Kimia (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item APLIKASI KOMBINASI MACHINE LEARNING TERHADAP ANALISIS VOLTAMMOGRAM PULSA DIFERENSIAL CAMPURAN GADOLINIUM, DYSPROSIUM DAN EUROPIUM MENGGUNAKAN ELEKTRODE KERJA BORON DOPED DIAMOND(2023-07-13) ANISA AMALIA CITRA; Irkham; Ari HardiantoLogam tanah jarang (LJT) merupakan komoditas mineral yang saat ini banyak dicari dan dibutuhkan oleh banyak negara, LTJ memiliki kemiripan dalam sifat kimia dan sifat fisika yang membuat penentuannya sangat sulit dan rumit. Penelitian akan LTJ menuntut para peneliti untuk mencari metode analisis yang efektif serta efisien, salah satunya yakni elektrokimia. Teknik elektrokimia memiliki peran penting dalam penentuan LTJ. Jika dibandingkan dengan teknik X-ray fluorescence spectrometry (XRF), metode ini memiliki sensitivitas yang relatif lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi kandungan Gd, Dy, dan Eu dalam campuran tanpa dilakukan pemisahan kimia dengan menggunakan metode voltammetri differential pulse voltammetry (DPV) dan elektrode kerja boron doped diamond (BDD) yang dikombinasikan dengan machine learning. Larutan training set campuran Gd, Dy, dan Eu dibuat sebanyak 125 variasi konsentrasi yang kemudian diukur menggunakan metode voltammetri DPV. Dengan menggunakan elektroda kerja BDD, puncak arus Eu muncul secara terpisah dari puncak arus Gd, dan Dy yakni pada potensial -0,6 V, sedangkan Gd dan Dy muncul dalam satu puncak arus pada potensial -1,4 V dengan perolehan LoD dan LoQ Eu sebesar 3,040 ppm 9,211 ppm, Gd dengan perolehan LoQ dan LoD sebesar 7,475 dan 17,201 ppm, serta LoD dan LoQ Dy sebesar 22,652 dan 5,676 ppm. Sedangkan pada seleksi algoritma dan penambahan preprocess pada machine learning didapat model terbaik yakni pada algoritma GLMNET untuk Eu dengan R2 0,8 dan Dy dengan R2 0,3, serta SVM untuk Gd dengan R2 sebesar 0,5, algoritma tersebut berhasil memprediksi kedekatan %Recovery campuran LTJ Eu, Gd, dan Dy dengan %Recovery sebenarnya.Item Triterpen Onoceranoid dari Ekstrak Etil Asetat Kulit Batang Lansium domesticum Corr cv. Kokossan dan Aktivitas Sitotoksiknya Terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7(2023-07-11) FANY YASINTHA; Nurlelasari; Tri MayantiLansium domesticum Corr. merupakan salah satu spesies dari famili Meliaceae yang terdiri atas tiga kultivar yaitu duku, langsat dan kokossan. Tumbuhan ini memiliki potensi sebagai sumber triterpenoid seperti sikloartan, onoseranoid, glikosida, dan tetranortriterpenoid yang memiliki berbagai aktivitas biologis mulai dari antifeedant, antibakteri, antimalaria, antibiotik, antioksidan, hingga antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur senyawa triterpenoid dari ekstrak etil asetat kulit batang L. domesticum Corr. cv kokossan serta menentukan aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7. Sebanyak 3,1 kg Kulit batang L. domesticum Corr. cv kokossan dimaserasi dengan etanol kemudian dipartisi dengan n-heksana, etil asetat, dan butanol, kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak pekat n-heksana (124 g), etil asetat (51,2 g), dan butanol (15 g). Fraksi semipolar (etil asetat) diuji dengan pereaksi Liebermann-Burchard untuk memastikan keberadaan triterpenoid. Fraksi tersebut kemudian dipisahkan dan dimurnikan dengan berbagai metode kromatografi untuk memperoleh isolat murni. Isolat murni ditentukan struktur kimianya dengan metode spektroskopi IR, 1H-NMR, 13C-NMR, HMQC, 1H-1H COSY, HMBC, NOESY, massa dan selanjutnya dilakukan uji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7. Dari 3,1 kg kulit batang L. domesticum Corr. cv kokossan telah diperoleh 18,6 mg isolat. Berdasarkan data-data spektrum IR, 1H NMR,13C NMR, 2D-NMR, dan massa, maka isolat yang diperoleh diidentifikasi sebagai senyawa triterpen golongan onoseranoid yang ditentukan sebagai 3β-hidroksionocera-8(26),14 dien-21-on. Isolat menunjukkan nilai IC50 sebesar 38,80 μM yang tergolong cukup aktif terhadap sel kanker payudara MCF-7.Item Aplikasi Katalis Komposit Pd-Hidroksiapatit Untuk Reaksi Homokopling dari Senyawa Aril Boronat(2023-07-14) DEA PUTRI NOVIANTI; Yudha Prawira Budiman; Yudha Prawira BudimanSenyawa biaril merupakan senyawa aromatik penting karena memiliki banyak kegunaan seperti untuk bahan obat, material fungsional dan agrokimia. Senyawa biaril dapat disintesis dengan reaksi cross-coupling atau homocoupling dengan katalis paladium. