KAJIAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN BANDUNG

dc.contributor.advisorMaman Haeruman Karmana
dc.contributor.advisorHepi Hapsari
dc.contributor.authorIVAN CHOFYAN
dc.date.accessioned2024-05-17T02:18:18Z
dc.date.available2024-05-17T02:18:18Z
dc.date.issued2015-09-10
dc.description.abstractKabupaten Bandung sebagai salah satu daerah penghasil padi di Jawa Barat memiliki kepentingan yang kuat dalam mempertahankan lahan sawah. Akan tetapi alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bandung terus terjadi dengan berbagai faktor penyebab. Selama tujuh tahun yang dimulai dari Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2011 telah terjadi alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bandung seluas 1.270,267 hektar, dengan rata-rata pengurangan 181,47 hektar/tahun atau sebesar 0,44 %/tahun. Keadaan seperti ini memunculkan pertanyaan apakah alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Bandung dapat dikendalikan? Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi unsur-unsur yang membentuk struktur fenomena dan keterkaitan antar unsur-unsur tersebut, yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah, dan 2. Merekomendasikan beberapa alternatif kebijakan yang berguna bagi upaya pengendalian alih fungsi lahan sawah. Dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penelitian ini menggunakan system dynamics yang merupakan salah satu metoda berpikir sistem yang bisa melihat berbagai aspek secara integral dan dapat menjelaskan secara struktural fenomena alih fungsi lahan yang terjadi. Dalam studi ini ditentukan 11 skenario yang terdiri dari 5 skenario tunggal dan 6 skenario gabungan. Skenario tunggal terdiri dari skenario dasar, skenario intensitas pertanaman sawah (IPS), skenario standar kebutuhan lahan permukiman (SKLP), skenario diversifikasi pangan (DP), dan skenario penghentian penambahan industri (PI). Sementara skenario gabungan terdiri dari skenario DP-IPS, skenario DP-PI, Skenario DP-SKLP, skenario IPS-PI, skenario IPS-SKLP dan skenario PI-SKLP. Hasil akhir studi ini menyatakan bahwa skenario standar kebutuhan lahan permukiman dapat menghasilkan laju penurunan alih fungsi lahan lebih kecil dan persediaan stok beras yang lebih stabil dibandingkan skenario lainnya. Sementara skenario gabungan yang memperlihatkan stok beras yang lebih stabil adalah skenario IPS-SKLP. Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan yang mendukung skenario di atas harus ditetapkan, yaitu kebijakan pembangunan permukiman yang hemat lahan dan penetapan lahan sawah abadi. Kata kunci: alih fungsi lahan, sawah, permukiman, system dynamics
dc.identifier.urihttps://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150130100010
dc.subjectalih fungsi lahan
dc.subjectsawah
dc.subjectpermukiman
dc.titleKAJIAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN BANDUNG

Files

Original bundle
Now showing 1 - 5 of 10
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130100010-Cover.pdf
Size:
80.27 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130100010-Abstrak.pdf
Size:
16.07 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130100010-DaftarIsi.pdf
Size:
40.79 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130100010-Bab1.pdf
Size:
61.86 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
Name:
S3-2015-150130100010-Bab2.pdf
Size:
226.13 KB
Format:
Adobe Portable Document Format