REINTEGRASI SOSIAL ANTAR ETNIK MELAYU DAN MADURA PASCA KONFLIK SAMBAS: PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL PADA PROSES AKOMODASI DI KECAMATAN MEMPAWAH HILIR, KABUPATEN PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT
dc.contributor.advisor | Tidak ada Data Dosen | |
dc.contributor.advisor | Tidak ada Data Dosen | |
dc.contributor.author | MOCHTARIA M NOH | |
dc.date.accessioned | 2024-05-22T11:48:48Z | |
dc.date.available | 2024-05-22T11:48:48Z | |
dc.date.issued | 2012-10-17 | |
dc.description.abstract | ABSTRAK Penelitian ini dilakukan berdasarkan tujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan proses akomodasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi akomodasi antar etnik Melayu dan Madura Pasca Konflik Sambas Pada Masyarakat di Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografik. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi atau studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses akomodasi sudah berlangsung sejak kontak kedua kelompok etnik terjadi. Ada perbedaan pola integrasi sosial kedua kelompok etnik pada sebelum dan pasca konflik Sambas. Sebelum konflik Sambas integrasi lebih pada kelompok kecil (etnik), pasca konflik integrasi sosial lebih luas pada hubungan antaretnik. Bentuk akomodsi yang dibangun kedua kelompok etnik pasca konflik Sambas adalah kompromi, toleransi, peradilan (adjudication), dan perkawinan campur (amalgamasi). Kompromi mulanya dimaksudkan untuk antisipasi dampak kerusuhan Sambas agar tidak merembet ke daerah mereka, dilanjutkan dengan upaya kesepahaman nilai dan norma, serta upaya etnik Madura dengan menempatkan diri dalam pergaulan, berpartsipasi dalam berbagai kegiatan, dan peduli pada lingkungan sosial. Toleransi dikembangkan dengan cara pemahaman dan pengembangan sikap sesuai falsafah budaya dan ajaran agama, meredam egoisme, dan mengurangi etnosentrisme. Peradilan (adjudication) disikapi dengan cara meningkatkan kesadaran pada penerapan hukum positif, tidak melindungi pelaku kejahatan, dan memusyawarahkan masalah kriminal yang berkaitan dengan hubungan kedua etnik. Amalgamasi antara kedua kelompok etnik hanya terjadi di pemukiman yang telah berbaur. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses akomodasi adalah: (1) berkembangnya kesadaran baru bahwa memperkuat ikatan keagamaan lebih penting dan mendasar dari pada ikatan etnik; (2) kemauan mengubah sikap dalam interaksi sosial kedua kelompok etnik; (3) masyarakat yang semakin terbuka; (4) rasa kekeluargaan yang kuat; (5) masyarakat agamis, serta (6) kemajuan pendidikan dan ekonomi masyarakat. | |
dc.identifier.uri | https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/170130090054 | |
dc.subject | reintegrasi - akomodasi interaksi sosial - konflik | |
dc.subject | Tidak ada keyword | |
dc.subject | Tidak ada keyword | |
dc.title | REINTEGRASI SOSIAL ANTAR ETNIK MELAYU DAN MADURA PASCA KONFLIK SAMBAS: PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL PADA PROSES AKOMODASI DI KECAMATAN MEMPAWAH HILIR, KABUPATEN PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT |
Files
Original bundle
1 - 5 of 11
No Thumbnail Available
- Name:
- S3-2012-170130090054-Cover.pdf
- Size:
- 54.92 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S3-2012-170130090054-Abstrak.pdf
- Size:
- 37.1 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S3-2012-170130090054-DaftarIsi.pdf
- Size:
- 35.19 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S3-2012-170130090054-Bab1.pdf
- Size:
- 54.16 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S3-2012-170130090054-Bab2.pdf
- Size:
- 188.56 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format