CADANGAN KARBON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI SIANTAN TENGAH KKPN TWP KEPULAUAN ANAMBAS DAN LAUT SEKITARNYA

Abstract

Pada tahun 2019 level gas rumah kaca di atmosfer setara dengan 415 ppm CO2, meningkat dibandingkan dengan sebelum Revolusi Industri yang hanya 280 ppm. Kondisi ini menyebabkan dunia menjadi lebih hangat lebih dari 0,5 °C dan beberapa dekade ke depan diprediksi akan meningkat lagi paling sedikit 0,5 °C. Pada bulan Mei 2019 observatorium Mauna Loa di Hawaii mencatat konsentrasi CO2 sudah mencapai 415 ppm, hal ini untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah manusia. Oleh sebab itu perlu adanya tindakan mitigasi perubahan iklim, salah satunya dengan penurunan gas rumah kaca. Penurunan gas rumah kaca di atmosfer terutama CO2 tidak hanya dengan menurunkan emisi tetapi juga perlu diiringi dengan meningkatkan penyerapan gas rumah kaca tersebut. Tumbuhan memegang peranan yang sangat penting dalam proses reduksi CO2 melalui proses fotosintesis, dimana CO2 diserap dan diubah oleh tumbuhan menjadi karbon organik dalam bentuk biomassa. Tumbuhan di perairan laut dangkal seperti lamun dan mangrove memiliki potensi yang tinggi sebagai penyerap gas CO2. Berdasarkan penelitian, 150.693,16 Ha padang lamun di Indonesia mampu menyerap karbon sebesar 992,67 kilo ton atau setara dengan 3,64 mega ton CO2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 sampai dengan Januari 2020 di Siantan Tengah Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Penelitian ini bertujuan untuk:1) Menganalisa status kondisi padang lamun; 2) Menghitung total kandungan karbon pada padang lamun; 3) Menganalisa pengetahuan lokal masyarakat terhadap keberadaan lamun. Penelitian ini menggunakan metode Walkley and Black untuk mendapatkan kandungan karbon dan metode gravimetrik untuk mendapatkan nilai biomassa. Sedangkan analisa pengetahuan masyarakat menggunakan metode campuran. Status kondisi padang lamun di Siantan Tengah berada pada kategori jarang hingga sedang serta rusak dan miskin. Total cadangan karbon pada ekosistem padang lamun Siantan Tengah adalah sebesar 2.385,10 ton C. Sebagian besar masyarakat Siantan Tengah tidak mengetahui manfaat padang lamun sehingga berpendapat padang lamun bukan merupakan ekosistem penting yang perlu dilindungi.

Description

Keywords

Lamun, Karbon, Siantan Tengah

Citation