Konstruksi Identitas Melalui Rilisan Musik: Studi Netnografi di Bandung

Abstract

Penggemar dan penikmat musik mulai kembali membeli pemutar analog, membeli rilisan dan mengoleksinya. Penelitian ini membahas signifikansi fandom musik indie dan identitas musik, khususnya membahas keterlibatannya dalam mengoleksi rilisan musik fisik, yaitu piringan hitam (vinyl), kaset, dan CD. Hal tersebut memunculkan fenomena mengunggah koleksi rilisan musik di instagram. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menampilkan data-data untuk mendukung temuan penelitian, serta kajian literatur. Penelitian ini menggunakan pendekatan netnografi dalam mengamati jejak digital yang menampilkan keterlibatan dalam lingkup musik di instagram. Selain itu, melakukan wawancara untuk memperoleh kedalaman informasi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana identitas fandom musik indie terbentuk di media sosial, dan faktor apakah yang menyebabkan seseorang mengunggah koleksi rilisan musik fisik. Serta, bagaimana identitas musik dikonstruksi saat remaja oleh idharrez, amenkcoy, opetho, alter.naive, dan iamcollapse, kemudian dikonstruksi ulang dikehidupan dewasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan pengalaman masa lalu, pribadi, dan kebangaan yang mendasari fandom musik indie mengkonstruksi identitas dari mengoleksi rilisan musik fisik yang mereka unggah di instagram. Serta, bahwa keaktifan mengunggah rilisan musik fisik di usia muda telah membentuk identitas yang melekat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah musik berperan bagi hidup mereka maka hingga saat ini mereka tetap berada dalam lingkup musik; karya, dan kiprahnya telah dikenal di kota Bandung terlihat dari unggahan mereka di instagram. Kata kunci: fandom, musik, identitas, instagram

Description

Keywords

Musik, Rilisan Musik, Fandom

Citation