Rekonstruksi Kota Galuh Pakwan (1371 - 1475 M) dan Kota Pakwan Pajajaran (1482 - 1521 M)

Abstract

Sejarah mengenai Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda sampai pada saat ini masih sering terjadi kesalahan interpretasi dalam penulisannya. Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda lahir pada waktu yang bersamaan sebagai penerus dari Kerajaan Tarumanagara. Walaupun memiliki wilayah kekuasaan yang berbeda, adakalanya antara Kerajaan Galuh dengan Kerajaan Sunda dipersatukan melalui jalan pernikahan, dan kemudian secara kelembagaan selalu Sunda yang dipakai sebagai nama dari kerajaannya. Berdasarkan sumber tradisional, Kerajaan Galuh didirikan oleh Prabu Wretikendayun dengan menamakan ibu kota kerajaannya Galuh Pakwan. Kota Galuh Pakwan mengalami perpindahan tempat sebanyak lima kali, dan Kawali merupakan tempat terakhir sampai eksistensi kerajaan ini berakhir, dengan nama kompleks keratonnya adalah Surawisesa. Pada saat yang bersamaan, Prabu Trarusbawa mendirikan Kerajaan Sunda dengan memilih ibu kota kerajaan di Kota Pakwan Pajajaran. Nama dari kompleks keraton Kerajaan Sunda tersebut adalah Panca Prasadha. Penataan ruang, baik di Kota Galuh Pakwan maupun di Kota Pakwan Pajajaran terungkap sarat dengan makna filosofis sebagaimana tersirat dalam naskah-naskah Sunda Kuna. Walaupun demikian, antara Kota Galuh Pakwan dengan Kota Pakwan Pajajaran terdapat beberapa perbedaan yang sangat kuat, selain banyaknya persamaan pada tata ruang kotanya. Simpulannya, Galuh Pakwan merupakan kota dataran rendah yang menghasilkan pola sirkulasi kota linier. Secara morfologinya, Kota Galuh Pakwan termasuk kedalam kelompok kota organis. Sedangkan Pakwan Pajajaran merupakan kota pegunungan, dengan topografi wilayah yang berbukit sehingga sirkulasi kota yang dihasilkan berpola radial. Kota ini termasuk kedalam kelompok kota kosmis dengan keberadaan Gunung Salak dan Gunung Pangrango sebagai pusat orientasinya.

Description

Keywords

Galuh, Sunda, Pakwan

Citation

Collections