PERBANDINGAN TIGA JENIS MATA BUR TERHADAP NILAI TARTRATE-RESISTANT ACID PHOSPHATASE (TRAP) SALIVA PADA PASIEN ODONTEKTOMI MOLAR TIGA MANDIBULA

Abstract

Pendahuluan: Pengangkatan gigi terpendam impaksi molar tiga rahang bawah merupakan tindakan yang umum dilakukan oleh bedah mulut. Prosedur odontektomi memiliki tingkat kesulitan berdasarkan Pederson mulai dari ringan hingga berat yang mempengaruhi penyembuhan pasca operasi. Salah satu prosedur dalam odontektomi adalah pembuangan tulang dengan instrumen putar. Penggunaan bur pada odontektomi akan menghasilkan panas dan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak dan osteonecrosis. Tingkat penyembuhan pada tulang alveolar dipengaruhi oleh seberapa besar trauma atau pembuangan tulang yang dilakukan pada saat odontektomi. Kemampuan bur bergantung kepada bahan penyusun dari bur dan dalam menghasilkan panas saat digunakan. Material yang mudah menghasilkan panas akan memiliki kerentanan dalam penggunaannya seperti, lebih cepat tumpul, lebih banyak merusak jaringan, lebih mudah patah, dan membutuhkan waktu lebih lama dalam pengerjaannya. Teknik pembuangan tulang alveolar pada odontektomi akan membuat tartrate-resitant acid phosphatase muncul dan meningkat. TRAP adalah enzim yang dilepaskan akibat aktivasi osteoklas, termasuk didalamnya produk dari degradasi tulang yang menunjukkan proses resorpsi tulang. Tujuan: membandingkan tiga jenis mata bur dalam tindakan odontektomi molar 3 mandibula pada nilai TRAP saliva sebelum dan sesudah odontektomi. Metode: Penelitian dilakukan pada 30 pasien dengan kasus impaksi molar ketiga mandibula yang dilakukan odontektomi dalam anestesi lokal di Poli Bedah Minor Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Padjadjaran. Subjek pada penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan saliva sebelum dan setelah tindakan odontektomi, kemudian diukur TRAP saliva dan dibandingkan sebelum dan sesudahnya. Data yang terkumpul kemudian diuji dengan T-test pair dan Anova. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan signifikan pada nilai TRAP saliva sebelum dan sesudah odontektomi pada penggunaan bur SS, DB, dan TC, namun perbandingan antara bur DB dan TC tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan mata bur TC dan DB menghasilkan nilai TRAP dengan perbedaan yang minimal yang menunjukkan kerusakan tulang yang minimal, sedangkan penggunaan mata bur SS menunjukkan nilai perbedaan yang signifikan yang berarti kerusakan tulang yang banyak

Description

Keywords

Odontektomi, TRAP saliva, Stainless steel bur

Citation