UBLIC SERVICE OBLIGATION (PSO) REPRESENTASI PT. PLN SEBAGAI PDALAM FILM DOKUMENTER KESETRUM LISTRIK NEGARA

Abstract

Farah Azka Gazali, 210610170060. 2022. Skripsi ini berjudul “Representasi PT. PLN Sebagai Public Service Obligation (PSO) Dalam Film Kesetrum Listrik Negara”. Pembimbing utama Dr. Hj. Henny Sri Mulyani, M.Si. dan pembimbing pendamping Abie Besman, S.Sos., M.Si. Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana PT. PLN sebagai Public Service Obligation (PSO) direpresentasikan melalui film dokumenter. Subjek penelitian ini adalah film Kesetrum Listrik Negara karya Muhamad Sridipo yang dipublikasikan melalui kanal YouTube WatchDoc Documentary, dan objek penelitiannya adalah PT. PLN selaku fokus utama dalam film. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes untuk mencari representasi PT. PLN sebagai Public Service Obligation (PSO) pada level denotasi, konotasi, dan mitos. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui bahwa pada level denotasi, film Kesetrum Listrik Negara dapat memberikan informasi terkait tugas dan fungsi PT. PLN sebagai Public Service Obligation (PSO) secara rinci dan berimbang melalui penampilan beberapa orang narasumber dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Pada level konotasi ditemukan hasil bahwa film Kesetrum Listrik Negara merepresentasikan PT. PLN dalam posisi yang dilematis dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Public Service Obligation (PSO). Mitos yang diperoleh dari hasil denotasi dan konotasi tersebut adalah 1) penyelenggara pelayanan publik di Indonesia belum dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sebagai pelanggannya, (2) masyarakat sebagai pelanggan pada umumnya tidak mengetahui permasalahan yang dialami oleh penyelenggara pelayanan publik yang menyebabkan rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan, (3) penyelenggara pelayanan publik di Indonesia yang sebenarnya merupakan korporasi namun menerima penugasan sebagai PSO cenderung berada pada posisi dilematis dalam melaksanakan penugasannya, dan (4) pemerintah cenderung lamban dalam mengatasi permasalahan terkait penugasan Public Service Obligation (PSO) yang sebenarnya berpotensi merugikan pemerintah sendiri. Penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan kajian yang lebih dalam terhadap film Kesetrum Listrik Negara dengan menggunakan metode semiotika lainnya maupun dengan mengangkat topik atau sudut pandang yang berbeda. Sementara untuk sineas perfilman Indonesia, disarankan untuk semakin banyak mengangkat isu-isu terkait pelayanan publik yang kurang diketahui oleh masyarakat melalui film dokumenter.

Description

Keywords

PT. PLN, Public Service Obligation (PSO), Representasi

Citation

Collections