Gambaran Intensitas Aktivitas Fisik pada Lansia dengan Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Garuda Kota Bandung
dc.contributor.advisor | Sheizi Prista Sari | |
dc.contributor.advisor | Taty Hernawaty | |
dc.contributor.author | TRIAS SETYANINGRUM | |
dc.date.accessioned | 2024-06-04T02:19:07Z | |
dc.date.available | 2024-06-04T02:19:07Z | |
dc.date.issued | 2018-08-09 | |
dc.description.abstract | DM tipe II didapatkan pada 85-90% dari total penderita DM dan seringkali ditemukan pada lansia dengan gejala yang tidak tampak sehingga sering menyebabkan keterlambatan dalam menegakkan diagnosis dan terjadinya komplikasi. Salah satu upaya untuk pencegahan komplikasi DM lebih lanjut adalah melakukan aktivitas fisik secara teratur. Pada kenyataannya, lansia peserta Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) sudah rutin melakukan latihan fisik namun belum diketahui tentang intensitas aktivitas fisiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran intensitas aktivitas fisik pada lansia dengan DM tipe II di Puskesmas Garuda Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah populasi sebanyak 32 lansia PROLANIS di Puskesmas Garuda Kota Bandung dengan menggunakan teknik total sampling. Penelitian menggunakan Baecke Physical Activity Questionnaire yang terdiri dari 17 pertanyaan yang dibagi ke dalam 3 domain aktivitas fisik, yaitu indeks kerja (8 item), indeks olahraga (5 item), dan indeks waktu luang (4 item). Hasil perhitungannya membagi kedalam intensitas ringan, sedang, dan berat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian responden berada pada intensitas aktivitas fisik sedang (46.9%) dan berat (53.1%). Dalam penelitian ini, aktivitas fisik dengan intensitas sedang bermakna baik karena berpengaruh terhadap gula darah. Aktivitas fisik dengan intensitas berat baik bagi gula darah, namun seiring bertambahnya usia dan adanya penuruan fungsional sebaiknya tidak dianjurkan bagi lansia agar terhindar dari risiko kelelahan. Kegiatan aktivitas fisik lansia dapat dikatakan sudah baik untuk mengontrol gula darah, namun pasien harus tetap memperhatikan aktivitas fisiknya terutama pada intensitasnya. Perawat dan pihak Puskesmas juga dapat berperan dalam melakukan evaluasi berkala terhadap terapi yang dilakukan oleh pasien baik dalam terapi non farmakologis dan farmakologisnya. Kata Kunci : Diabetes Melitus, Intensitas Aktivitas Fisik, Lansia Kepustakaan : 102 (1982-2017) | |
dc.identifier.uri | https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/220110130099 | |
dc.subject | Diabetes Melitus | |
dc.subject | Intensitas Aktivitas Fisik | |
dc.subject | Lansia | |
dc.title | Gambaran Intensitas Aktivitas Fisik pada Lansia dengan Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Garuda Kota Bandung |
Files
Original bundle
1 - 5 of 12
No Thumbnail Available
- Name:
- S1-2018-220110130099-Cover.pdf
- Size:
- 99.44 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S1-2018-220110130099-Abstrak.pdf
- Size:
- 89.3 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S1-2018-220110130099-DaftarIsi.pdf
- Size:
- 117.74 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S1-2018-220110130099-Bab1.pdf
- Size:
- 233.05 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S1-2018-220110130099-Bab2.pdf
- Size:
- 280.57 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format