dekonstruksi, logosentrisme, grand-narrative, oposisi biner, fragmentasi.
No Thumbnail Available
Date
2017-12-07
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Neo-Realisme sebagai sebagai pemikiran Waltz yang tertuang dalam berbagai tulisannya, menjadi fondasi pemecahan permasalahan dan pembangunan teori dalam ilmu Hubungan Internasional. Dengan adanya fondasi yang diterima dengan kuat, area permasalahan hubungan internasional hanya akan berkisar sejauh cakupan Neo-Realisme. Selain itu dengan adanya fondasi suatu perspektif tertentu yang dalam hal ini adalah Neo-Realisme Waltz, perkembangan pemikiran dan teori ilmu Hubungan Internasional akan menempuh jalur linier dan tidak mampu merambah keluar dari fondasi yang telah ditentukan. Analisis dan perkembangan teori ilmu Hubungan Internasional hanya terkungkung terutama oleh struktur sistem internasional, anarki, self-help. Selain itu juga oleh kausalitas bahwa struktur sistem internasional menentukan perilaku negara-negara, serta penyebaran senjata nuklir yang perlahan-lahan akan memunculkan perdamaian.
Pemikiran Waltz yang menggunakan landasan Positivisme-Logis dan Strukturalisme de Saussure ini memiliki kecenderungan untuk mereduksi atau bahkan menghilangkan nilai dari fenomena hubungan internasional. Selain hal tersebut, Waltz berorientasi kepada Behavioralisme untuk membangun pola-pola dari fenomena hubungan internasional. Waltz juga terpengaruh oleh Saintifisisme, sehingga berusaha membangun hubungan sebab-akibat berdasarkan pola-pola yang telah dimiliki. Landasan berfikir Waltz tersebut di atas, menyebabkannya mengingkari sejarah dan mengutamakan fakta empiris. Dalam hal ini dapat dipertanyakan lebih lanjut, apakah hasil analisis dan teori yang dibangun Waltz dalam ilmu Hubungan Internasional dapat bersifat utuh?
Dalam penelitian kualitatif ini, tekanan utama diletakkan pada kritik terhadap pemikiran Neo-Realisme Waltz sebagai fondasi ilmu Hubungan Internasional. Kritik yang dilakukan peneliti menggunakan perspektif Pos-Strukturalisme Derrida yang mampu menggapai metafisika kehadiran dalam pemikiran Waltz. Metode dekonstruksi peneliti gunakan dalam penelitian ini untuk mengkritisi pemikiran Waltz terutama berkaitan dengan logosentrisme yang mengarah kepada grand-narrative serta bangunan oposisi biner Waltz. Dalam hal ini, kritik dengan menggunakan dekonstruksi tidak mengarah kepada nihilisme yang sama sekali tidak mengakui adanya kebenaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Neo-Realisme yang dinyatakan oleh Waltz sebagai satu-satunya teori dalam ilmu Hubungan Internasional tidak dimungkinkan. Dengan dekonstruksi Derrida terungkap bahwa Waltz tidak akan mampu mempertahankan makna tunggal Neo-Realisme sebagai pusat perkembangan hubungan internasional karena dengan menyatakan pemikirannya kepada orang lain, akan ditafsirkan secara subyektif. Dalam hal ini menurut Pos-Strukturalisme terdapat the death of writer, sehingga Waltz tidak bisa menuntut pemikirannya dimaknakan dan diposisikan seperti yang diinginkannya. Selain hal tersebut, dengan dekonstruksi Derrida, pemikiran Neo-Realisme Waltz tidak dimungkinkan untuk berdiri sendiri tanpa kaitan dengan teks-teks lainnya dalam multiplisitas. Makna teori Neo- Realisme Waltz baru ada bila berkaitan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang lainnya, karena teori selalu memiliki sejarah.
Description
Keywords
Deconstruction, Logocentrism, Grand-Narrative