DELINEASI ZONA BATUAN INDUK HIDROKARBON NON KONVENSIONAL BERDASARKAN DATA MAGNETOTELURIK DI CEKUNGAN KUTAI, KALIMANTAN TIMUR

Abstract

Kota Samarinda merupakan bagian dari Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Salah satu formasi batuan yang ada yaitu Formasi Pamaluan terdiri dari batulempung, serpih, batugamping dan batulanau. Serpih pada formasi ini diduga memiliki potensi sebagai black shale yang dapat menghasilkan gas ditandai dengan kandungan organik tinggi yaitu lebih dari 2% dan memiliki kerogen tipe II dan III yang sangat berpotensi untuk menghasilkan hidrokarbon berupa gas. Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui pola persebaran black shale dengan metode Magnetotelurik. Penampang hasil metode Magnetotelurik berupa persebaran resistivitas 2D kemudian diintegrasikan dengan metode gayaberat dan seismik untuk memperoleh struktur bawah permukaan. Hasil interpretasi menunjukan bahwa lapisan bawah permukaan terdiri dari empat lapisan batuan yaitu batu pasir,serpih, batulempung dan batuan dasar berupa slate. Lapisan serpih yang berpotensi sebagai black shale ditemukan pada kedalaman lebih dari 1.200m dengan ketebalan maksimal 4.000m dengan nilai resistivitas 1 - 11Ωm dan densitas 4.41kg/m3. Pola persebaran black shale berarah timur laut – barat daya yaitu mengikuti arah struktur dari Antiklinorium Samarinda dan berada pada zona sinklin yang sangat ideal untuk terbentuknya shale gas.

Description

Keywords

Cekungan Kutai, Black shale, Shale gas dan Metode Magnetotelurik

Citation

Collections