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh katalis komposit Pd-HAP untuk mensintesis senyawa biaril melalui reaksi homokopling aril boronat. HAP disintesis dari CaO hasil isolasi dari cangkang telur ayam dengan DHP melalui metode hidotermal. Katalis Pd-HAP disintesis dengan mengompositkan [Pd(OAc)2] atau [Pd(dba)2] pada HAP. Katalis yang diperoleh dikarakterisasi dengan FTIR dan XRD. Reaksi homokopling dilakukan dengan prekursor p-tolylboronic acid menggunakan suhu 50°C dan variasi waktu 5 dan 24 jam dengan kondisi reaksi base-free dan oksigen atmosfer. Produk yang diperoleh dipisahkan dengan kromatografi kolom dan dikarakterisasi dengan KLT dan GC-MS. HAP yang diperoleh memiliki kemurnian 99,8%. Katalis Pd-HAP berhasil disintesis yang dikonfirmasi dengan hasil FTIR dan XRD. Hasil reaksi homokopling aril boronat dengan katalis Pd-HAP dari sumber paladium [Pd(dba)2] tidak menghasilkan produk biaril, yang ditandai tidak adanya noda pada hasil uji KLT. Sementara hasil reaksi homokopling aril boronat dengan katalis Pd-HAP dari sumber paladium [Pd(OAc)2] menghasilkan produk biaril dengan masing-masing yield 22% dan 13% untuk waktu reaksi 5 dan 24 jam yang diperkuat dengan hasil pengujian KLT dan GC-MS.Item Sintesis dan Karakterisasi Membran SA/Al2O3-PEG dari Selulosa Rami (Boehmeria nivea (L) Gaud) untuk Ultrafiltrasi Limbah Cair Degumming Rami(2023-10-19) RAHMADINA FADHILA; Asri Peni Wulandari; Engela Evy ErnawatiProses degumming serat rami menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari lingkungan. Salah satu teknologi yang sering digunakan untuk pengolahan limbah cair yaitu teknologi berbasis membran. Membran selulosa asetat (SA) yang disintesis dari serat rami berpotensi digunakan untuk pengolahan limbah cair karena bersifat hidrofilik. Namun membran SA memiliki kerapatan pori yang rendah sehingga perlu dimodifikasi dengan aditif anorganik seperti alumunium oksida (Al2O3) dan aditif organik seperti polietilen glikol (PEG). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Al2O3 dengan variasi konsentrasi 0,5; 1; dan 1,5% b/b terhadap karakteristik (SEM, FTIR, TGA, dan WCA) dan kinerja membran (fluks dan rejeksi) SA/Al2O3-PEG dalam menurunkan kadar COD, TDS, dan TSS pada limbah cair degumming rami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Al2O3 meningkatkan kerapatan pori, hidrofilisitas, dan stabilitas termal membran. Nilai fluks tertinggi diperoleh pada membran SA/ 0,5% Al2O3-PEG, yaitu sebesar 22,04 L/m2 jam. Sedangkan persentase penurunan kadar COD, TDS, dan TSS tertinggi diperoleh pada membran SA/1,5% Al2O3-PEG, yaitu masing-masing sebesar 74,25%, 70,07%, dan 81,6%.Item Pembuatan Microbeads Ekstrak Kulit Citrus aurantifolia dan Aplikasinya sebagai Antimikroba(2023-10-02) NAFSIKA NURJANNATI; Euis Julaeha; Jamaludin Al-AnshoriEkstrak kulit C. aurantifolia memiliki potensi sebagai antimikroba yang perlu dijaga kualitasnya agar tidak mudah rusak, salah satunya dibuat dalam bentuk microbeads. Ekstrak kulit C. aurantifolia diuji aktivitas antimikrobanya terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, E. coli, K. pneumoniae, penyebab iritasi kulit, dan S. thypimurium, B. cereus, serta A. niger penyebab kontaminasi pangan dengan metode difusi cakram. Pembuatan microbeads dilakukan dengan metode gelasi ionotropik eksternal dengan alginat 1,75% b/v, gelatin 0,25% b/v, ekstrak 15 mg, pengikat silang CaCl2 2% b/v, jarak penetesan 16 cm, laju pengadukan 250 rpm, dan waktu pengikatan silang 60 menit. Microbeads yang dihasilkan diaplikasikan sebagai pengawet pada kemasan pangan dan kain kasa pembalut luka antibakteri. Hasil uji aktivitas menunjukkan bahwa, ekstrak n-heksana kulit C. aurantifolia hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri K. pneumoniae, sedangkan ekstrak etil asetat dan etanol kulit C. aurantifolia dapat menghambat pertumbuhan semua bakteri uji. Dihasilkan rendemen, efisiensi enkapsulasi, diameter dan laju pelepasan microbeads ekstrak etil asetat kulit C. aurantifolia secara berturut-turut sebesar 83,35 ± 9,70%; 86,65 ± 9,10%; 1,051 ± 0,748 μm; dan 5,85 ± 1,47%. Sedangkan untuk microbeads ekstrak etanol berturut-turut sebesar 79,37 ± 10,72%; 90,02 ± 5,04%; 1,040 ± 0,572 μm; dan 28,19 ± 2,47%. Aplikasi microbeads sebagai pengawet pangan menunjukkan microbeads ekstrak etanol kulit C. aurantifolia lebih efektif untuk menghambat pembusukan pada buah stroberi, anggur, dan tomat. Aplikasi microbeads kain kasa pembalut luka antibakteri berhasil dilakukan dengan kain kasa microbeads ekstrak etanol kulit C. aurantifolia memiliki penambahan bobot 73,98% dan aktif terhadap bakteri S. aureus dan E.coli.Item SINTESIS (1-((Z)-((E)-((2-(METILTIO)BENZILIDENA) HIDRAZONO)METIL) NAFTALEN-2-OL) SEBAGAI SENYAWA KEMOSENSOR PENDETEKSI ION LOGAM Cu2+(2023-07-10) HANIFAH AYU WULANSARI; Jamaludin Al-Anshori; Dadan SumiarsaLogam berat adalah kelompok logam atau metaloid yang memiliki densitas dan nomor atom yang relatif tinggi dan bersifat tidak dapat terurai. Logam berat dapat dapat menyebabkan gangguan pernapasan, ginjal, reproduksi, gastrointestinal, kardiovaskular, hemopoietik, dan neurologis jika terlalu banyak tertimbun dalam tubuh. Sementara itu, kontaminasi logam berat