PEMIKIRAN POLITIK TIGA TOKOH SUNDA NASIONALIS, 1920-1942
No Thumbnail Available
Date
2018-11-28
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Tesis ini bertujuan untuk menguraikan pemikiran politik tokoh-tokoh Sunda yang nasionalis dalam hubungan dengan pembentukan identitas Indonesia dan respons terhadap masa-masa akhir pemerintah kolonial Hindia Belanda. Subjek penelitian ini adalah tiga tokoh Sunda , yakni Oto Iskandar dinata, Iwa Koesoema Soemantri, dan Émma Poeradiredja sebagi representasi wanita Sunda.
Dalam merekonstruksi pemikiran politik tiga tokoh Sunda tersebut, digunakan metode sejarah. Metode sejarah terdiri atas proses mencari dan mengumpulkan sumber (heuristik), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Tesis ini menerapkan pendekatan sejarah pemikiran politik. Oleh karena itu, untuk penjelasan dan penafsiran dalam tesis ini, digunakan konsep-konsep ilmu politik.
Tesis ini menunjukkan bahwa ketiga tokoh Sunda ini berpendapat bahwa kesetaraan dan keadilan bagi masyarakat bumiputera dapat diupayakan melalui gerakan politik. Dalam pergerakan politiknya, mereka menempuh jalan kooperatif dan non kooperatif. Kelompok kooperatif bersedia menggunakan infrastruktur dan suprastruktur politik yang disediakan oleh pemerintah kolonial. Oto Iskandar di Nata dan Emma Poeradiredja memilih jalan non kooperasi dengan melibatkan diri dalam dewan-dewan bentukan pemerintah kolonial. Sedangkan kelompok non ko, merupakan oposisi dalam berbagai kepentingan sosial-politik kolonial. Mereka menolak menjadi pegawai dan terlibat dalam dewan-dewan kolonial. Iwa Koesoema Soemantri merespons sistem politik kolonial dengan jalan non kooperasi. Dia menolak masuk dalam sistem politik kolonial. Sejak awal, Iwa menuntut kemerdekaan bagi Indonesia. Oto-Iwa-Emma juga menaruh perhatian cukup besar pada pemberdayaan dan partisipasi politik bagi kaum perempuan. Ketiganya berpendapat bahwa pendidikan, persatuan, dan kesadaran bumiputera merupakan syarat bagi tercapainya kesetaraan, kesejahteraan, dan kemerdekaan Indonesia. Tesis ini berkesimpulan bahwa sikap dan pemikiran politik tokoh Sunda ini, setidaknya ditentukan oleh tiga faktor yang saling mempengaruhi, yakni budaya politik, lingkungan sosial dan politik tempat mereka berada, dan karakteristik pribadi masing-masing tokoh. Mereka berdua memperjuangkan kesetaraan dan otonomi bagi masyarakat melalui sistem politik yang dibangun pemerintah kolonial. Ketiga tokoh ini menemukan dan membentuk citra diri dalam identitasnya sebagai urang Sunda dan bangsa Indonesia. Ketiganya tampil dengan gagasan persatuan, tetapi mereka tampil dalam ekpresi identitas yang berbeda. Iwa membentuk citra bahwa dia hampir secara keseluruhan telah meleburkan diri pada identitas baru sebagai bangsa Indonesia sedangkan Oto dan Émma tetap menampilkan diri sebagai urang Sunda. Meskipun secara gagasan, ketiga tokoh ini mendukung nasionalisme Indonesia, tetapi tidak serta merta menghilangkan identitas sebagai urang Sunda.
Description
Keywords
Sunda, Pemikiran Politik, Nasionalisme