Naskah Filasafat Agama Uga

Abstract

Skripsi ini berjudul Naskah Filsafat Agama Uga “Cerita Kyai Madrais dalam Menyebarkan Agama Djawa Sunda” : Edisi Teks dan Terjemahan. Inti dari teks naskah FAU menceritakan tentang Peranan Kyai Madrais tentang perkembangan Agama Djawa Sunda.dan permasalahan yang dihadapi dalam usaha menyebarkan Agama Djawa Sunda di Cigugur yang sebagian besar penduduknya pada saat itu memeluk kepercayaan berupa animisme. Objek penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebuah naskah yang ditulis menggunakan aksara Latin dengan ejaan lama, berbahasa Sunda yang berpadu dengan Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu dengan beberapa kata serapan dari Bahasa Belanda. Teks naskah berbentuk prosa yang terbagi kedalam kelompok narasi berupa bab dan pasal-pasal. Tebal naskah 59 halaman. Naskah ini diperoleh dari Ibu Fetty Soemawilaga, ketua divisi manuskrip dan pernaskahan Museum Geusan Ulun Sumedang pada saat pencarian naskah-naskah ke museum pada bulan Mei 2016. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, sedangkan untuk metode kajiannya digunakan metode edisi naskah tunggal (codex uniqus) melalui metode edisi standar. Teori yang digunakan sebagai acuan merupakan teori yang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam proses transkripsi (penyesuaian ejaan lama ke EYD) digunakan teori Baried, dkk. (1985), pendeskripsian naskah digunakan teori Darsa (2013), kasus salah tulis digunakan teori Reynolds (Wilson; Suryani, 2012). Sebagai tolak ukur atau parameter untuk menganalisis keempat kasus salah tulis digunakan teori Robson (1994). Penentuan ejaan digunakan teori Kridalaksana (2002), dan terjemahan digunakan teori Catfort; Darsa (2002) berdasarkan kualitas terjemahannya. Hasil identifikasi naskah menunjukkan bahwa teks FAU yang diteliti merupakan Naskah Sunda Lama dari hasil kepustakaan kesultanan. Bentuk-bentuk penyimpangan yang ditemukan dalam Naskah Filsafat Agama Uga ini meliputi; Substitusi 8,17%, Omisi 34,94%, Adisi 55,39%, dan Transposisi 4,83%. Dengan demikian, kasus salah tulis paling banyak terdapat dalam kasus Adisi yang menunjukkan bahwa penyalin melakukan kekeliruan atau cenderung lalai dalam proses penyalinan teks yang mengakibatkan penambahan huruf, sukukata/kata, dan juga penyalin terkadang kurang fokus dalam pennyalinan teks FAU. Sedangkan kasus terkecil adalah kasus Substitusi yang menunjukkan bahwa ada kesalahan karena bentuk tulisan yang mirip sehingga menyebabkan kebingungan.

Description

Keywords

Agama Djawa Sunda, Madrais, Agama Uga

Citation