Pengembangan Model Informasi Keterlacakan Untuk Keberlanjutan Rantai Pasok Kedelai Hitam

Abstract

Informasi keterlacakan sebagai salah satu solusi pilihan yang menjadi tugas penting bagi industri dalam menyediakan produk, menyiapkan bahan baku yang berkelanjutan, dan memastikan kualitas keamanan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi keterlacakan dalam keberlanjutan rantai pasok kedelai hitam. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan mixed methods. Pemilihan sumber data/informan yaitu 122 kelompoktani yang menjadi binaan atau bekerjasama dengan pihak koperasi yang mengirimkan produksi kedelai hitam malika ke industri kecap, 1 orang asisten lapang, dan 4 koperasi yang bekerjasama dengan industri kecap. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (dengan QSR NVivo 12 Plus) dan pendekatan agent-based modeling (dengan Netlogo). Hasil penelitian ini diketahui informasi keterlacakan produksi kedelai hitam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap dengan persyaratan yang diterima industri kecap yaitu hitam, malika, bulat/utuh, dan tidak pecah. Mulai dari penanaman sampai panen kedelai hitam, dikontrol asisten lapang dan kelompoktani mengikuti sesuai SAC. Benih kedelai hitam dipinjamkan koperasi ke kelompoktani dengan kualitas benih grade A. Pengembalian pinjaman benih ini dilakukan saat panen dan dikembalikan dalam bentuk uang, dimana harga Rp.10.000/kilogram. Faktor-faktor keberlanjutan rantai pasok kedelai hitam ditentukan oleh ekonomi (pendapatan, pengeluaran dalam usahatani dan pinjaman), dimensi lingkungan (ketersediaan air, pupuk, dan pengendalian hama), dimensi sosial (pertemuan kelompok dan tenaga kerja), dimensi teknologi (penggunaan benih, luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi), dimensi kelembagaan (jumlah kelompoktani, jumlah anggota, dan modal kelompok), dan dimensi infrastruktur (jalan usahatani dan irigasi). Informasi keterlacakan interaksi antar aktor terjadi pada agen kelompoktani, koperasi dan industri. Keterlacakan produk pada model base run sebesar 2.402 ton (grade A sebesar 1.922 ton, grade B sebesar 240 ton, grade C sebesar 192 ton, dan grade D sebesar 48 ton). Skenario 3 memberikan dampak yang lebih baik dari skenario lainnya, yaitu pada produk kedelai hitam malika memiliki grade A sebesar 3.986 ton, pendapatan petani mengalami peningkatan, namun disisi lain yaitu pinjaman dan pengeluaran usahatani juga meningkat.

Description

Keywords

Keberlanjutan, Kedelai Hitam, Keterlacakan

Citation