MODAL SOSIAL DALAM PENANGANAN STUNTING DI KABUPATEN BANDUNG

Abstract

Salah satu Kabupaten yang memiliki angka prevalensi stunting yang melambung jauh di atas rata-rata pravelensi stunting Provinsi Jawa Barat maupun pravelensi stunting nasioanl (Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK), 2020) ialah Kabupaten Bandung yang masuk dalam kategori 10 besar di tahun 2020, hal tersebut menjadi landasan bahwa Kabupaten Bandung mendapatkan dana alokasi khusus untuk percepatan dan penanggulangan stunting melalui Program Bedas Stunting yang tentunya terdapat indikasi bahwa adanya modal sosial dalam program tersebut, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis Modal Sosial dalam Penanganan Stunting di Kabupaten Bandung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Modal Sosial yang meliputi aspek; network, trusts, dan norms. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik penentuan informan melalui teknik purposive. Teknik analisis data menggunakan model analisis data dari Milles dan Huberman yaitu data collection, data condensation, conclusion drawing/verification dan data display. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Modal Sosial dalam Penanganan Stunting di Kabupaten Bandung melalui Program Bedas Stunting berkaitan dengan ketiga aspek networks, trust dan norms serta telah mencerminkan adanya aktivitas pencegahan dan penanganan stunting yang mencakup semua pelaku sosial maupun aspek serta elemen modal sosial di Kabupaten Bandung, kendati pun demikian untuk cakupan wilayah atau daerah yang lebih kecil seperti desa dapat dinilai masih ada peluang urgensi yang signifikan terhadap stunting jika anggota masyarakat masih menganggap stunting bukan hal yang perlu dijadikan salah satu prioritas masalah kesehatan atau menganggap remeh stunting. Maka dari itu, modal sosial akan berguna bagi pelaku maupun kehidupan sosial.

Description

Keywords

Stunting, Bedas, Modal Sosial

Citation