pada lingkungan semakin meningkat seiring bertambahnya aktivitas industri. Deteksi logam berat telah dilakukan dengan metode-metode spektroskopi dan elektrokimia, namun masih terdapat kekurangan seperti kompleksitas proses preparasi sampel dan biaya investasi alat dan operasional yang relatif mahal. Kemosensor fluoresens merupakan metode deteksi alternatif yang potensial. Kemosensor fluoresens adalah senyawa yang sifat fluoresensnya berubah karena pengaruh lingkungan medium maupun interaksi dengan molekul lainnya. Pada penelitian ini telah disintesis kemosensor fluoresens dengan mekanisme Excited State Intramolecular Proton Transfer (ESIPT). Naftalena dipilih menjadi fluorofor karena lifetime fluoresens pendek dan mampu berperan sebagai donor maupun akseptor elektron, kemudian dikonjugasikan dengan basa Schiff berbasis aromatik tersubstitusi tiol yang mampu mengkelat ion logam dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mensintesis dan mengkarakterisasi senyawa 1-((Z) ((E)-((2-(metiltio)benzilidena) hidrazono)metil) naftalen-2-ol dan mengetahui potensinya sebagai senyawa kemosensor pendeteksi ion logam berat. Senyawa 5 berhasil disintesis melalui kondensasi antara 1- (hidrazonometil)naftalen-2-ol dengan 2-(metiltio)-benzaldehida dan diperoleh rendemen sebesar 64%. Hasil karakterisasi senyawa 5 dengan metode spektroskopi UV/Vis, FTIR, HR-TOF-MS, 1H-NMR, dan 13C-NMR, menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah 1-((2-(metiltio)benzilidena) hidrazono)metil) naftalen-2- ol. Senyawa 5 berpotensi sebagai kemosensor “turn-off” pendeteksi ion logam berat Cu2+ dengan rasio Job’s plot (1:1) dalam pelarut DMSO:Air (5:5, v/v). Konstanta asosiasi kompleks 5 adalah sebesar 4,14 𝑥 10^5 M^-1 dan LoD serta LoQ berturut-turut sebesar 1,13 dan 3,8 µMItem POTENSI CaCO3 DAN HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG TELUR AYAM SEBAGAI MATERIAL KRIM TABIR SURYA(2023-07-13) NURUL WIDAYANTI; Diana Rakhmawaty Eddy; Atiek Rostika NoviyantiHidroksiapatit Ca10(PO4)6(OH)2 adalah kalsium fosfat dengan biokompatibilitas tinggi dan menjadi senyawa yang cocok untuk digunakan sebagai bahan tabir surya karena sifatnya yang non fotokatalitik, tidak beracun, dan mampu menahan atau memantulkan sinar UV. Cangkang telur ayam kering mengandung CaCO3 94%, Ca3(PO4)2 1%, MgCO3 1%, serta material organik 4% sehingga cangkang telur ayam dapat dijadikan sumber kalsium untuk HAp dan membutuhkan proses yang cukup panjang. Sifat fisik CaCO3 seperti morfologi, fase, ukuran dan distribusinya dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Selain itu sifatnya dapat menyerap radiasi yang rendah pada kisaran UV dengan tingkat transmisi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat krim tabir surya dengan perbandingan CaCO3 dan HAp dari cangkang telur dengan dengan variasi 2,5; 5; 7,5; 10; 12,5; dan 15 g material terhadap krim. Lalu membandingkan efektivitas krim tabir surya CaCO3 dengan krim HAp yang meliputi nilai SPF dengan persamaan Mansur, nilai pH, dan karakteristiknya dengan XRD. Nilai SPF didapat dari pengujian spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 290-320 nm. Nilai SPF tertinggi terdapat pada krim H3 (HAp 7,5 g) sebesar 32,6 dan C4 (CaCO3 10 g). Secara organoleptik dan stabilitasnya krim tabir surya HAp lebih baik dibandingkan dengan krim CaCO3.Item AktivitasInhibisi Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Enzim α-Glukosidase dan Peningkatan Kelarutannya Sebagai Kandidat Obat Antidiabetes(2024-01-12) RANYA NUR AISYAH; Iman Permana Maksum; SriwidodoDiabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar plasma glukosa tinggi. Diabetes melitus tipe 2 atau non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) disebabkan oleh resistensi insulin dan/atau gangguan sekresi insulin. Pengobatan yang efektif untuk diabetes melitus tipe 2 adalah dengan menghambat enzim yang berperan dalam hidrolisis karbohidrat menjadi glukosa pada organ- organ pencernaan. Salah satu enzim yang berfungsi untuk hidrolisis karbohidrat adalah alfa-glukosidase, enzim kunci yang mengkatalisis langkah terakhir dalam proses pencernaan karbohidrat menjadi glukosa. Namun, obat inhibitor α- glukosidase yang banyak digunakan, seperti akarbosa, memiliki efek samping dan bioavailabilitas yang rendah, sehingga perlu diteliti kandidat obat dari alam. Salah satu kandidat obat tersebut adalah senyawa utama dalam kandungan kulit manggis; alfa-mangostin. alfa-Mangostin memiliki aktivitas antidiabetes terhadap enzim alfa- glukosidase, tetapi memiliki kelarutan yang rendah dalam air. Peningkatan kelarutan alfa-mangostin dapat dilakukan dengan menambahkan zat pembawat berupa polimer PVP dalam metode dispersi padat amorf, menggunakan dua metode dengan prinsip utama solvent evaporation, metode evaporasi dan metode FBD (Fluidized Bed Drying). Kelarutan dan aktivitas inhibisi terhadap enzim alfa-Glukosidase diuji. Kelarutan α-mangostin sebelum dan sesudah perlakuan dibandingkan, menghasilkan dispersi padat amorf metode evaporasi dan FBD dapat meningkatkan kelarutan sebesar 2,1 dan 1,8 kali dibanding ekstrak mangostin. Uji aktivitas inhibisi terhadap enzim α-glukosidase menghasilkan nilai IC50 20,13 µg/mL untuk ekstrak mangostin. