Gambaran Beban Kerja Mental Perawat IGD di RSUD Sumedang
No Thumbnail Available
Date
2019-07-30
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Perawat IGD memiliki beban kerja yang cukup berat dibandingkan perawat di unit lainnya. Hal ini berkaitan dengan keadaan lingkungan yang kompleks, keadaan pasien yang mengancam jiwa dan berbagai masalah yang berkaitan dengan etik dan moral. Beban kerja mental perawat yang tinggi dapat memberikan beberapa dampak negatif, seperti kelelahan, stres kerja, kejenuhan, penuruan produktifitas hingga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran beban kerja mental yang dialami oleh perawat di IGD di RSUD Sumedang.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik total sampling yang melibatkan 31 perawat pada ruang IGD di RSUD Sumedang dengan menggunakan NASA-TLX sebagai instumen penelitian, dan telah diterjemahkan oleh Euis Nina S.Y, Mega Bagus H, & Fitria Agustina (2011) dengan nilai koefisien korelasi berada diluar derajat kebebasan N-2, sehingga NASA-TLX dengan menggunakan bahasa indonesia dikatakan valid dan reliable. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif berupa distribusi frekuensi dan mean.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 60,0% perawat IGD mengalami beban kerja mental tinggi dan sebanyak 36,7% mengalami beban kerja mental dalam kategori sangat tinggi, dengan dimensi yang paling banyak dirasakan perawat dari yang terbesar hingga terkecil yaitu dimensi Effort, Temporal demand, Pshysical demand, Performance, Frustation, dan Mental demand.
Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar perawat IGD memiliki beban kerja mental yang tinggi. Rumah sakit disarankan untuk mengevaluasi kebijakan seperti staffing, pembagian shift, menyediakan wadah untuk berkonsultasi dan memberikan asupan kalori yang dibutuhkan.
Description
Keywords
Beban kerja mental, Beban Kerja Perawat IGD, NASA-TLX