PERBEDAAN KEKUATAN LEKAT SEMEN GLASS IONOMER, RESIN SELF ADHESIVE, DAN ZINC FOSFAT SEBAGAI BAHAN SEMENTASI PASAK INTI COR

Abstract

Gigi yang telah mengalami perawatan endodontik memerlukan restorasi khusus agar dapat kembali berfungsi maksimal dan dapat berperan sebagai gigi penyangga untuk protesa cekat maupun lepasan. Pasak intraradikular biasanya dipakai pada gigi yang sudah mengalami kehilangan banyak jaringan keras. Pasak inti cor yang dibuat khusus mempunyai keuntungan karena bagian pasak dan inti dicor secara bersamaan yang terdiri dari bahan yang sama sehingga menghasilkan sambungan yang terbaik antara bagian pasak dan inti, selain itu pasak inti cor yang dibuat secara khusus juga dapat mengisi ruang saluran akar lebih akurat. Penelitian ini bertujuan mengentahui perbedaan kekuatan lekat semen glass ionomer (Luting Lining Cement, GC Japan), semen resin self adhesive (Rely X U200, 3M), dan semen zinc fosfat (Elite Cement 100, GC Japan). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 12 buah gigi yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 menggunakan semen glass ionomer, kelompok kedua menggunakan semen resin self adhesive, dan kelompok 3 menggunakan semen zinc fosfat. Sampel yang disiapkan akan dilakukan uji tarik dengan alat ukur Instron (LRX Plus, LLOYD Instrument LTD) dan data yang didapat diolah dengan analisis statistik ANOVA. Nilai rata-rata kekuatan lekat kelompok 1 (glass ionomer) adalah 209,292 N, kelompok 2 (resin self adhesive) adalah 196,190 N, dan kelompok 3 (zinc fosfat) adalah 197,245 N. Hasil analisis statistik didapatkan p-value 0,9312 (p > 0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kekuatan lekat diantara tiga semen yang diuji sebagai bahan sementasi pasak inti cor.

Description

Keywords

kekuatan lekat, pasak inti cor, glass ionomer

Citation