AktivitasInhibisi Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Enzim α-Glukosidase dan Peningkatan Kelarutannya Sebagai Kandidat Obat Antidiabetes
No Thumbnail Available
Date
2024-01-12
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar plasma glukosa
tinggi. Diabetes melitus tipe 2 atau non-insulin dependent diabetes mellitus
(NIDDM) disebabkan oleh resistensi insulin dan/atau gangguan sekresi insulin.
Pengobatan yang efektif untuk diabetes melitus tipe 2 adalah dengan menghambat
enzim yang berperan dalam hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa pada organ-
organ pencernaan. Salah satu enzim yang berfungsi untuk hidrolisis karbohidrat
adalah alfa-glukosidase, enzim kunci yang mengkatalisis langkah terakhir dalam
proses pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Namun, obat inhibitor α-
glukosidase yang banyak digunakan, seperti akarbosa, memiliki efek samping dan
bioavailabilitas yang rendah, sehingga perlu diteliti kandidat obat dari alam. Salah
satu kandidat obat tersebut adalah senyawa utama dalam kandungan kulit manggis;
alfa-mangostin. alfa-Mangostin memiliki aktivitas antidiabetes terhadap enzim alfa-
glukosidase, tetapi memiliki kelarutan yang rendah dalam air. Peningkatan
kelarutan alfa-mangostin dapat dilakukan dengan menambahkan zat pembawat berupa
polimer PVP dalam metode dispersi padat amorf, menggunakan dua metode dengan
prinsip utama solvent evaporation, metode evaporasi dan metode FBD (Fluidized
Bed Drying). Kelarutan dan aktivitas inhibisi terhadap enzim alfa-Glukosidase diuji.
Kelarutan α-mangostin sebelum dan sesudah perlakuan dibandingkan,
menghasilkan dispersi padat amorf metode evaporasi dan FBD dapat meningkatkan
kelarutan sebesar 2,1 dan 1,8 kali dibanding ekstrak mangostin. Uji aktivitas
inhibisi terhadap enzim α-glukosidase menghasilkan nilai IC50 20,13 µg/mL untuk
ekstrak mangostin. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak mangostin memiliki
aktivitas inhibisi terhadap enzim α-glukosidase yang lebih baik dibanding akarbosa
(379,75 µg/mL) tetapi lebih rendah dibanding kuersetin (4,11 µg/mL), nilai
aktivitas inhibisi terhadap enzim alfa-glukosidase pada formulasi dapat lebih terjaga
menggunakan DPA metode FBD (112,87 µg/mL) dibanding DPA metode
evaporasi (1238,48 µg/mL), dan kelarutan ekstrak mangostin dapat ditingkatkan
melalui bentuk DPA.
Description
Keywords
Diabetes melitus, α-glukosidase, senyawa α-mangostin