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak mangostin memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim α-glukosidase yang lebih baik dibanding akarbosa (379,75 µg/mL) tetapi lebih rendah dibanding kuersetin (4,11 µg/mL), nilai aktivitas inhibisi terhadap enzim alfa-glukosidase pada formulasi dapat lebih terjaga menggunakan DPA metode FBD (112,87 µg/mL) dibanding DPA metode evaporasi (1238,48 µg/mL), dan kelarutan ekstrak mangostin dapat ditingkatkan melalui bentuk DPA.Item SENYAWA BIFLAVONOID DARI Garcinia cymosa SERTA STUDI IN SILICO-NYA TERHADAP POTENSI ANTIKANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN RESEPTOR ER-a, HER2, EGFR, PI3Ka, DAN CDK6(2023-07-13) MOCHAMAD FAHRY RIZAL; Tati Herlina; DarwatiGarcinia merupakan suatu genus yang berasal dari famili Clusiaceae. Banyak penelitian melaporkan bahwa genus ini memiliki banyak kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, santon, dan triterpenoid. Garcinia cymosa, satu dari banyak spesies dari genus Garcinia yang belum banyak diteliti oleh ilmuan di mana spesies ini memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu biflavonoid yang bermanfaat sebagai antioksidan, antiinflamasi, antikanker, antibiotik, dan antivirus. Penelitian mengenai senyawa biflavonoid dari Garcinia cymosa belum banyak dilakukan, maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bioaktivitas dari senyawa tersebut sehingga senyawa tersebut menjadi sebuah senyawa yang potensial. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi, menentukan struktur, dan menguji senyawa biflavonoid yang terkandung dalam kulit batang Garcinia cymosa terhadap potensi antikanker payudara menggunakan reseptor ER-a, HER2, EGFR, PI3Ka, dan CDK6 secara in silico. Mulanya, Kulit batang Garcinia cymosa dimaserasi menggunakan pelarut etil asetat. Kemudian, ekstrak etil asetat dipisahkan dan dimurnikan menggunakan metode kromatografi, sehingga diperoleh isolat murni A6c2 dan A6d8 sebanyak 12,8 dan 28,4 mg. Isolat murni tersebut kemudian dilakukan penentuan struktur kimianya menggunakan berbagai macam metode spektroskopi dan diketahui sebagai volkensiflavon dan morelloflavon dengan rumus molekul C30H20O10 dan C30H20O11. Isolat murni dilanjutkan pengujian aktivitas antikanker payudara menggunakan berbagai reseptor secara in silico dengan metode penambatan dan simulasi dinamika molekul. Hasil penelitian ini diperoleh senyawa morelloflavon dan volkensiflavon memiliki delta G binding affinity yang lebih baik terhadap reseptor EGFR dibandingkan dengan senyawa standarnya.Item HKUST-1/Cu3(BTC)2 SEBAGAI KATALIS HETEROGEN DALAM REAKSI HOMOKOPLING DARI SENYAWA TOLYLBORONIC ACIDS(2023-07-13) MUHAMAD RASHIFARI SAFADIYA SIDIK; Yusi Deawati; Yudha Prawira BudimanBiaril merupakan suatu senyawa organik yang penting karena banyak ditemukan sebagai struktur pembangun dalam produk-produk sintesis di industri. Metode homokopling senyawa organoboron menjadi salah satu cara yang banyak diaplikasikan dalam menyintesis senyawa biaril melalui pembentukan ikatan C–C. Pada tahun 2012, Yaghi et al. mematenkan reaksi homokopling arylboronic acids yang dikatalisis oleh senyawa HKUST-1 untuk membentuk senyawa biaril, namun penemuan tersebut memperlihatkan hasil yang belum teroptimalkan untuk reaktan arylboronic acids dengan substituen pendonor elektron/electron rich. Selain itu, mengetahui kelebihan yang ditawarkan HKUST-1 sebagai katalis heterogen, belum banyak studi yang kembali mengembangkan penggunaannya dalam mempromosikan reaksi homokopling arylboronic acids. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimasi reaksi homokopling tolylboronic acids menggunakan katalis HKUST-1 untuk mendapatkan produk senyawa biaril. Metode penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan tolylboronic acids melalui reaksi homokopling yang dikatalisis oleh HKUST-1. Produk yang didapatkan diisolasi dengan kromatografi kolom dan dikarakterisasi dengan GC-MS. