Pendekatan Sosio-Ekologi Dalam Perencanaan Sabuk Hijau Waduk Jatigede
No Thumbnail Available
Date
2017-07-27
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Daerah Sabuk Hijau Waduk Jatigede berada pada elevasi 260-262,5 m dari ketinggian maksimum muka air bendungan yang meliputi 5 Kecamatan Administratif yaitu Jatigede, Jatinunggal, Wado, Darmaraja dan Cisitu. Secara tata ruang daerah sabuk hijau tersebut merupakan kawasan perlindungan setempat (KPS) yang mana status kepemilikan lahannya berada dibawah kewenangan otorita pengelola waduk. Fenomena yang terjadi di waduk-waduk sebelumnya di Indonesia adalah sabuk hijau mengalami degradasi seperti okupasi pemukiman dan konversi lahan pertanian oleh masyarakat yang tidak mengidahkan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air. Daerah sabuk hijau adalah sebagai zona penyangga dan merupakan interface (penghubung) antara zona inti (perairan) dengan zona diluar kawasan waduk (pemukiman masyarakat). Interaksi sosioekologi antara manusia dengan sumber daya alam akan selalu terjadi di zona penyangga tersebut. Tujuan penelitian ini adalah membuat konsep perencanaan pemanfaatan sabuk hijau melalui pendekatan sosio-ekologi lanskap yaitu menjadikan lahan sabuk hijau sebagai suatu areal multifungsi baik untuk fungsi konservasi dan juga untuk fungsi produksi, serta dalam pemanfaatannya melibatkan masyarakat yang terdampak pembangunan Waduk Jatigede.
Penelitian difokuskan di 2 (dua) tempat yaitu Desa Karang Pakuan Kecamatan Darmaraja dan Desa Ciranggem Kecamatan Jatigede. Metode yang digunakan adalah kombinasi kuantitatif-kualitatif secara konkuren, untuk menggali karakteristik biofisik, sosial, ekonomi dan budaya serta persepsi dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keberadaan dari sabuk hijau Waduk Jatigede.
Konsep dalam rencana pemanfaatan lahan sabuk hijau Waduk Jatigede adalah membuat zonasi berdasarkan faktor biofisik yaitu zona konservasi/lindung dan zona produksi/budidaya. Sedangkan sistem tataguna lahan yang dapat diterapkan adalah agroforestri tipe agrosilvopastura yang terdiri dari vegetasi komponen kehutanan (kayu dan tanaman serbaguna) - pertanian (hortikultura dan perkebunan) – peternakan (hijauan makanan ternak/HMT) yang akan ditanam di lahan sabuk hijau. Penerapan sistem agroforestri dalam pemanfaatan lahan sabuk hijau diintegrasikan dengan kegiatan pariwisata di dalam areal sabuk hijau dan juga kegiatan lain diluar areal sabuk hijau seperti : pemanfaatan lahan pekarangan, budidaya lebah, jamur kayu serta biogas dari kotoran ternak. Dengan konsep yang telah dibuat diharapkan fungsi dari sabuk hijau dapat tercapai baik aspek ekologinya untuk perlindungan dan pelestarian waduk juga dari aspek sosial yaitu untuk kesejahteraan masyarakat.
Kata kunci : Sabuk Hijau Waduk Jatigede, Sosio-ekologi lanskap, Agroforestri
Description
Keywords
Waduk Jatigede, Tidak ada keyword, Tidak ada keyword