KONFLIK SOSIAL ANTARWARGA PEDESAAN (Studi Kasus Antara Desa Agom dan DesaBalinuraga Kabupaten Lampung Selatan)

dc.contributor.advisorSoni Akhmad Nulhaqim
dc.contributor.advisorBinahayati
dc.contributor.authorBENJAMIN
dc.date.accessioned2024-05-22T12:14:24Z
dc.date.available2024-05-22T12:14:24Z
dc.date.issued2016-08-24
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan menganalisis latar belakang penyebab dan pemicu konflik sosial, menganalisis tahapan konflik sosial yang terjadi serta menganalisis resolusi konflik sosial antara pihak-pihak yang berkonflik. Perspektif teoritis yang digunakan, yaitu teori tahapan konflik Fisher dan didukung teori Segitiga konflik Galtung dan teori Simbolik Dramaturgy Goffman. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan teknik studi kasus di mana informan-informan ditentukan secara purposive teknik sampling, meliputi tokoh formal dan informal serta anggota masyarakat dari pihak-pihak yang berkonflik. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil dan pembahasan menunjukkan, bahwa pertama, latar belakang penyebab sosial, diantaranya karena sikap arogansi, terakumulasi kebencian, kekecewaan dan dendam secara emosinal, tersumbatnya komunikasi sosial antarbudaya, sedangkan perbedaan adat kebiasaan dan agama, rendahnya kontrol sosial terhadap rumor dan laporan fitnah isu pelecehan seksual merupakan pemicu konflik yang siap menghantarkan penyebab konflik ke konflik destruktif. Kedua, berdasarkan penyebab dan pemicu konflik timbul konflik melalui tahapan konflik dengan aktivitas, intensitas ketegangan dan kekerasan yang berbeda-beda. Pada tahap prakonflik dengan persepsi dan penilaian penyebab konflik karena reaksi atas kebijakan pemerintah berseberangan dengan aspirasi masyarakat dan nonkomunikatif dialog serta ketidaksepakatan ganti rugi. Eskalasi konflik meningkat dengan beberapa kali serangan, dengan fase cukup singkat melalui tahap konfrontasi beranjak ke puncak konflik dengan serangan disertai massa pendukung, sehingga akibat konflik terjadi kerusakan, korban dan warga mengungsi. Ketiga, resolusi konflik terlaksana pada tahap akibat melalui bentuk resolusi perselisihan alternatif. Demi perdamaian, kedua belah pihak yang berkonflik melakukan proses pengendalian terhadap masing-masing warganya dan juga dilakukan oleh intervensi pihak militer. Proses rekonsiliasi dan strategi bagi pihak-pihak yang berkonflik dengan melalui intervensi pihak ketiga yang memiliki otoritas di mana kedua belah pihak yang berkonflik menyepakati dan mematuhi perdamaian serta menerima pembangunan perdamaian. Simpulan dan saran di mana penyebab dan pemicu konflik menghantarkan terjadinya konflik melalui tahapan konflik secara berurutan, dan puncak konflik terjadi serangan dibantu massa pendukung, kemudian terjadi resolusi konflik melalui bentuk resolusi perselisihan alternatif dan disarankan hasil pemikiran dan rumusan tentang konflik antarwarga direkomendasikan untuk penelitian yang sama pada wilayah dataran pedesaan pertanian.
dc.identifier.urihttps://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/170130110028
dc.subjectKonflik antarwarga
dc.subjecttahapan konflik
dc.subjectdan resolusi konflik
dc.titleKONFLIK SOSIAL ANTARWARGA PEDESAAN (Studi Kasus Antara Desa Agom dan DesaBalinuraga Kabupaten Lampung Selatan)

Files

Original bundle
Now showing 1 - 5 of 12
No Thumbnail Available
Name:
S3-2016-170130110028-Cover.pdf
Size:
54.88 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2016-170130110028-Abstrak.pdf
Size:
14.03 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2016-170130110028-DaftarIsi.pdf
Size:
91.54 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2016-170130110028-Bab1.pdf
Size:
44.86 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2016-170130110028-Bab2.pdf
Size:
182.61 KB
Format:
Adobe Portable Document Format

Collections