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi optimal untuk terbentuknya produk biaril dari homokopling tolylboronic acids dengan katalis HKUST-1 didapatkan ketika menggunakan pelarut DMF pada suhu ruangan selama 24 jam. Perolehan %yield terisolasi tertinggi didapatkan pada homokopling reaktan p-tolylboronic acid dengan persentase sebesar 93%.Item PENGARUH PENAMBAHAN SAKARIDA SEBAGAI KRIOPROTEKTAN DAN VARIASI TEMPERATUR BEKU-CAIR TERHADAP STABILITAS NANOPARTIKEL LIPID mRNA(2023-07-11) DINDA TIARA SITOMPUL; Darwati; Tati HerlinaPlatform mRNA merupakan inovasi teknologi yang selama dekade terakhir telah digunakan sebagai alat profilaktik maupun terapeutik yang menjanjikan di bidang pengembangan vaksin. Namun karena sifatnya yang tidak stabil dan rentan terdegradasi oleh enzim RNAse, maka mRNA harus diintegrasikan dengan molekul pembawa seperti nanopartikel lipid (LNP). Studi sistematis dari berbagai kondisi suhu untuk penyimpanan jangka panjang LNP-mRNA, serta upaya-upaya untuk mempertahankan kestabilannya sangat dibutuhkan. Salah satu upaya untuk menunda mekanisme degradasi LNP adalah dengan menggunakan krioprotektan. Karbohidrat lebih disukai sebagai krioprotektan karena secara kimiawi bersifat tidak berbahaya dan mudah divitrifikasi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu formulasi LNP-mRNA dengan teknik pencampuran cepat, dan uji kestabilan LNP-mRNA dengan metode beku-cair. Sukrosa 2.5, 5 dan 10% serta trehalosa 5, 7.5 dan 15% dipilih sebagai krioprotektan pada proses beku-cair dengan variasi temperatur, yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari variasi temperatur serta jenis dan konsentrasi krioprotektan terhadap kestabilan ukuran LNP-mRNA. Pada uji ANOVA, diketahui bahwa faktor jenis krioprotektan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kestabilan ukuran LNP-mRNA, dimana dari data ukuran LNP-mRNA, diketahui bahwa sukrosa menjadi krioprotektan yang paling baik dalam mempertahankan ukurannya. Namun, faktor jenis krioprotektan dan konsentrasi ternyata tidak berpengaruh signifikan. Berdasarkan data ukuran serta hasil dari uji Kruskal-wallis, diketahui bahwa konsentrasi dengan hasil terbaik yaitu 10% pada sukrosa dan 5% pada trehalosa. Sedangkan pada faktor temperatur, diketahui bahwa temperatur 4 - 37 ˚C menjadi temperatur yang paling mempertahankan ukuran LNP-mRNA.Item EVALUASI CURVATURE PADA PROSES OPTIMASI OKSIDASI SERIUM(III) MENJADI SERIUM(IV) MENGGUNAKAN OKSIDATOR H2O2(2023-07-13) PETRICIA HENDRIANA; Ari Hardianto; Anni AnggraeniLogam tanah jarang (LTJ) merupakan kumpulan dari tujuh belas unsur kimia dalam tabel periodik yang ditemukan dalam berbagai kelas mineral di dunia. Mayoritas dari logam tanah jarang disimpan di tiga mineral yaitu basnasit, monasit, dan senotim. Monasit adalah mineral fosfat [Ce,La,Nd,Th)PO4] dan merupakan sumber komersial utama untuk serium (Ce). Serium adalah logam penting dari seri lantanida yang berperan sebagai paduan logam, bubuk pengkilap kaca, bubuk fluoresen, magnet permanen, katalis, pigmen, panel surya, dan dioda pemancar cahaya (LED). Dengan permintaan akan logam serium dan senyawanya yang terus meningkat, pemisahan serium telah mendapatkan perhatian yang cukup besar. Proses pemisahan serium memanfaatkan kemampuan oksidasi dari Ce3+ menjadi Ce4+ dan diendapkan saat kondisi tetravalennya sehingga dapat terpisah dari lantanida trivalen lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berpengaruh signfikan terhadap pemisahan serium(IV) dan kondisi pada proses pemisahan serium(IV) dengan bantuan desain eksperimen full faktorial. Tahapan penelitian ini dimulai dengan rancangan desain eksperimen 2-level full faktorial dengan penambahan 4 center point untuk evaluasi curvature, oksidasi serium dengan agen pengoksidasi hidrogen peroksida, pengendapan serium dengan agen pengendap natrium hidroksida, penyaringan dengan corong buchner, serta pengeringan serium(IV) pada suhu 50 oC dengan bantuan oven. Didapatkan persentase recovery Ce3+ menjadi Ce4+ tertinggi yaitu sebesar 74,1% terdapat di evaluasi curvature 3 dengan variasi waktu oksidasi 60 menit, volume oksidator 30 mL, dan kecepatan pengadukan 1200 rpm.Item SINTESIS NANOPARTIKEL TiO₂ MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L) UNTUK APLIKASI FOTOKATALISIS DAN ADSORPSI ZAT WARNA(2023-07-13) DEVI RAHMAWATI; Diana Rakhmawaty Eddy; SuryanaLimbah industri mengandung zat warna berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan salah satunya zat warna metilen biru. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan senyawa TiO₂ dalam fotokatalisis dan adsorpsi zat warna. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L) merupakan salah satu capping agent dalam menyintesis nanopartikel TiO₂ secara green synthesis. