Organisasi Produkrsi Pabrik Genteng di Desa Pinangraja Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka
No Thumbnail Available
Date
2019-06-17
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
ABSTRAK
Organisasi Produksi Pabrik Genteng dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sistem produksi pertanian meliputi tata guna lahan, aktivitas produksi pertanian padi, hubungan-hubungan agraria mencakup penguasaan lahan, hubungan kerja. Adapun faktor lain yang mempengaruhinya yaitu sarana produksi meliputi alat dan bahan, tenaga kerja, dan siklus pertanian di sawah. Skripsi ini membahas tentang bagaimana organisasi produksi pabrik genteng di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data di lapangan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan terlibat dan tidak terlibat, wawancara, studi dokumen dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi pabrik genteng dipengaruhi oleh Struktur sosial di pedesaan dan sistem kekerabatan yang berlaku di wilayah penelitian. Struktur sosial di pedesaan dilihat berdasarkan kekayaan dan kepemilikan tanah yang berhubungan dengan ketersediaan bahan baku di Desa Pinangraja. Sedangkan sistem kekerabatan dipengaruhi oleh hubungan-hubungan sosial yang terjalin sehingga tenaga kerja yang diorganisir berdasarkan hubungan teman, tetangga, dan ikatan kerabat. Faktor selanjutnya adalah pengaruh musim terhadap produksi genteng terbagi menjadi dua yaitu musim produksi pertanian diawali masa penanaman hingga masa panen, sejalan dengan musim hujan.
Kesimpulannya, organisasi produksi pabrik genteng pada dasarnya tidak terlepas dari hubungan sosial yang saling mempengaruhi satu sama lain. diawali dari kepemilikan pabrik atau pengelolaannya diwariskan secara turun-temurun, begitupun buruh pabrik yang terlibat didalamnya didasarkan oleh hubungan sosial yang sudah terjalin seperti teman, tetangga, dan ikatan kerabat yang diperolah atas ikatan darah dan perkawinan.
Kata Kunci : Organisasi produksi, industri kecil di pedesaan, sistem kekerabatan, pabrik genteng, Jawa Barat.
ABSTRACK
Production organization of roof tile factory is effected by many factors such as agriculture production system that consists of land utilization, rice agriculture production, agrarian relationship consists of land control and work relation. Another factor that effect the organization is production tools such as vehicle and materials, labor, and agriculture cycle in the rice fields. This thesis discuss about how organization of roof tile production works in Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. The method used to collect data is qualitative method with ethnography approach. The technique used to collect data is participative and non-participative observation, interview, document study, and documentation.
This study result shows that production factor of roof tile factory is effected by the rural social structure and kinship that is valid in the field. The social structure in rural area can be seen based on the wealth and ownership of the land that is also related to the availability of raw materials in Desa Pinangraja. Meanwhile, the kinship system is effected by social relations so that the labor is organized by the relation of friends, neighbour, and another kinship bond. Another factor is the impact of season to the production of roof tile that is divided into two; production time of agriculture production that is started with cultivation until harvest time.
The conclusion is, organization of roof tile factory production basically can not be aside from social relationship that effect each other. It started from the ownership of factory that is given as a legacy. Also the labor comes from the relation of friends, neighbour, and kinship which obtained from relationship bond and marriage.
Keyword: production organization, small industry in rural area, kinship system, roof tile factory, West Java.
Description
Keywords
Organisasi produksi, industri kecil di pedesaan, sistem kekerabatan