PERBEDAAN DAN KETERKAITAN ASPEK PSIKOSOSIAL PENDERITA DAN BUKAN PENDERITA GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULA AKIBAT BRUXISM
No Thumbnail Available
Date
2013-07-18
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Bruxism adalah aktifitas parafungsi siang hari atau malam hari yang terdiri dari menggerinda gigi (grinding), menggertakkan gigi-gigi (gnashing), atau mengatupkan rahang dengan kuat (clenching). Etiologi gangguan sendi temporomandibula dan bruxism masih merupakan bahan perdebatan oleh para peneliti. Aspek psikososial sering dikemukakan sebagai faktor etiologi. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan dan keterkaitan aspek psikososial pada penderita dan bukan penderita gangguan STM akibat bruxism dengan menggunakan DC/TMD.
Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Untuk skrining bruxism dilakukan pemeriksaan klinis dan pengisian kuesioner dari modifikasi Paesani dan Winocur. Skrining selanjutnya, penderita gangguan STM menggunakan pemeriksaan klinis dan kuesioner dari DC/TMD Axis I menghasilkan 60 orang responden, 40 orang termasuk ke dalam kelompok sampel dan 20 orang merupakan kelompok kontrol. Kedua kelompok diperiksa aspek psikososialnya menggunakan DC/TMD Axis II.
Untuk memeriksa perbedaan aspek psikososial pada penderita dan bukan penderita gangguan STM akibat bruxism digunakan uji statistik Wilcoxon/Mann Whitney. Hasil analisis menunjukkan perbedaan pada semua aspek psikososial bermakna secara statistik antara penderita dan bukan penderita gangguan STM akibat bruxism, tetapi pada pengujian berdasarkan jenis-jenis bruxism, tidak semua variabel aspek psikososial mempunyai perbedaan yang bermakna secara statistik. Untuk menganalisis keterkaitan menggunakan uji statistik Kendal Coefficient of Concordance, hasilnya terdapat keterkaitan yang bermakna pada bruxism secara umum, phasic bruxism, tonic bruxism dan mixed bruxism, kecuali pada kelompok tonic bruxism.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan nilai aspek psikososial pada penderita dibandingkan dengan bukan penderita gangguan STM akibat bruxism, serta terdapat keterkaitan antara variabel aspek-aspek psikososial.
Description
Keywords
Aspek psikososial, Gangguan Sendi Temporomandibula, Bruxism dan DC/TMD