SEBARAN DAN KUALITAS RESERVOIR BATUPASIR LAUT DALAM MIOSEN TENGAH: POTENSI EKSPLORASI BARU DI CEKUNGAN KUTEI DAN MAKASAR UTARA

Abstract

Upaya intensif terhadap eksplorasi pemboran laut dalam di daerah penelitian yang dilakukan pada tahun 1996-2014 telah mencatatkan beberapa temuan cadangan minyak dan gas yang signifikan, walaupun belum secara optimal menembus reservoir batupasir fasies laut dalam berumur Miosen Tengah, yang merupakan fokus daripada studi ini. Oleh karenanya penulis melakukan studi banding antara reservoir obyektif yang umumnya berlokasi di daratan dengan reservoir berumur Miosen Atas yang telah terbukti memproduksi hasil migas di lepas pantai laut dalam. Data yang digunakan meliputi singkapan batuan, sumur, dan seismik 2D. Umur datum beberapa indikator takson telah digunakan untuk menghubungkan sekaligus menyatukan marker yang bervariasi di seluruh wilayah studi menjadi beberapa marker biostratigrafi utama: M40M33, M45M40, M50M45 (Miosen Tengah), dan M65M50, M66M65, M70M66, M80M70 (Miosen Akhir). Semua marker ini kemudian diikat pada data seismik 2D sebagai horison interpretasi utama di dalam melakukan analisis seismik stratigrafi ke seluruh area studi yang tidak dijangkau oleh sumur pemboran. Identifikasi fitur-fitur seismik berupa kandidat batas-batas sekuen yangberhubungan dengan penurunan muka air laut relatif pada skala sub-regional di area daratan hingga lepas pantai merupakan hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini diintegrasikan guna membuat peta lingkungan pengendapan (gross depositional environment / GDE) fasies kipas laut dalam pada lapisan batuan berumur Miosen Tengah, yang secara umum menunjukkan suksesi progradasi ke arah timur yang pergeseran lateral tepian paparannya bervariasi. Fasies reservoir dapat dikenali berdasarkan lito fasies batupasir, rasio net-to-gross / NTG, sortasi, dan ukuran butir terutama pada fasies delta berumur Miosen Tengah: FLU_SX, DC_SX, DC_SM, DC_SM, dan DF_SC, dan untuk fasies laut dalam berumur Miosen Akhir: SSWS, MSWS, SSPS, dan MSPS. Selanjutnya porositas dan permeabilitas yang diukur pada batuan inti bor tersebut dapat digunakan untuk menerangkan hubungan antara kualitas reservoir dengan komposisi batupasir maupun lito fasies. Sistem pengendapan berenergi tinggi terutama yang berhubungan dengan lito fasies FLU_SX, DC_SX, SSWS dan MSWS merupakan reservoir dengan kualitas terbaik; dan sebaliknya adalah lito fasies DF_SC, SSPS, dan MSPS. Hubungan antara porositas berbasis data inti batuan dengan kedalaman (depth of burial) secara umum dapat menggambarkan pola penurunan kualitas reservoir seiring bertambahnya kedalaman.

Description

Keywords

Lito fasies, QFL, kipas laut dalam

Citation