Penerapan sinkronisasi estrus dan superovulasi untuk meningkatkan jumlah anak sekelahiran pada kambing peranakan etawah (PE)

Abstract

Upaya peningkatan produktivitas kambing Peranakan Etawah (PE), maka perlu dicari bioteknologi reproduksi yang diterapkan oleh para peternak kambing, yaitu untuk meningkatkan jumlah anak sekelahiran. Salah satu bioteknologi tersebut adalah Sinkronisasi Estrus. Penelitian dilakukan di kandang penelitian kambing Laboratorium Reproduksi Ternak dan IB Universitas Padjadjaran, Ciparanje, Jatinangor. Penelitian dilakukan dua tahap. Tahap I bertujuan mengidentifikasi estrus dengan mengamati onset dan persentasenya serta mengamati level hormon esterogen. Metode penelitian tahap I menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 2x2 dengan dosis progesteron (MPA) 40 dan 60 mg/ekor dan densitas spons yaitu lunak dan keras, dengan 5 kali ulangan. Menggunakan 20 ekor kambing PE betina yang tidak bunting namun sudah pernah beranak dan berumur 2 sampai 3 tahun dengan bobot badan 30 sampai 42 kg. Tahap II bertujuan untuk membandingkan pelaksanaan superovulasi menggunakan sinkronisasi estrus satu kali dan dua kali dengan mengamati level hormon progesterone dalam darah, pertumbuhan ambing, bobot hidup induk, persentase kebuntingan, lama kebuntingan dan jumlah anak sekelahiran. Metode penelitian tahap II menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 2x3 dengan sinkronisasi satu kali dan dua kali dan dosis superovulasi dengan GnRH 10, 30 dan 50 µg/ml, dengan 4 kali ulangan. Menggunakan 24 ekor kambing PE betina yang tidak bunting yang sudah pernah beranak, umur 2 sampai 3 tahun dengan bobot badan 30 sampai 42 kg. Hasil pengamatan tahap I menunjukkan bahwa pengaruh sinkronisasi estrus terhadap onset estrus, persentase Estrus dan kandungan hormon esterogen tidak berbeda nyata (p>0,05). Hasil pengamatan tahap II menunjukkan bahwa pengaruh superovulasi dengan dosis GnRH yang berbeda dan jumlah sinkronisasi yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (p0,05) pada tingkat kebuntingan, lama kebuntingan dan jumlah anak sekelahiran. Hasil penelitian dianalisis menggunakan Anova dan Manova dengan uji lanjutan menggunakan uji BNT pada program SPSS 16. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa: 1. Sinkronisasi estrus dengan spons vagina dan hormon progesteron MPA dapat menyerentakkan estrus kambing PE namun tidak meningkatkan produktivitas kambing PE. 2. Superovulasi dengan dosis GnRH yang berbeda dan jumlah sinkronisasi yang berbeda mampu meningkatkan kandungan hormon progesteron, perkembangan ambing dan bobot hidup induk, namun belum meningkatkan tingkat kebuntingan, lama kebuntingan dan jumlah anak sekelahiran kambing PE.

Description

Keywords

sinkronisasi estrus, superovulasi, kambing peranakan etawah.

Citation