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menyintesis nanopartikel TiO₂ dengan ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L) dengan mengaplikasikan fotokatalisis dan adsorpsi zat warna metilen biru. Prosedur pada penelitian ini dilakukan dengan mengekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L), kemudian sintesis nanopartikel TiO₂ dengan ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L) dengan variasi konsentrasi ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L) 1:3, 1:5, 1:7, 1:10 dan 1:15 (v/v). Hasil sintesis kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM, XRD, UV-Vis DRS, FTIR, TGA, TM-EDS dan GC-MS. Aktivitas fotokatalisis diuji dengan zat warna metilen biru dengan konsentrasi 10 ppm pada pH 10 dengan lampu UV B. Aktivitas adsorpsi dilakukan untuk nanopartikel TiO₂ sebelum kalsinasi dengan variasi konsentrasi 10, 30 dan 50 ppm pada pH 10. Berdasarkan analisis fase yang didapatkan yaitu anatase dengan morfologi berbentuk bulat. Ukuran partikel terkecil didapatkan pada perbandingan 1:3 sebesar 77 nm. Aktivitas fotokatalisis terbaik dihasilkan oleh perbandingan 1:3 setelah kalsinasi sebesar 90,36%. Aktivitas adsorpsi terbaik dihasilkan oleh perbandingan 1:3 sebelum kalsinasi sebesar 87,98% pada konsentrasi 10 ppm.Item SENYAWA NEOLIGNAN, (+)-LIKARIN A DARI BIJI Myristica fragrans(2023-07-10) M.RAIHAN FATHURRAHMAN HASBILLA; Unang Supratman; Desi Harneti Putri HuspaIndonesia merupakan negara yang kaya dengan biodiversitas dengan 10% populasi tumbuhan berbunga dunia merupakan endemik Indonesia. Salah satu tumbuhan endemik tersebut adalah Myristica fragrans atau pala yang merupakan tumbuhan endemik Indonesia dari Kepulauan Maluku. M. fragrans telah dimanfaatkan sejak lama dalam berbagai macam pengobatan. Salah satu metabolit sekunder potensial yang terdapat pada M. fragrans adalah lignan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan senyawa lignan dari biji M. fragrans beserta menentukan struktur kimianya. Metode penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi biji M. fragrans menggunakan teknik maserasi dengan etanol yang berturut-turut dipartisi dengan n-heksana, etil asetat, dan n-butanol. Ekstrak etil asetat dipilih disebabkan lignan banyak terdapat pada pelarut semipolar seperti etil asetat. Fraksi etil asetat kemudian dipisahkan dan dimurnikan dengan teknik kromatografi hingga diperoleh satu senyawa murni. Struktur senyawa kimia ditentukan menggunakan metode spektroskopi (NMR, MS, UV, dan IR) serta stereokimianya ditentukan dengan rotasi optis. Senyawa (1-3) berhasil diidentifikasi dan merupakan senyawa neolignan kerangka benzofuranoid, yaitu (+)-likarin A (1), likarin B (2) dan, maseneolignan B (3).Item Studi Pengikatan Asam Lemak C16 Pada Resin-Peptida-NH2 Menggunakan Ragam Reagen Kopling Dalam Sintesis Senyawa Lipopeptida C16-PKKKRKV(2023-07-08) ZENITA FATIMAH; Rani Maharani; Ace Tatang HidayatLipopeptida merupakan senyawa yang menggabungkan rantai asam lemak dengan senyawa peptida. Lipopeptida memiliki beberapa aktivitas biologi yang menarik salah satunya adalah sebagai adjuvan vaksin. Adjuvan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam vaksin untuk meningkatkan respon imun antigen dan dapat menurunkan dosis antigen yang digunakan sehingga efektifitas vaksinasi menjadi lebih baik. Senyawa C16-PKKKRKV merupakan salah satu senyawa lipopeptida yang potensial sebagai adjuvan vaksin yang didasarkan pada penyediaan sisi hidrofobik dan hidrofilisitas pada struktur molekulnya sehingga berpeluang untuk berinteraksi secara optimal dengan antigen vaksin. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai senyawa ini, senyawa lipopeptida C16-PKKKRKV disintesis dengan metode sintesis peptida fase padat (SPPS). Senyawa C16-PKKKRKV terdiri atas asam palmitat (C16), prolin (P), arginin (R), valin (V), dan lisin (K). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyintesis lipopeptida C16-PKKKRKV dengan metode SPPS dan melakukan studi pengikatan asam palmitat pada resin-peptida-NH2 dengan menggunakan reagen kopling DIC/Oxyma (metode 1), HATU/HOAt (metode 2), dan PyBOP (metode 3). Senyawa metode 1, 2, dan 3 berhasil disintesis menggunakan metode SPPS. Krud ketiga senyawa dianalisis dengan RP-HPLC analitik dengan kondisi eluen gradien asetonitril:air dengan perbandingan 0:100 sampai 50:50 selama 30 menit. Analisis menunjukkan bahwa pengotor pada krud C16-PKKKRKV 1 lebih sedikit daripada senyawa hasil metode 2 dan 3. Senyawa metode 1 dan 2 dimurnikan menggunakan RP-HPLC semi-preparatif dengan eluen gradien asetonitril:air 0-100%:80-20% selama 50 menit. Analisis dengan RP-HPLC analitik untuk senyawa metode 1 dan 2 menunjukkan puncak target pada tR = 1,815 menit dan tR = 2,409 menit dengan kemurnian 93,94% dan 92,80%. Rendemen yang didapatkan masing-masing sebesar 42,87% dan 12,91% setelah pemurnian. Lipopeptida C16-PKKKRKV murni dikarakterisasi menggunakan HR-ToF-MS dengan [M+H]+ = 1121,8505 yang dikonfirmasi dengan 1H-NMR dan 13C-NMR yang menunjukkan senyawa hasil sintesis sesuai dengan senyawa target.Item Studi Senyawa Berberin sebagai Senyawa Antidiabetes melalui Simulai Docking terhadap Beberapa Protein Target(2023-07-14) AYUDIAH RIZKI UTAMI; Dadan Sumiarsa; Iman Permana MaksumDiabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang