WAWACAN SAMUN, SALAH SATU CERITA DALAM KESENIAN GAOK DI DAERAH MAJALENGKA: EDISI TEKS DAN TERJEMAHAN
No Thumbnail Available
Date
2012-09-10
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Wawacan Samun, Salah Satu Cerita dalam Kesenian Gaok Dari Daerah Majalengka: Edisi Teks dan Terjemahan. Tujuan dari penelitian ini menyajikan identifikasi naskah, kasus salah tulis, suntingan teks Wawacan Samun (WS), dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Sumber data yang digunakan, sebuah naskah WS beraksara Latin, berbahasa Sunda, puisi wawacan. Penyalin naskah WS adalah seorang penulis dan pelopor Seni Gaok di Majalengka yaitu Alm. Bapak Wangsaharja dan pemilik naskah saat ini adalah Bapak Rukmin seorang dalang dalam Kesenian Gaok di dusun Tarikolot, desa Kulur, kecamatan Sindangkasih, kabupaten Majalengka. Metode kajian filologis yang digunakan adalah metode edisi naskah tunggal, edisi standar.
Bentuk-bentuk penyimpangan yang ditemukan, diantaranya: substitusi, meliputi substitusi vokal dan substitusi konsonan sejumlah 7,272%. Omisi meliputi omisi vokal, omisi konsonan, omisi suku kata, omisi kata, omisi tanda padalisan, omisi padalisan, omisi tanda pada dan haplografi sejumlah 52,196%. Adisi, meliputi adisi vokal, adisi konsonan, adisi suku kata, adisi kata dan ditografi sejumlah 33,257 %. Transposisi, meliputi transposisi gurulagu, transposisi kata, trasposisi urutan kata dan metatesis sejumlah 7,272%. Kemungkinan penyimpangan ini disebabkan karena kekurang telitian atau
dipengaruhi oleh penyajian dalam Kesenian Gaok. Teks WS telah diedisi dalam satua-satuan bait sejumlah 972 dengan 52 pupuh. Beberapa pupuh tidak memenuhi aturan pupuh yang berlaku, di antaranya: Pupuh Sinom, Dangdanggula, Asmarandana, Pangkur, Durma, dan Gambuh. Hal ini merupakan keunikan konvensi pupuh. Dalam teks ini terdapat dialog dalam bahasa Jawa Cirebon, Melayu, Belanda. Kalimat yang berbahasa asing tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia supaya mempertahankan gaya kreatifitas pengarang. Dalam terjemahan terdapat beberapa kata yang sulit padanannya antara lain nama makanan ataupun nama barang, misalnya: pais menir, gandawesi, caroceeh. Kekhasan bahasa Sunda diterjemahkan ke dalam kelaziman bahasa Indonesia.
Saran, apabila ditemukan WS yang seversi disarankan untuk diteliti dengan
metode naskah banyak supaya hasilnya lebih memadai.
Description
Keywords
GAOK, MAJALENGKA, KESENIAN