UJI RESISTENSI GULMA Echinochloa crus-gall, dan Leptochloa chinensis ASAL SULAWESI SELATAN TERHADAP HERBISIDA BERBAHAN AKTIF METAMIFOP
dc.contributor.advisor | Uum Umiyati | |
dc.contributor.advisor | Denny Kurniadie | |
dc.contributor.author | ANNISA NADIAH APRILIA | |
dc.date.accessioned | 2024-05-17T02:14:12Z | |
dc.date.available | 2024-05-17T02:14:12Z | |
dc.date.issued | 2022-09-11 | |
dc.description.abstract | Jajagoan (Echinochloa crus-galli) dan Timunan (Leptochloa chinensis) diakui sebagai gulma paling bermasalah di areal persawahan Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Herbisida metamifop sudah digunakan selama 5 tahun untuk mengendalikan gulma tersebut pada areal pertanaman padi sawah di Sulawesi Selatan dengan intensitas aplikasi yang cukup tinggi. Hal tersebut menimbulkan E. crus-galli dan L chinensis yang sulit dikendalikan dan diperkirakan resisten terhadap herbisida metamifop. Namun demikian, kasus resistensi gulma terhadap herbisida metamifop di Indonesia belum banyak dilaporkan dan diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi (1) adanya resistensi gulma E. crus-galli dan L chinensis terhadap metamifop, (2) tingkat resistensi yang terjadi pada gulma E. crus-galli dan L chinensis terhadap metamifop dan (3) mekanisme resistensi khususnya mekanisme Target Site Resistance. Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dari bulan November 2021 hingga Juni 2022. Uji tingkat resistensi dilakukan dengan metode Whole Plant Pot Test menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 3 ulangan. Petak utama adalah tempat asal gulma yaitu gulma terpapar (Sidrap,Maros, Pinrang) dan tidak terpapar herbisida asal Karawang. Anak petak adalah dosis herbisida, untuk metamifop : 0, 31.25, 62.5, 125, 250, 500 dan 1000 g b.a/ha. Hasil Penelitian menunjukan bahwa gulma E. crus-galli asal Pinrang tergolong ke dalam resistensi rendah sedangkan E. crus-galli asal Sidrap dan Maros masih tergolong sensitif terhadap aplikasi metamifop. Untuk L chinensis hasil penelitian menunjukan L chinensis asal Sidrap dan Maros tergolong kedalam resistensi rendah sedangkan L chinensis asal Pinrang tergolong sensiti terhadap aplikasi metamifop. Sekuensing DNA dilakukan terhadap semua sampel L chinensis dengan primer L.C1-R & L.C1-R dengan metode PCR untuk mengetahui mekanisme Target Site Resistance . Hasil sekuensing menunjukan terdapat 40 subtitusi asam amino untuk sampel asal Sidrap dan 1 subtitusi asam amino untuk sampel asal Maros yaitu perubahan triptofan menjadi sistein. Informasi kasus resistensi gulma terhadap herbisida sangat dibutuhkan untuk mencegah ataupun mengatasi penyebaran gulma resisten. | |
dc.identifier.uri | https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150320200001 | |
dc.subject | Echinochloa crus-galli | |
dc.subject | Leptochloa chinensis Metamifop | |
dc.subject | Resistensi Gulma | |
dc.title | UJI RESISTENSI GULMA Echinochloa crus-gall, dan Leptochloa chinensis ASAL SULAWESI SELATAN TERHADAP HERBISIDA BERBAHAN AKTIF METAMIFOP |
Files
Original bundle
1 - 5 of 11
No Thumbnail Available
- Name:
- S2-2022-150320200001-Cover.pdf
- Size:
- 61.21 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S2-2022-150320200001-Abstrak.pdf
- Size:
- 969.85 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S2-2022-150320200001-DaftarIsi.pdf
- Size:
- 1013.72 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S2-2022-150320200001-Bab1.pdf
- Size:
- 1.3 MB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
No Thumbnail Available
- Name:
- S2-2022-150320200001-Bab2.pdf
- Size:
- 3.22 MB
- Format:
- Adobe Portable Document Format