PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN PENDUKUNG DISTRICT-BASED PUBLIC-PRIVATE MIX TUBERKULOSIS DI KABUPATEN PURWAKARTA

Abstract

Lebih dari 400.000 pasien tuberkulosis tidak ternotifikasi pada tahun 2020 karena keterbatasan akses, underdiagnosed, dan underreported terutama dari fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Strategi tuberkulosis global mendukung perlunya kerjasama dari seluruh sarana pelayanan kesehatan untuk mengatasi missing cases melalui pendekatan District-Based Public-Private Mix (DPPM). Kemitraan pihak pemerintah dan swasta membutuhkan dukungan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang menjembatani semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan tuberkulosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi implementasi DPPM tuberkulosis dalam sistem kesehatan di kabupaten Purwakarta, membangun model sistem informasi kesehatan pendukung DPPM tuberkulosis, membuat aplikasi, dan mengevaluasi aplikasi yang telah dibangun. Desain penelitian ini adalah action research yang terdiri dari empat tahapan yaitu mendiagnosis implementasi DPPM (diagnosing action) dengan metode kualitatif, pengembangan model SIK (planning action) dengan metode kualitatif, uji coba dan penerapan SIK (taking action), dan penilaian persepsi serta pemanfaatan SIK (evaluating action) dengan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan aplikasi MitraTB. Subjek penelitian ini adalah pihak pemerintah dan pihak swasta yang terlibat dalam penanggulangan tuberkulosis di kabupaten Purwakarta. Data kualitatif dianalisis dengan pendekatan analisis tematik, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan uji korelasi Spearman, uji Mann-Whitney, dan uji Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penghambat DPPM tuberkulosis lebih banyak daripada faktor pendorong sehingga diperlukan pengembangan SIK untuk meminimalisir faktor penghambat. Model konseptual SIK dibangun berdasarkan dimensi substansi, tampilan, daya tarik, kemanfaatan, etik, dan user sehingga dihasilkan aplikasi MitraTB sebagai model praktis dari SIK. Aplikasi MitraTB telah diterapkan di kabupaten Purwakarta, 74% subjek penelitian menerima aplikasi MitraTB dengan sangat baik dan baik. Faktor yang memengaruhi penerimaan aplikasi MitraTB adalah perceived of use, perceived ease of use, lama pengalaman menangani tuberkulosis, komitmen, sektor, dan profesi. Simpulan dari penelitian ini adalah implementasi DPPM tuberkulosis belum berjalan dengan baik karena belum terbentuk sistem yang mendukung dan adanya faktor penghambat yang lebih banyak daripada faktor pendorong. Telah dihasilkan suatu model SIK dan aplikasi MitraTB untuk memperkuat DPPM dan memfasilitasi komunikasi antara seluruh stakeholder. Aplikasi MitraTB dapat diterima dan dimanfaatkan untuk mendukung DPPM tuberkulosis di kabupaten Purwakarta.

Description

Keywords

Tuberkulosis, DPPM, Sistem Informasi Kesehatan

Citation