PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS TINDAKAN KOMUNIKATIF KELOMPOK LOKAL DI DESA LEMBU KABUPATEN SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH

Abstract

ABSTRAK Paradigma pemberdayaan selalu mengedepankan partisipasi masyarakat sebagai sumber daya utama. Pendekatan partisipasi tidak hanya sekedar pelibatan, namun merupakan cara agar pembangunan mengarah pada memperbesar kuasa kepada masyarakat. Namun demikian seringkali terjadi praktek manipulasi partisipasi. Hal itu terjadi karena kooptasi kekuasaan. Untuk itulah diperlukan bentuk partisipasi yang lain, yakni tindakan komunikatif. Tindakan komunikatif adalah komunikasi rasional dengan menekankan aspek otonomi. Penelitian ini membahas proses tindakan komunikatif kelompok Barik Lana dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Lembu, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui (1) bagaimana pross kelompok lokal memiliki otonomi dan kapasitas tindakan komunikatif (2) bagaimana tindakan komunikatif kelompok lokal (3) apakah tindakan komunikatif kelompok lokal menghasilkan pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimilikinya kemandirian dan kapasitas tindakan komunikatif kelompok Barik Lana berkat tindakan komunikatif pendampingan LSM. Tindakan komunikatif kelompok dalam musrenbangdes tidak berhasil karena yang terjadi adalah tindakan strategis elit desa, dimana elit desa berada pada posisi mendominasi keputusan. Dengan demikian kelompok Barik Lana tidak bisa menjadi penyeimbang pemerintah, yang bisa dimaknai pula sebagai gagalnya tumbuh civil society di aras desa. Meskipun kelompok Barik Lana tidak bisa memperoleh sumberdaya dari desa namun melalui tindakan strategis, bisa memperoleh berbagai bantuan yang bermanfaaat bagi pemberdayaan masyarakat. Penemuan penelitian ini memadukan tindakan komunikatif Habermas dan teori arena Pierre Bourdieu. Keduanya memiliki posisi epistimologis yang sama, melengkapi sisi kerjasama dan persaingan agen. Secara empirik kapasitas tindakan komunikatif Habermas merupakan modal dalam teori Pierre Bourdieu. Dalam konteks pemberdayaan diperoleh dalam peningkatan kapasitas. Dimilikinya kapasitas tindakan komunikatif maupun modal akan memberi kemampuan bersaing maupun melakukan kerjasama dalam arena mengakses sumberdaya. Dalam penelitian ini membuat model 3 K : Kuasa Komunikasi, Kuasa dan Kapital, keterkaitan ketiganya dimana semakin tinggi kuantitas dan kualitasnya akan menghasilkan pemberdayaan yang semakin besar pula.

Description

Keywords

Tindakan Komunikatif, Arena, Pemberdayaan Masyarakat

Citation

Collections