DINAMIKA RUBRIK POLITIK MAJALAH PEMBELA ISLAM PADA MASA PERGERAKAN (1929-1935)

Abstract

Tesis ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran tokoh-tokoh Persis dalam Majalah Pembela Islam terutama menyangkut pemikiran politik, baik berkenaan mengenai paham kebangsaan maupun mengenai pemikiran Islam dalam kontek kenegaraan. Dalam tesis ini dijelaskan juga alasan mengenai pembredelan yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda dan respon yang dilakukan oleh Persis atas pembredelanya tersebut. Metode penelitian dalam tesis ini adalah metode sejarah. Metode sejarah terdiri dari tahap heuristik atau proses mencari dan mengumpulkan data, kritik eksternal dan kritik internal, interpretasi, dan historiografi. Selain itu penjelasan yang terdapat dalam tesis ini menggunakan konsep-konsep komuikasi politik. Tesis ini menunjukan bahwa Persis dengan penerbitannya terutama dalam Majalah Pembela Islam cukup sering menimbulkan polemik dengan tokoh-tokoh kebangsaan semisal Soetomo, Soekarno maupun Muchtar Luthfi. Polemik yang terjadi dikarenakan ketidaksetujuan tokoh-tokoh Persis terhadap paham kebangsaan yang disebarkan oleh tokoh-tokoh nasionalis. Bagi tokoh-tokoh persis seperti A.Hassan atau M.Natsir, berjuang berlandaskan paham kebangsaan tanpa didasari dengan semangat keislaman itu adalah Ashabiyah. Menurut A Hassan orang yang menyerukan ashbaiyah, berperang karena ashabiyah, atau berjuang atas asas ashabiyah tidak termasuk umat Nabi Muhammad. Bagi mereka mendirikan perkumpulan kebangsaan dan menolong kebangsaan merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama Islam. Perjuangan Islam menurut tokoh-tokoh Persis harus memiliki tujuan untuk menjadikan negara Indonesia berdasarkan Islam. Hal tersebut, akan memudahkan pemakaian hukum-hukum dan undang-undang Islam dalam konteks yang lebih luas. Berbeda halnya jika perjuangan yang dilakukan adalah dengan paham kebangsaan, umat Islam akan menjadikan Indonesia menjadi negara sekuler yang menjauhkan agama dalam kehidupan politik. Sikap keras tokoh-tokoh persis dalam Majalah (Pembela Islam) ini bukan hanya terjadi pada tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno mamupun Muhtar Luthfi, akan tetapi juga Persis menggunakan Majalah Pembela Islam untuk melancarkan krtitik pada pemerintahan kolonial terutama berkaitan dengan izin penyebaran Agama Kristen di Indonesia. Dampaknya pemerintahan kolonial melarang penerbitan dari Majalah Pembela Islam ini.

Description

Keywords

Majalah Pembela Islam, Persatuan Islam, Ahmad Hassan

Citation

Collections