Analisis Hubungan Gejala Depresi Terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Populasi Usia Menengah dan Usia Lanjut di Indonesia
No Thumbnail Available
Date
2018
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Depresi merupakan penyakit dengan pola prevalensi semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Namun kesadaran dan kepedulian terhadap gejala depresi masih rendah dan seringkali tidak terdeteksi. Sudah banyak penelitian di negara maju menunjukkan adanya hubungan depresi dengan penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan gejala depresi dengan kejadian penyakit kardiovaskular di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional menggunakan sumber data sekunder Indonesia Family Life Survey gelombang 5 (IFLS-5). Kriteria inklusi data subjek penelitian yaitu responden berusia ≥ 45 tahun, memiliki gejala depresi dengan skoring CESD-10, serta memiliki data terkait penyakit kardiovaskular. Untuk kriteria eksklusi berdasarkan responden yang tidak memiliki data lengkap. Analisis dilakukan berdasarkan total populasi, serta berdasarkan subkelompok usia menengah (45-60 tahun) dan usia lanjut (>60 tahun). Tahapan penelitian dimulai dengan analisis univariat, seleksi bivariate (p-value < 0,25) dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik dengan melaporkan nilai odds ratio (OR), 95% Confidence Interval (CI), dan p-value. Jumlah sampel penelitian yang diamati sebesar 9.049 orang, terdiri atas 6.436 usia menengah dan 2.613 usia lanjut. Hasil analisis menunjukkan gejala depresi memiliki hubungan yang signifikan dengan risiko kejadian kardiovaskular setelah dikoreksi dengan variabel perancu usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, obesitas, tingkat pendidikan, tempat tinggal ((OR) 1,56 [95% CI 1,18-2,05], p-value = 0,002). Berdasarkan analisis subkelompok usia didapatkan perbandingan bahwa gejala depresi hanya memiliki hubungan yang signifikan pada kelompok usia lanjut setelah dikoreksi dengan variabel perancu obesitas, tingkat pendidikan, tempat tinggal ((OR) 1,89 [95% CI 1,22-2,94], p-value = 0,005). Pada usia menengah tidak terdapat hubungan yang signifikan setelah dikoreksi dengan variabel perancu jenis kelamin, kebiasaan merokok, obesitas, tingkat pendidikan dengan nilai odds ratio (OR) 1,39 [95% CI 0,98-1,98], p-value = 0,063. Dapat disimpulkan gejala depresi meningkatkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Pada subkelompok masing-masing usia, kelompok usia lanjut meningkatkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular, sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan padakelompok usia menengah. Oleh karena itu, diperlukan skrining depresi pada kelompok usia lanjut untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
Description
Keywords
Depresi, penyakit kardiovaskular, usia