menyebabkan kondisi hiperglikemia pada penderitanya, dan menyebabkan berbagai komplikasi kronis hingga kematian. Prevalensi diabetes diprediksi akan terus meningkat dan dengan tingginya toksisitas dari obat-obat diabetik yang ada, maka eksplorasi terhadap senyawa bioaktif bahan alam sebagai senyawa antidiabetes banyak dilakukan. Berberin adalah salah satu senyawa bahan alam golongan alkaloid isokuinolin yang telah menunjukkan aktivitas sebagai senyawa antidiabetes yang baik. Namun potensi berberin sebagai obat alternatif penangangan DM tipe 2 masih perlu dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi berberin sebagai obat alternatif penanganan antidiabetes yang dilakukan dengan mensimulasikan penambatan molekuler senyawa berberin dengan beberapa protein target dengan standar berupa metformin yang merupakan obat lini pertama dalam penanganan DM tipe 2. Protein target yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya adalah AMPK, TAS2R, PPARG, FOXO1, ACC, SIRT3, IKK, dan Keap1. Dilakukan preparasi struktur ligan dan reseptor kemudian dilakukan simulasi molecular docking menggunakan program Autodock 4.2. Hasil simulasi ini berupa energi bebas pengikatan yang kemudian dibandingkan hasilnya antara berberin dengan metformin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berberin memiliki potensi yang sangat baik sebagai obat alternatif dalam penanganan antidiabetes yang ditunjukkan dengan nilai pengikatannya yang lebih baik dibandingkan metformin di seluruh protein target. Kata kunci : diabetes melitus, hiperglikemia, berberin, In SilicoItem EKSTRAKSI SELULOSA DARI Spirogyra sp. DENGAN BANTUAN MICROWAVE(2023-10-17) KARNILA; Solihudin; Allyn Pramudya SulaemanSelulosa merupakan biopolimer terbarukan dan paling melimpah di alam yang sangat bermanfaat diberbagai bidang seperti biomedis, energi, dan lingkungan. Selulosa dari makroalga lebih murni dibandingkan selulosa dari biomassa darat. Spirogyra merupakan salah satu makroalga yang berpotensi sebagai sumber alternatif selulosa. Makroalga mengandung selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, dan zat-zat ekstraktif seperti pigmen. Pigmen yang terkandung dalam biomassa dapat mengganggu proses pemurnian selulosa. Pigmen dapat dihilangkan melalui proses ekstraksi dengan pelarut organik. Ekstraksi biomassa dengan menggunakan pemanasan microwave lebih cepat dan efisien dibandingkan pemanasan konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daya microwave (100 watt, 300 watt, 500 watt, 700 watt) dan waktu ekstraksi (20 menit, 30 menit, 40 menit) yang optimum pada ekstraksi pigmen dari Spirogyra sp. dan mengetahui pengaruh daya microwave dan waktu ekstraksi terhadap yield dan karakteristik selulosa dari Spirogyra sp. Metode penelitian meliputi ekstraksi pigmen dengan variasi daya microwave 100; 300; 500; 700 watt dan waktu ekstraksi 20; 30; dan 40 menit, pemurnian selulosa dengan perlakuan menggunakan H2O2 4%; NaOH 0,5M; dan HCl 5%, serta karakterisasi dengan FTIR, XRD, dan TGA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi dengan daya microwave 700 watt dan waktu ekstraksi 40 menit menghasilkan jumlah pigmen terekstraksi paling tinggi. Yield selulosa yang diperoleh dari berat kering Spirogyra adalah sebesar 10,32-13,19% (b/b). Selulosa yang dihasilkan merupakan selulosa I. Indeks kristalinitas selulosa P7T4, P7T3, dan P5T4 berturut-turut adalah 72,94%, 69,55%, dan 74,45%. Ukuran kristalit selulosa yaitu 7,017-7,069 nm. Produk selulosa mulai terdegradasi pada suhu sekitar 240°C dan puncak degradasi terjadi pada suhu 350 °C.Item SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS TEMBAGA(II)-KUERSETIN DAN UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES SECARA IN VITRO MELALUI INHIBISI ENZIM ALFA-AMILASE(2023-07-10) PUTERI KHANSA SALSABILA; Yudha Prawira Budiman; Yusi DeawatiKuersetin tergolong ke dalam senyawa flavonoid yang sedang dikembangkan sebagai alternatif zat antidiabetes dari bahan alam yang aman tanpa efek samping. Namun dalam penerapannya ditemukan keterbatasan, yaitu rendahnya penyerapan kuersetin di dalam tubuh yang disebabkan oleh kelarutannya buruk dalam air, bioavailabilitasnya rendah, permeabilitasnya buruk, dan tidak stabil. Pembentukan kompleks logam-kuersetin dilaporkan mampu meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas dari kuersetin, salah satunya Cu(II)-kuersetin. Namun dalam penentuan rumus molekul Cu(II)-kuersetin dengan rasio mol Cu:kuersetin 1:1 yang telah dilaporkan terdapat ketidaksesuaian dengan perkiraan teoretis. Pengujian kompleks ini sebagai senyawa antidiabetes juga masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rumus molekul, kelarutan dalam air, dan aktivitas antidiabetes kompleks Cu(II)-kuersetin. Metode penelitian meliputi sintesis kompleks dari