JEJARING KEBIJAKAN DALAM PELAKSANAAN PERTANIAN PERKOTAAN TERPADU /INTEGRATED URBAN FARMING DI KOTA BANDUNG

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jaringan kebijakan dalam pelaksanaan Pertanian Perkotaan Terpadu untuk memetakan aktor kebijakan yang terlibat di dalamnya dalam mewujudkan Bandung Food Smart City. Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan strategi sekuensial eksploratif yang melibatkan aktor kebijakan dari pemerintah, privat, akademisi, masyarakat dan media massa. Dalam memetakan aktor, penelitian ini menggunakan teori dimensi jejaring kebijakan dari Frans Van Wardeen (1992) yang mencangkup aktor, fungsi, struktur dan pelembagaan. Kemudian dimensi struktur ditelusuri lebih dalam menggunakan Social Network Analysis dari Marcin Mincer (2012) dengan memanfaatkan aplikasi Gephi. Struktur jaringan didasarkan empat dimensi yaitu centrality. Hasil penelitian menunjukan bahwa jejaring kebijakan dalam pelaksanaan Pertanian Perkotaan Terpadu di Kota Bandung telah memenuhi dimensi-dimensi jejaring kebijakan. Hal ini dikonfirmasi dimana masing-masing aktor telah sesuai melakukan peran dan fungsinya. Hasil pengukuran centrality menunjukan bahwa Universitas Katolik Parahyangan adalah aktor yang paling banyak memiliki koneksi (degree centrality) sekaligus yang memegang kontrol komunikasi paling baik (betweenness centrality). Kemudian aktor yang memiliki jalur tercepat dalam menyebarkan informasi ke aktor lainnya (closeness centrality) yaitu Gabungan Kelompok Tani yang ada di 30 Kecamatan Kota Bandung. Sedangkan aktor yang memegang peranan paling penting (eigenvector centrality) yaitu ada pada pemerintah level bawah yaitu kecamatan dan kelurahan. Penelitian ini berguna untuk menjelaskan pentingnya posisi aktor dalam jaringan kebijakan yang merupakan kunci keberhasilan suatu program.

Description

Keywords

pertanian perkotaan terpadu; jejaring kebijakan; aktor kebijakan; social network analysis;, Tidak ada keyword, Tidak ada keyword

Citation