwak dan madu) sebagai insentif, dan g) Membuat regulasi yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan bertujuan untuk pelestarian kehati dengan tujuan mensejahterakan masyarakat.

Description

Keywords

serangga penyerbuk, agroforestri, kopi

Citation