KITAB RANCANG : NASKAH KLASIK TASAWUF KAWALI-CIAMIS Edisi Teks dan Kajian Isi

Abstract

ABSTRAK Tesis ini berjudul Kitab Rancang : Naskah Klasik Tasawuf Kawali-Ciamis “Edisi Teks dan Kajian Isi”. Naskah Kitab Rancang ditulis menggunakan aksara Arab Pegon, berbahasa Sunda dengan serapan bahasa Arab dan Jawa. Naskah ini disalin di Kampung Ciranjang, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis. Teks naskah KR digubah dalam bentuk wawacan; puisi tradisional Sunda yang ditulis berdasarkan pola metrum pupuh. Pupuh yang sering digunakan dalam naskah KR adalah pupuh Sinom dan Asmarandana. Hal tersebut menggambarkan isi naskah KR yang bernuansa didaktis dan penuh kasih sayang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan edisi teks yang dianggap paling mendekati teks aslinya, dengan menyajikan terjemahan teks Kitab Rancang (selanjutnya disingkat KR) ke dalam Bahasa Indonesia menggunakan terjemahan setengah bebas: tujuannya untuk mempertahankan bentuk, pesan, tema, keindahan bahasa dan keutuhan makna teks asli, agar dapat dipahami oleh masyarakat pembacanya, terutama bagi yang kurang atau tidak paham dengan Bahasa Sunda. Penelitian ini juga bertujuan mengungkap isi/kandungan naskah. Untuk mengupas dan menyajikan edisi teks digunakan teori filologi, sedangkan untuk mengungkap isi dan fungsi naskah digunakan pendekatan sastra. Teori yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah teori atau pendapat yang relevan dengan masalah yang dikaji. Untuk mengkaji naskah, teks, transliterasi dan suntingan teks digunakan teori Baried, dkk (1985). Mengenai kasus salah tulis digunakan teori Reynolds dan Wilson (dalam Suryani, 2011). Untuk terjemahan digunakan teori Catfort (dalam Darsa, 2002). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis komparatif, sedangkan metode kajian yang yang digunakan adalah edisi naskah tunggal (codex uniqus) dengan menggunakan metode standar. Berdasarkan ciri fisiknya, naskah KR tergolong ke dalam naskah pustaka pesantren sehingga dikategorikan sebagai naskah Sunda Lama. Kasus kesalahan tulis tertinggi adalah omisi. Tingginya kasus omisi mengindikasikan cukup kuatnya unsur kehilangan yang dilakukan tanpa kesengajaan, mengingat KR lahir dari tradisi lisan berupa wawacan. Sedangkan kasus terkecil ditemukan pada kasus transposisi, hal ini menunjukkan adanya faktor ketidaksengajaan oleh penyalin untuk mengubah teks tanpa memperhatikan konsekuensi keabsahan teks tersebut.

Description

Keywords

naskah lama, kitab rancang, tasawuf

Citation

Collections