tembaga(II)-sulfat pentahidrat dan kuersetin masing-masing 1 mol dalam pelarut metanol, uji kelarutan, identifikasi, dan uji aktivitas antidiabetes melalui inhibisi enzim alfa-amilase. Kompleks Cu(II)-kuersetin berwarna hijau dengan perolehan (yield) sebanyak 89%. Spektra UV-vis menunjukkan adanya pergeseran batokromik dan pada spektra FTIR muncul puncak pada bilangan gelombang 625^-cm untuk vibrasi (Cu–O). Hasil EA, AAS, 1H-NMR, TGA, MSB, dan uji kelarutan secara berurutan menunjukkan kompleks tersusun atas komposisi unsur C=47,44; H=3,80; dan Cu=8,40%, empat molekul air hidrat, serta satu ligan air terikat secara koordinasi sehingga memiliki rumus molekul C30H28CuO19, mengandung ion Cu(II), bersifat paramagnetik dengan miu eff= 1,79 BM, dan kelarutannya dalam air meningkat enam kali lipat dibandingkan kuersetin bebasnya. Dengan demikian, kompleks yang terbentuk adalah [Cu(kuersetin)2(H2O)]•4H2O rasio logam:ligan 1:2. Kompleks ini menunjukkan aktivitas antidiabetes dengan nilai IC50 sebesar 142 mikroM yang sebanding dengan obat antidiabetes acarbose dan lebih tinggi dibandingkan kuersetin bebas.Item OPTIMISASI EKSPRESI SINGLE-CHAIN FRAGMENT VARIABLE-BIOTIN ACCEPTOR DOMAIN (SCFV-BAD) PADA Escherichia coli ORIGAMI B (DE3) MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM) UNTUK DETEKSI ANTIGEN E2 CHIKV(2023-07-08) RACHELIA SALSABILA ZULFA; Toto Subroto; Shabarni G.Chikungunya merupakan penyakit dengan gejala demam, nyeri sendi, ruam, ataupun nyeri otot yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV). Pada CHIKV, terdapat glikoprotein E2 yang bertanggungjawab atas pengikatan terhadap reseptor spesifik sel inang, sehingga dapat dijadikan sebagai target pengenal suatu antibodi. Diperlukan diagnosis dini untuk mendeteksi CHIKV, salah satunya dengan tes cepat berbasis imunokromatografi yang dinilai sederhana, praktis, serta telah banyak dikembangkan. Untuk keperluan diagnosis, dapat dimanfaatkan fragmen antibodi single-chain fragment variable (scFv) sebagai pengganti antibodi monoklonal karena penetrasinya lebih cepat serta biaya produksinya lebih murah. Pada imunokromatografi, scFv perlu difusikan dengan Biotin Acceptor Domain (BAD) agar dapat diimobilisasi pada membran nitroselulosa berdasarkan sistem streptavidin-biotin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum ekspresi scFv-BAD anti-E1E2 CHIKV terbiotinilasi pada inang Escherichia coli Origami B (DE3). Optimisasi ekspresi dilakukan berdasarkan Desain Box-Behnken dengan memvariasikan konsentrasi Isopropyl β-D-1-thiogalactopyranoside (IPTG), waktu induksi, dan suhu induksi. Scfv-BAD dimurnikan dengan kromatografi Ni2+-NTA dan diuji kadarnya dengan uji bradford. Kemudian dilakukan pengujian terhadap streptavidin dan antigen E2 CHIKV menggunakan metode ELISA. Berdasarkan penelitian, kondisi optimum didapat ketika diinduksi IPTG 0,2 mM selama 2 jam pada suhu 37ºC. Diperoleh persentase kemurnian sebesar 88,4% dengan kadar protein 0,658 mg/mL. ScFv-BAD anti-E1E2 CHIKV yang diproduksi telah terbiotinilasi, dibuktikan dengan adanya interaksi terhadap streptavidin-HRP. Namun, hasil ELISA menunjukkan scFv-BAD anti-E1E2 CHIKV yang diproduksi tidak dapat berinteraksi dengan antigen E2 CHIKV, diduga karena struktur tiga dimensinya rusak selama proses lisis.Item PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA SINTESIS NANOPARTIKEL GADOLINIUM SECARA RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM) BOX-BEHNKEN DESIGN(2023-07-13) BALQIS FADHILATUNNISA; Santhy Wyantuti; Husein Hernadi BahtiNanopartikel Gadolinium (Gd) adalah alternatif penggunaan Gd khelat secara klinis sebagai agen kontras pada Magnetic Resonance Imaging (MRI). Dalam bentuk nanopartikel tersebut, Gd dipercaya memiliki toksisitas yang lebih rendah, waktu sirkulasi yang lebih lama, dan kandungan Gd di dalamnya yang cukup tinggi mampu meningkatkan pencitraan suatu penyakit pada saat diagnosis dengan alat MRI. Pada penelitian ini dilakukan sintesis nanopartikel Gd menggunakan metode hidrotermal. Penentuan kondisi optimum pada sintesis dikombinasikan dengan menggunakan desain eksperimen Response Surface Methodology (RSM) Box-Behnken design. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum didapatkan dengan variasi massa Gd2O3 0,4910 g, suhu 180 ℃, dan waktu 7 jam. Hasil karakterisasi Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX) dan Transmission Electron Microscope (TEM) menunjukkan nanopartitkel Gd pada kondisi optimum berbentuk bulat dengan rentang ukuran 13-141 nm. Spektrum Fourier Transform Infrared (FTIR) mengidentifikasi molekul PEG dengan intensitas yang rendah pada nanopartikel Gd. Nilai potensial zeta yang diperoleh sebesar +36,7 ± 0,802 mV. Secara keseluruhan analisis RSM Box-Behnken design dapat memfasilitasi penentuan kondisi optimum sintesis nanopartikel Gd.